Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pendiri Paham Najariyah dan I'tiqadnya serta Sikap Ahlussunnah

Daftar Isi [Tampilkan]

 Pendiri Paham Najariyah

Pendiri paham najariyah adalah adalah Abu Abdillah bin Muhammad an-Najar. la hidup pada masa Khalifah Ma'mun sekitar tahun 198 H - 218 H. Pada mulanya ia murid seorang Mu'tazilah bernama Basyar al Marisi, tetapi kemudian ia beralih menganut paham Jabariyah dan kemudian membuat paham sendiri. Yakni, Najariyah. 

Paham Najariyah pada mulanya agak berkembang. Paham ini dibagi menjadi tiga aliran, yakni: 

  1. Aliran Margatsiyah 
  2. Aliran Za'faraniyah 
  3. Aliran Mustadrikah 

Paham ini sebenarnya hendak mempersatukan di antara paham-paham yang ada. Sehingga satu kesempatan dakwahnya sama dengan Mu'tazilah, dan di kesempatan lain sama dengan Jabariyah, satu kali sama dengan Ahlussunah Waljama'ah dan satu kali sama dengan Syiah. Tetapi fatwa kaum Najariyah ini akhirnya hilang dihanyutkan zaman, karena tidak mendapat banyak pengikut. 

I'tiqad kaum Najariyah

Kaum Najariyah memiliki i'tiqad yang agak mirip dengan Syiah. Namun, sebagian i'tiqadnya iuga mirip dengan i'tiqad firqah lain. Sehingga dari Sisi konsistensi, i'tiqad Kaum Najariyah bisa dikatakan i'tiqad campuran. 

Ajaran pokok aliran najariyah adalah: 

  1. Tuhan tidak punya sifat
  2. Orang mu'min yang berbuat dosa pasti masuk neraka. 
  3. Tuhan tidak bisa dilihat. 

Sikap Ahlussunah Waljama'ah 

Ahlussunah Waljama'ah tidak sejalan dengan kaum Najariyah. Sebab, i'tiqad kaum Najariyah bertentangan ayat-ayat al Qur'an dan Hadis Nabi Saw. 

Kaum Ahlussunah Waljama'ah berpendapat, bahwa: 

  1. Tuhan punya sifat. 
  2. Mu'min yang berbuat dosa belum pasti masuk neraka. 
  3. Tuhan bisa dilihat.