Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Al Hakim dan Meneladani Allah dengan Sifat Al Hakim

Daftar Isi [Tampilkan]

Arti al Hakim

Al-hakim artinya berasal dari akar kata hakama yang terdiri dari huruf ha, kaf dan mim yang maknanya secara umum berarti menghalangi. Seperti kata hukum yang biasanya digunakan untuk menghalangi penganiayaan seseorang pada orang lain. 

Selain itu tali kendali yang digunakan untuk mengendalikan hewan. Di dalam bahasa Arab disebut dengan hakamah karena seseorang yang mengendalikan hewan dapat menghalangi hewan yang bersangkutan untuk menuju arah yang diinginkan. 

Demikian pula kata istilah hikmah yang digunakan untuk sesuatu yang bijaksana yang apabila diperhatikan insya Allah seseorang akan selamat. Di dalam al-Qur'an kata Al-Hakim terulang 97 kali dan semuanya mengacu kepada sifat Allah. Al-Hakim di pahami oleh mayoritas ulama Allah Swt sebagai Dzat yang memiliki hikmah. 

Sementara hikmah berarti mengetahui hal yang yang paling asasi, baik dari sisi pengetahuan atau perbuatan. Selain itu hikmah juga bisa juga bisa diartikan sesuatu yang apabila digunakan pelakunya tidak akan tertimpa malapetaka, melainkan ia akan mendapatkan kebajikan yang besar. Oleh karena itu beruntunglah orang-orang yang mendapatkan hikmah. 

Meneladani Allah dengan sifat al Hakim

1. Memperdalam ilmu pengetahuan

Salah satu dari pengertian al Hakim adalah orang yang memiliki hikmah. Salah satu makna hikmah adalah ketika ia digunakan, maka seseorang akan selamat. Untuk selamat orang akan memilih jalan yang terbaik dan jalan yang terbaik hanya dapat ditempuh oleh orang-orang yang berilmu. Disini terlihat keutamaan orang yang berilmu dan hal tersebut juga diapresiasi oleh al Qur'an.

2. Bertindak profesional dalam hal apapun 

Seorang muslim yang meneladani Allah Swt sebagai al Hakim bukan hanya sekedar memiliki ilmu sekedarnya saja, melainkan ia harus memiliki keahlian dan profesionalitas khususnya pada bidang-bidang tertentu sehingga ketika ia mengukuhkan sesuatu tidak dilakukan dengan coba-coba. Selain itu langkah-langkah yang akan dilakukan sudah tergambar dan menimbulkan kemaslahatan umum. Ketika ia memberikan ceramah akan terlihat ceramah yang bermutu, efektif dan efisien.

3. Bersikap bijaksana

Seseorang yang meneladani sikap al-Hakim Allah Swt akan bersifat bijaksana. Kebijaksanaan akan terealisasi melalui keyakinan yang penuh bahwa pengetahuan dan tindakan yang diambilnya berada pada jalan yang benar. Apabila ini terjadi, maka ia akan tampil di depan publik dengan penuh rasa percaya diri, tidak berbicara dengan keraguan atau berdasarkan perkiraan dan tidak menetapkan suatu keputusan dengan coba-coba.