Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Proses Masuk dan Perkembangan Islam di Malaysia

Daftar Isi [Tampilkan]

Proses Masuknya Islam di Malaysia

Proses masuknya agama Islam di Malaysia berawal dari kerjaan-kerajaan Melayu, jauh sebelum datangnya bangsa Barat di kawasan tersebut. Kerajaan-kerajaan Melayu dikenal dalam sejarah sebagai Kerajaan Islam. Agama Islam disebarkan oleh pedagang Gujarat melalui daerah kerjaan tersebut mendakwahkan Islam ke Malaysia pada Sekitar abad kesembilan. 

Menurut keterangan ini, maka Islam ke Malaysia berdasar pada yang diungkapkan Azyumardi Azra bahwa Islam datang dari India, yakni Gujarat dan Malabar. Malaysia merupakan jalur perdagangan dunia yang menghubungkan kawasan-kawasan di Arab dan India dengan wilayah China.

Wilayah Malaysia juga dijadikan tempat persinggahan sekaligus pusat perdagangan yang amat penting. Oleh karena iu, wilayah ini juga menjadi pusat bertemunya bermacam-macam keyakinan dan agama yang berinteraksi secara luas. 

Agama Islam masuk ke wilayah Malaysia pada abad pertama Hijrah dibawa oleh para pedagang India, Persia, dan juga Arab yang mayoritas beragama Islam. Agama Islam disebarkan melalui suatu proses damai dan secarä cepat diterima oleh masyarakat karena mampu berbaur adat dan kebudayaan masyarakat yang didatangi. 

Perkembangan Islam di Malaysia

Menurut ahli sejarah, masuknya Islam di Asia Tenggara termasuk Malaysia sedikitnya ada tiga teori. Pertama, teori yang menyatakan bahwa Islam datang langsung dari Arab (Hadramaut). Kedua, Islam datang dari India, yakni Gujarat dan Malabar. Ketiga, Islam datang dari Benggali (kini Banglades). 

Sedangkan menengenai pola penerimaan Islam di tanah Malaysia maupun di Indonesia ada dua pola yang berbeda. Pertama, Islam diterima terlebih dahulu oleh masyarakat lapisan bawah, kemudian berkembang dan diterima oleh masyarakat lapisan atas atau elite penguasa kerajaan. Kedua, Islam diterima langsung oleh elite penguasa kerajaan, kemudian disosialisasi-kan dan berkembang ke masyarakat bawah. 

Pola pertama biasa disebut bottom up, dan pola kedua disebut top down. Pola ini Menyebabkan islam berkembang sangat cepat sampai pada saat sekarang di Malaysia. 

Pola penerimaan yang pertama melalui jalur perdagangan dan ekonomi yang melibatkan orang dari latar belakang suku dan ras yang berbeda kemudian saling berinteraksi dengan adanya interaksi itu mereka bertukar pikiran tentang masalah perdagangan, politik, sosial dan keagamaan di tengah masyarakat yang plural ini tentu saja terdapat tempat mereka berkumpul dan menghadiri kegiatan itu.

Pola kedua mulai menyebar melalui pihak para pemimpin dan penguasa di mana istana kerajaan sebagai pusat kekuasaan berperan di bidang politik dan penataan kehidupan sosisal, dengan dukungan ulama yang melibat langsung dalam birokrasi pemerintahan hukum islam yang bersumber dari al quran dan sunnah di susun dan di terapkan. 

Bukti-buktii sejarah yang membuktikan perkembangan islam di malaysia dapat di temukan sesudah abad ke sepuluh, pada abad ke-15 misalnya dan ketika itu brunei masih bergabung dengan malaysia, salah satun sumber dari Cina menyebutkan ada enam masjid dimalaysia dan ditemukan batu nisan silsilah keturunan raja-raja Brunei.

Sultan Brunei ketika itu adalah Abdul Djalil Jabar tahun 1660, isterinya adalah putri sultan Sukadana dari Sambas, kemudian pada tahun 1852 ada masjid jami di bangun di daerah kucing. Pada tahun 1917 di bangun madrasah di malaysia yang di sebut madrasah al mursyidah. 

Bukti bukti sejarah ini mengisyaratkan bahwa islam di malaysia terus mengalami kemajuan yang di tandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan islam. 

Pada abad ke 20, pada saat bangsa barat terutama inggris menjajah dunia timur. Urusan urusan agama dan adat melayu lokal di malaysia di bawah keordinasi sultan sultan dan hal itu di atur melalui sebuah departemen sebuah dewan atau kantor sultan. Ketika malaysia mendapatkan kemerdekaan dan membentuk negara federal, setiap negara bagian dalam federasi malaysia telah membentuk sebuah departemen urusan agama. 

Penduduk muslim di malasia juga patuh pada hukum pengadilan agama (mahkamah syariah) yang di ketuai hakim agama. Seiring perkembangan dengan didirikanya perguruan tinggi islam dan di bentuk fakultas danjurusan agama. Salah satu perguruan tinggi yang terkenal adalah universitas kebangsaan malaysia.  

Agama Islam di tetapkan sebagai agama resmi di malaysia namun pemerintah melindungi penganut agama agama lain untuk mencipatakan ketentraman, perdamaian bagi masyarakat. meskipun pemimpin dan masyarakat mayoritas beragama islam, tidak berarti islam dapat di paksakan kepada semua pihak. Semua warga negara baik muslim maupun non muslim harus menghargai dan menjunjung tinggi konstitusi negara kebangsaan malaysia.