Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Produk Domestik Bruto (PDB), LENGKAP!!

Daftar Isi [Tampilkan]

Pengertian Produk Domestik Bruto (PDB)

Pengertian PDB adalah nilai pasar semua barang serta jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam jangka waktu periode tertentu. Penafsiran Produk Domestik Bruto (PDB) ialah salah satu metode menghitung pendapatan nasional.

Pengertian Produk Domestik Bruto (PDB) bisa diterjemahkan sebagai nilai keseluruhan semua jasa dan barang yang dihasilkan pada wilayah tersebut dan pada jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). PDB berbeda dengan produk nasional bruto sebab memasukkan pendapatan-pendapatan yang bersumber dari faktor produksi luar negeri yang bekerja di negara tersebut.

Pada dasarnya, PDB adalah nilai moneter dari seluruh produksi barang yang dihasilkan oleh negara pada periode tertentu. Adapun PDB pada biasanya dihitung pada periode tahunan (Investopedia, 2012).

Pengertian Produk Domestik Bruto (PDB)

Menurut Gregory Mankiw, penafsiran Produk Domestik Bruto (PDB) terbagi menjadi dua, yakni:
  1. Seluruh pengeluaran yang dipakai untuk barang jadi serta jasa yang diproduksi dalam negeri; atau
  2. Seluruh penbisaan yang diperoleh oleh pemilik-pemilik faktor produksi dalam negeri.
Produk Domestik Bruto (PDB) lazimnya dipakai sebagai indikator baik atau buruknya perekonomian negara juga tolok ukur kemakmuran masyarakat di negara tersebut. Bagi para ekonom, pakar statistika, dan juga wartawan perhitungan pendapatan nasional bisa memberikan informasi mendalam yang bisa dipakai untuk memproyeksi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.

Meskipun perhitungan pendapatan nasional bukan merupakan ilmu yang pasti, namun perhitungan tersebut bisa memberikan informasi tentang kinerja ekonomi dan bagaimana pendapatan/produksi diperoleh dan pengeluaran dialokasikan.

Baca Juga : Permasalahan Ekonomi yang Dihadapi Negara Berkembang

Kritik mengenai penggunaan produk domestik bruto (PDB) ialah banyaknya transaksi yang tak tercatat dan dilaporkan kepada pemerintah. Ada yang bilang bahwa PDB bukan hanya bertujuan untuk mengukur kesejahteraan materi, namun PDB juga bisa mengukur produktivitas sebuah Negara.

Produk Domestik Bruto cuma menghitung total produksi suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi tersebut dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak dalam negeri. Begitu juga dengan sebaliknya, Produk Nasional Bruto (PNB) memperhatikan asal usul faktor produksi yang dipakai pada negara tersebut.

PDB Nominal merujuk terhadap nilai produk domestik bruto tanpa memperhatikan pengaruh dari price. Sedangkan PDB riil (atau biasa disebut PDB Atas Dasar Harga Konstan) yakni mengoreksi angka PDB nominal dengan memasukkan pengaruh harga..

Produk Domestik Bruto bisa dihitung melalui 2 pendekatan, yakni pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan. Rumus umum yang dipakai untuk PDB dengan pendekatan pengeluaran ialah :

PDB = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + (ekspor - impor)

Penafsiran konsumsi ialah pengeluaran yang dijalankan oleh rumah tangga, investasi yang dijalankan oleh sektor usaha, pengeluaran pemerintah yang dijalankan oleh pemerintah, beserta ekspor dan impor yang melibatkan sektor luar negeri.

Dari rumus di atas, jika konsumsi bertambah maka berpengaruh terhadap PDB yang meningkat juga. Begitu pula dengan Investasi, pengeluaran pemerintah, serta ekspor bersih jika mengalami peningkatan maka jumlah PDB pula meningkat, hal ini disebabkan karena komponen-komponen tersebut berada pada satu fungsi linier. Oleh karena itu, setiap negara harus selalu berusaha untuk meningkatkan konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, dan juga nilai ekspor bersih.

Rumus umum yang dipakai untuk pendekatan pendapatan menghitung pendapatan yang diterima faktor produksi ialah :

PDB = sewa + upah + bunga + laba

Penafsiran sewa ialah pendapatan pemilik faktor produksi tetap, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk yang memiliki modal, serta laba untuk pengusaha.

Semetode teori, PDB dengan menggunakan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus memperoleh angka yang sama. Akan tetapi, dalam praktek menghitung PDB dengan memakai pendekatan pendapatan sulit untuk dilakukan, maka yang sering dipakai ialah dengan memakai pendekatan pengeluaran.

PDB suatu negara yang berbeda bisa dibandingkan dengan cata menukar nilainya dalam mata uang lokal menurut :
  1. Nilai tukar mata uang saat ini : PDB dihitung sesuai nilai tukar yang digunakan dalam pasar mata uang internasional, atau
  2. Nilai tukar keseimbangan kemampuan berbelanja : PDB dihitung berdasarkan dengan keseimbangan kemampuan berbelanja (PPP) di setiap mata uang relatif terhadap standar yang telah ditentukan (pada umumnya dollar AS).
Peringkat relatif negara-negara besar kemungkinan dapat berbeda jauh antara satu metode dengan metode lainnya.

Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori Pertumbuhan Ekonomi
Pengertian PDB merupakan salah satu konsep pendapatan ekonomi makro. Terdapat teori-teori yang mendukung PDB bisa dilihat pada teori-teori pertumbuhan ekonomi. Teori-teori pertumbuhan ekonomi tersebut memandang pengaruh pertumbuhan ekonomi dengan pelbagai macam faktor yang mempengaruhinya. Perbedaan teori yang satu dengan teori lainnya terdapat pada perbedaan fokus pembahasan serta asumsi yang dipakai.

1) Teori Jumlah Penduduk Optimal (Optimal Population Theory)
Teori jumlah penduduk optimal sudah lama dikembangkan oleh kaum klasik. Menurut teori ini, berlakunya hukum hasil yang semakin berkurang (The Law of Diminishing Return)yang bisa menyebabkan tidak semua penduduk dilibatkan dalam proses produksi. Apabila dipaksakan, justru bisa menurunkan tingkat output perekonomian.

2) Teori Pertumbuhan Neoklasik (Neo Classic Growth Theory)
Teori pertumbuhan neoklasik dikembangkan oleh Solow (1956), yang merupakan penyempurnaan dari teori klasik sebelumnya. Menurut teori ini, akumulasi stok barang modal beserta keterkaitannya dengan keputusan masyarakat untuk menjalankan atau menabung investasi. Terdapat beberapa asumsi penting dari teori ini, antara lain :
  1. Tingkat teknologi yang dianggap konstan.
  2. Tidak ada sektor pemerintah.
  3. Tingkat depresiasi yang dianggap konstan.
  4. Tingkat pertambahan penduduk (tenaga kerja) dianggap konstan.
  5. Tidak terdapat perdagangan luar negeri atau aliran keluar masuk barang modal.
  6. Guna mempermudah analisis, ditambahkan asumsi bahwa seluruh penduduk bekerja, sehingga pada akhirnya jumlah penduduk sama dengan jumlah tenaga kerja.
Dengan adanya berbagai asumsi tersebut, kita dapat mempersempit faktor-faktor penentu. Pertumbuhan menjadi stok barang modal dan tenaga kerja. Untuk lebih lanjut lagi, dapat juga diasumsikan bahwa PDB perkapita ditentukan oleh stok barang modal per tenaga kerja.

Jika Q = output atau PDB, K = barang modal, dan L = tenaga kerja, maka:

y = f (k)
y = PDB perkapita atau Q/L
k = barang modal perkapita atau K/L

3) Teori Pertumbuhan Rostow
Menurut Rostow, pertumbuhan ekonomi adalah proses dari pelbagai perubahan, antara lain :
  1. Perubahan pandangan masyarakat
  2. Perubahan cara menabung atau menanamkan modal dari tidak produktif ke yang lebih produktif
  3. Perubahan reorientasi organisasi ekonomi
  4. Perubahan pandangan terhadap faktor alam. Manusia harus berusaha untuk mengubah keyakinan bahwa alam tidak akan menentukan kehidupan manusia, akan tetapi kehidupan manusia harus mampu mengendalikan sumber kehidupan dalam meraih kemakmuran
Rostow juga menjelaskan bahwa tahap-tahap di pertumbuhan ekonomi antara lain :
  1. The traditional society (masyarakat tradisional)
  2. Kehidupan ekonomi masyarakat yang berkembang dengan tradisional serta tidak didasarkan dengan adanya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, terkadang cara berpikirnya tidak rasional dan primitif.
  3. The pre condition for the take off (persyaratan tinggal landas)
  4. Masa transisi masyarakat guna mempersiapkan diri mulai menerima berbagai macam teknik baru dan adanya pemikiran-pemikiran baru dari luar kehidupan yang mereka jalani.
  5. The take off (tinggal landas)
  6. Terjadi perubahan yang drastis dalam terbentuknya kemajuan dalam inovasi (penemuan-penemuan baru) dalam berproduksi.
  7. The drive to maturity (menuju kematangan)
  8. Masyarakat secara mudah memakai teknologi-teknologi modern di sebagian besar faktor-faktor produksi dan kekayaan alam.
  9. The age high mass consumption (konsumsi tinggi)
  10. Perhatian masyarakat lebih menekankan pada problem kesejahteraan dan upaya-upaya masyarakat yang ditujukan untuk menciptakan welfare state, yaitu kesejahteraan yang lebih merata kepada penduduknya dengan cara mengusahakan distribusi.

Baca Juga : Pendapatan Nasional

Pendapatan melalui sistem perpajakan yang progresif. Masyarakat tak perlu mempermasalahkan kebutuhan pokok lagi namun konsumsi yang lebih tinggi kepada barang tahan lama serta barang-barang yang mewah.