Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Aliran Bahaiyah dan Ajarannya serta Sikap Aswaja

Daftar Isi [Tampilkan]

Sejarah Aliran Bhaiyah 

Aliran Bahaiyah muncul di kalangan kaum Syi'ah Imamiyah di Iran pada abad XIX. Pendiri paham bahaiyah adalah Mirza Ali Muhammad seorang Syi'ah yang menyebut dirinya sebagai "Al Bab", yang berarti pintu. Yakni, pintu yang menghubungkan manusia dengan "Imam yang lenyap" yang akan keluar pada akhir zaman. 

Dia mendakwahkan bahwa agama yang tiga semua benar. Karena itu ketiganya harus disatukan. Tidak ada Yahudi, Nasrani dan Islam. Yang ada adalah "Dinullah" (Agama Allah). la menyeru manusia untuk memeluk “agama internasional". 

Fatwanya menimbulkan kehebohan di Iran. Hingga Mirza Ali Muhammad ditangkap dan dijatuhi hukuman mati oleh Syah di Tibriz tahun 1853 M. 

Ajaran Bahaiyah

I'tiqad kaum Bahaiyah terpengaruh i'tiqad kaum Syiah, selain itu, i'tiqad Bahaiyah juga terpengaruh oleh situasi yang berkembang pada saat itu. Karena itu, i'tiqad yang dimunculkan adalah menyatukan agama-agama besar di dunia. 

Di antara ajaran kaum Bahaiyah adalah: 

  1. Agama Yahudi, Nasrani dan Islam harus disatukan menjadi agama internasional, karena semuanya dari Tuhan 
  2. Paham serba Tuhan (wahdatul wujud) 
  3. Rasulullah Saw adalah manifestasi (perwujudan) Tuhan 

Sikap Ahlussunah Waljama'ah

Paham Ahlussunah Waljama'ah tidak sependapat dengan i'tiqad kaum Bahaiyah. Agama Yahudi, Nasrani dan Islam tidak mungkin disatukan jadi satu agama, karena masing-masing mempunyai eksistensi sendiri-sendiri. 

Selain itu, paham serba Tuhan adalah paham yang bisa membahayakan akidah umat Islam. 

Kaum Ahlussunah Waljama'ah menegaskan, bahwa: 

  1. Agama Islam, agama Yahudi dan agama Nasrani memiliki eksistensi sendiri-sendiri. 
  2. Paham Wahdatul Wujud (serba Tuhan) paham sesat
  3. Rasulullah Saw. adalah manusia biasa.