Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Amal Saleh adalah, Dalil dan Syarat Diterimanya

Daftar Isi [Tampilkan]

Pengertian Amal Saleh

Pengertian amal saleh menurut bahasa diartikan sebagai perbuatan baik yang mendatangkan pahala, atau sesuatu yang dilakukan dengan tujuan berbuat baik terhadap masyarakat atau sesama manusia. Secara Bahasa Amal saleh berasal dari kata Bahasa Arab yaitu amal dan saleh, amal berarti perbuatan dan saleh artinya baik atau lawan dari rusak.

Secara istilah amal saleh adalah perbuatan bersungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah atau menunaikan kewajiban agama yang dilakukan dalam bentuk berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau sesama manusia. 

Amal saleh adalah setiap pekerjaan yang baik, bermanfaat dan patut dikerjakan, baik pekerjaan yang bersifat ubudiyah (seperti; sholat, puasa, zakat, haji dan lain-lain) atau pekerjaan yang bersifat sosial (seperti; menolong orang lain, menyantuni anak yatim, peduli pada sesama dan lain-lain). Amal saleh penting untuk dilakukan oleh setiap muslim. Allah Swt berfirman:

"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan." (QS. An-Nahl : 97)

Selain itu orang yang melakukan amal saleh dijamin mendapatkan surga oleh Allah Swt. Allah Swt berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اُولٰۤىِٕكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِۗ جَزَاۤؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗرَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ ۗ ذٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهٗ ࣖ

7.  Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itulah sebaik-baik makhluk.

8.  Balasan mereka di sisi Tuhannya adalah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya (Q.S. Al Bayinah:7-8)

Dalil Amal Saleh 

Allah Swt berfirman:

وَالْعَصْرِۙ ١ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ ٢ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ ٣

1.  Demi masa, 2.  sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, 3.  kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran. (QS. Al-Ashr(103):1-3)

Surat al-'Ashr di atas dimulai dengan wawu qasam (baca: huruf wawu sumpah) yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti "demi". Jadi kata wa al- ‘Ashr berarti demi masa atau demi waktu ashar. Di dalam tata bahasa Arab huruf sumpah biasanya digunakan untuk meyakinkan orang yang diajak bicara atau untuk meyakinkan bahwa apa yang dibicarakan merupakan sesuatu yang serius.

Dari sini jelas nampak sekali bahwa masalah waktu di dalam Islam adalah masalah yang sangat serius. Banyak sekali orang yang setiap hari pekerjaannya hanya membuang-buang waktu dan fenomena seperti itu yang tidak disukai oleh agama Islam.

Dalam surat al-'Ashr di atas juga ditegaskan bahwa seluruh manusia berada di dalam kerugian kecuali dua golongan, yaitu orang-orang yang beriman dan orang-orang yang beramal sholeh.

Orang-orang beriman yang dimaksud oleh ayat di atas adalah orang-orang yang hati, ucapan dan perbuatan sejalan. Hal ini sesuai dengan pengertian dari imanhttps://www.qoroa.id/2020/04/beriman-kepada-qadha-dan-qadar-allah-swt.html itu sendiri yang berarti yakin di dalam hati, mengucapkan dengan lisan dan mengamalkan dengan perbuatan.

Di zaman sekarang ini pengertian iman masih sering dipahami secara salah oleh banyak orang. Ada orang yang memiliki keyakinan kuat kepada Allah Swt dan berbicara di mana-mana tentang keimanannya tetapi ia tidak pernah mengaplikasikan keyakinan dan ucapannya itu dalam bentuk perbuatan. 

Fenomena seperti ini berakibat pada tidak adanya keseimbangan antara keyakinan atau ucapan dengan perbuatannya. Orang-orang yang seperti ini adalah orang-orang yang percaya kepada Allah Swt dan berbicara di mana-mana tetapi perbuatannya seratus delapan puluh derajat berbeda dengan apa yang diyakini dan diucapkan. Mereka menganjurkan orang untuk tidak korupsi, tetapi mereka justru korupsi. Mereka menganjurkan untuk tidak membunuh, tetapi mereka justru pembunuh ulung.

Di sisi lain ada orang yang berbicara tentang keimanannya di mana-mana dan telah mengaplikasikan dalam perbuatan taat, hanya saja keimanannya tidak tertanam di dalam hati. Orang yang seperti ini mirip dengan orang-orang khawarij yang rajin beribadah tetapi rajin juga membunuh orang. 

Abdurahman bin Muljam sosok yang membunuh Ali adalah orang yang di siang hari berpuasa, melaksanakan shalat tahajut di malam hari, menghafal al-Quran tetapi sekaligus juga pembunuh Ali. Orang seperti ini rajin melaksanakan shalat berjamaah, kerap melaksanakan shalat tahajut dan senantiasa berpuasa tetapi rajin juga menghardik orang, mengaku paling benar sendiri dan senantiasa menyalahkan orang lain.

Kelompok yang kedua dan termasuk orang-orang yang tidak merugi adalah orang yang senantiasa melaksanakan amal saleh. Hanya saja agar amal saleh yang dilakukan memiliki buah, maka ia harus disertai dengan syarat-syarat tertentu.

Syarat Diterimanya Amal Saleh

Amal saleh yang dilaksanakan sehingga diterima oleh Allah Swt adalah amal saleh yang memiliki empat kriteria.

1. Mengerti Ilmu dari Amal Shaleh yang Dilakukan.

Rasulullah Saw ketika ditanya tentang perbuatan apa yang paling utama, maka beliau menjawab: "Pekerjaan yang paling utama adalah adalah menuntut ilmu". Ucapan ini diulang sampai tiga kali oleh Rasulullah Saw. Selanjutnya ketika di tanya untuk yang keempat kali, maka Rasulullah Saw menjawab:

"Apakah amal shaleh yang dilakukan akan diterima oleh Allah Swt tanpa mengetahui ilmunya?". Dengan demikian seseorang yang melaksanakan shalat dan agar shalatnya diterima, maka ia harus mengerti ilmu tentang shalat dan demikian pula pada ibadah-ibadah yang lainnya

2. Memiliki Niat yang Baik.

Dari Umar bin Khattab Rasulullah Saw bersabda: "Sesungguhnya amal perbuatan harus disertai dengan niat dan setiap orang tergantung pada apa yang ia niatkan" (HR. Bukhari-Muslim). Niat di dalam beribadah sangat penting. 

Setidaknya terdapat dua fungsi niat apabila dihubungkan kepada ibadah, yaitu: Membedakan ibadah dengan kebiasaan dan membedakan satu ibadah dengan ibadah yang lain. Oleh karena itu amal shaleh yang dilakukan dengan niat yang tidak baik mislanya dengan niat pamer, maka ia hanya akan menjadi kesia-siaan dan termasuk orang yang mendustakan agama.

3. Sabar di Tengah Melaksanakannya

Banyak orang mengaitkan ibadah dengan balasan kebahagiaan hidup di dunia. Mereka yang beramal saleh selalu menghitung berapa dan harta dunia apa yang ia dapatkan ketika ia melaksanakan amal saleh. Tidak jarang orang yang melaksanakan shalat dhuha misalnya menantang Allah Swt dan mengatakan apabila ia sudah shalat dhuha satu tahun dan ternyata ia menjadi orang kaya, maka ia pun tidak akan mau shalat dhuha lagi.

Sabar bukan hanya diperlukan bagi orang yang mendapatkan musibah, tetapi sabar juga diperlukan bagi orang yang melaksanakan perbuatan taat.Saat seseorang bangun malam melaksanakan shalat sunnahhttps://www.qoroa.id/2022/07/sunnah-dan-bidah.html tahajud, maka untuk dapat melaksanakan shalat tahajud tersebut seseorang harus bersabar. Dengan mata yang masih mengantuk, udara yang dingin dan suasana yang sunyi seseorangt harus bersabar untuk dapat melaksanakan shalat tahajud.

Seseorang yang melaksanakan ibadah puasa juga harus bersabar. Di saat orang lain menyantap makanan dengan lahapnya dan di saat seseorang meminum air es dengan nikmatnya di tengah terik matahari, maka orang yang berpuasa tetap konsisten menahan lapar dan dahaganya. Di sini seseorang benar-benar diuji kesabarannya untuk berbuat taat kepada Allah Swt. 

Seseorang yang tidak dapat bersabar dalam melaksanakan perbuatan taat, maka ia akan kalah dan esok hari niscaya ia akan meninggalkan perbuatan taat tersebut. Oleh karena itu Allah Swt memberikan pahala yang sangat besar bagi orang-orang yang dapat melaksanakan kesabarannya. Allah Swt berfirman:

قُلْ يٰعِبَادِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوْا رَبَّكُمْ ۗلِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗوَاَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةٌ ۗاِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ ١٠

10.  Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Bumi Allah itu luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa perhitungan. (OS. Al-Zumar (39):10) . 

4. Ikhlas Setelah Melaksanakan Amal Saleh.

Ikhlas dalam beramal shaleh berarti menyerahkan segala sesuatu yang kita laksanakan semata-mata karena Allah Swt. Setelah seseorang memberikan sedekah kepada si A misalnya, maka yang harus ia lakukan adalah melepas sedekahnya tersebut kepada Allah. 

Ia tidak usah mengungkit-ungkit terhadap sedekahnya tersebut di saat si A misalnya tidak memberikan timbal balik sesuai dengan keinginannya. Sebab apabila seseorang meminta timbal balik atas kebaikan dan amal shaleh yang ia lakukan, maka sudah pasti dia tidak termasuk ke dalam katagori orang-orang yang ikhlas.