Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pentingnya Studi Manajemen Pendidikan

Daftar Isi [Tampilkan]

Sejarah mencatat bahwa pada organisasi pendidikanlah kreativitas kultur kader-kader bangsa di masa depan dapat dikembangkan. Setelah kita menelusuri sejarah panjang perjalanan penerapan otonomi dan desentralisasi ketatanegaraan, prinsip penyelenggaraan otonomi, efektivitas pelaksanaan, dan ajaran-ajaran yang dijadikan rujukan untuk mengobservasikan langsung tantangan manajemen pembangunan pendidikan. 

Sesuai dengan perundang-undangan tentang penyelenggaran otonimi pemerintah daerah. karakteristik yang melekat pada kitab UU No.32/2004 telah membawa implikasi terhadap manajemen pendidikan nasional. 

Implikasi tersebut diantarnya bahwa setiap proses manajemen penyelenggaraan pendidikan nasional harus pula berdasarkan botton up approach, karena disamping organisasi dan manajemen pendidikan nasional harus accountable dalam melayani publik terhadap kebutuhan pendidikan. 

Apabila kitab UU .No.32/2004 dilaksanakan secara kontekstual, secara teoritis kehendak pasal 31 ayat (1) kitab UUD/1945 kemudian besar dapat terealisasikan, karena pelayanan pemerintah kepada masyarakat di bidang pendidikan dan pengajaran rentangnya tidak terlalu jauh. 

Dengan demikian, peranan manajemen dalam pembangunan pendidikan akan semakin strategis. 

Hakikat manajemen pendidikan terletak pada pengelolaan kependidikan, yaitu pengelolaan lembaga pendidikan yang merupakan sistem. Oleh karena itu, secara keseluruhan yang harus dikelola adalah 

  1. Kinerja para pegawai lembaga pendidikan; 
  2. Pengadministrasian kegiatan pendidikan; 
  3. Aktivitas para pendidik, yang merupakan tugas kewajibannya; 
  4. Kurikulum sebagai konsep dan tujuan pendidikan; 
  5. Sistem pembelajaran dan metode belajar mengajar; 
  6. Pengawasan dan supervisi pendidikan; 
  7. Evaluasi pendidikan; dan 
  8. Pembiayaan pelaksanaan pendidikan dari segi fasilitas, alat-alat, sarana, dan prasarana pendidikan. Hikmat (2011) 

Menurut T. Hani Handoko (1999), keberhasilan suatu lembaga pendidikan berhubungan dengan manajemen yang diterapkan, sebagai pemaknaan yang universal dari seni dan ilmu dalam melaksanakan fungsi perencanaan, pengendalian, pengawasan, personalia, dan profesionaitas. 

Dengan demikian, makna manajemen pendidikan adalah proses yang terus-menerus yang dilakukan oleh organisasi pendidikan melalui fungsionalisasi unsur-unsur manajemen tersebut, yang di dalamnya terdapat upaya saling memengaruhi, saling mengarahkan, dan saling mengawasi sehingga seluruh aktivitas dan kinerja organisasi pendidikan dapat tercapai sesuai dengan tujuan. 

Pengarahan yang dilakukan berkaitan dengan pengertian manajemen pendidikan adalah mengarahkan orang-orang agar melaksanakan aktivitas kependidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. 

Setiap orang diarahkan untuk mengelola saran dan prasarana pendidikan, alat-alat pendidikan, metode, desain kurikulum, kebendaharaan, kesekretarian, dan mengatur strategi pendidikan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. 

Dalam manajemen pendidikan terdapat aktivitas yang mengintegrasikan sumber-sumber pendidikan dengan memusatkan diri pada target yang ditetapkan. 

Dalam proses pelaksanaan semua itu, terjadi kerja sama, pembagian tugas dan kewajiban, serta otoritas yang berbeda. 

Para pengelola lembaga pendidikan merupakan bagian-bagian yang saling terkait, seperti guru berkaitan dengan anak didik atau murid. 

Guru dan murid berkaitan dengan materi dan metode pembelajaran, dan seterusnya tanpa ada yang memisahkan sehingga tujuan dapat dicapai dengan cara yang efektif dan efisien. 

Manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai pelayanan atau pengabdian terhadap dunia pendidikan. Karena pada masanya manajemen dikenakan pada pekerjaan yang berkaitan dengan pengabdian dalam tugas penyelenggaraan pendidikan. 

Manajemen pendidikan sebagai ilmu mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dengan ilmu manajemen lain. Perbedaan manajemen pendidikan dan manajemen lainnya terletak pada prinsip-prinsip operasionalnya, dan bukan pada prinsip-prinsip yang sifatnya umum. 

Dengan demikian, meskipun untuk memahami manajemen pendidikan diperlukan pemahaman atau penguasaan prinsip-prinsip manajemen secara umum, tidak berarti bahwa pengetahuan manajemen lain dapat diterapkan dalam manajemen pendidikan karena prinsip-prinsip operasionalnya berbeda. 

Dengan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa konsep manajemen mempunyai konotasi yang luas, antara lain: 

  1. Mempunyai pengertian sama dengan administrasi yang berusaha memengaruhi dan menyuruh orang agar bekerja secara produktif; 
  2. Memanfaatkan manusia, material, uang, metode secara terpadu guna mencapai tujuan institusional; 
  3. Mencapai suatu tujuan melalui orang lain. 

Manajemen sebagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan pengelolaan lembaga atau organisasi yang merancang perencanaan dan pelaksanaannya. 

Proses manajemen adalah jenis pekerjaan yang memanfaatkan aktivitas manusia dalam suatu pola kerja sama dalam upaya mencapai tujuan dengan cara-cara yang efektif dan efisien. 

Efektif dan efisien, artinya hemat waktu, hemat biaya dengan hasil yang terbaik, atau mengejar tujuan dengan pola kerja yang menghemat waktu dan biaya. 

Pada dasarnya, perhatian manajemen pendidikan adalah tujuan, manusia, sumber, dan juga waktu. Kalau digabungkan dan dilihat dari bentuk dan perilaku, keempat unsur tersebut menampakkan dirinya sebagai suatu satuan sosial tenentu, yang sering disebut organisasi. 

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan adalah subsistem dari lembaga pendidikan itu sendiri yang unsur-unsurnya terdiri atas unsur organisasi, yaitu tujuan, orang-orang, sumber, dan waktu. 

Manajemen pendidikan artinya pengelolaan terhadap semua kebutuhan institusional dalam pendidikan dengan cara yang efektif dan efisien. Manajemen pendidikan sebagai salah satu komponen dari sistem yang semua subsistemnya saling berkaitan satu dengan yang lainnya. 

Manajemen pendidikan adalah aktivitas-aktivitas untuk mencapai suatu tujuan, atau proses penyelenggaraan kerja untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan dalam pendidikan. 

Manajemen pendidikan adalah keseluruhan proses penyelenggaraan dalam usaha kerja sama dua orang atau lebih dan atau usaha bersama untuk mendayagunakan semua sumber (personal maupun material) secara efektif, efisien, dan rasional untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. 

Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses pembinaan dan pelatihan manusia sebagai peserta didik. Pembinaan ini diarahkan terhadap Olah pikir, Olah rasa, dan Olah jiwa. 

Dengan pembinaan olah pikir, manusia terbina kecerdasan intelegensinya, dengan olah rasa, manusia menjadi tercerdaskan emosinya, dan dengan Olah jiwa secara spiritual, manusia menjadi makhluk yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt. Sehingga sempurnalah tujuan pendidikan yang berupaya mewujudkan manusia yang paripurna. 

Manajemen pendidikan pada hakikatnya adalah usaha-usaha yang berhubungan aktivitas pendidikan yang di dalamnya terjadi proses memengaruhi, memotivasi kreativitas anak didik dengan menggunakan alat-alat pendidikan, metode, media, sarana dan prasarana yang diperlukan dalam melaksanakan pendidikan. 

Salah satunya berkaitan langsung dengan para pendidik, yaitu orang-orang yang berprofesi sebagai penyampai materi pendidikan kepada anak didik. 

Para pendidik yang bertugas membina dan melatih serta mengarahkan minat serta bakat anak didik dalam tugasnya berusaha mewujudkan tiga kecakapan anak didik, yaitu: 

  1. Kecakapan rasio anak didik dalam arti pengembangan pola pikir anak didik; 
  2. Kecakapan emosional anak didik dalam arti pengembangan mentalitas anak didik dan kedewasaan menghadapi berbagai permasalahan dan upaya pemecahanan masalah yang dihadapi. 
  3. Kecakapan spiritual anak didik dalam ani pengembangan aspek-aspek ritualitas dalam hubungannya sebagai hamba kepada Allah sebagai Pencipta. Kecakapan berterima kasih secara imanen dan trasnseden. 

Nur Uhbiyati (2005), dengan tiga kecakapan yang terus-menerus dibina dan dikembangkan, sudah sepantasnya apabila para pendidik adalah orang-orang profesional yang kualifikasinya telah teruji secara intelektual dan secara moral. 

Hal ini karena para pendidik akan menjadi kontrol sosial bagi semua didik dan masyarakat pada umumnya. Para pendidik sebaiknya orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar menjadi kedewasaan, mapu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan makhluk individu yang berdiri sendiri. 

Dalam pengertian manajemen sebegai pengelolaan dan pembinaan terhadapa kelembagaan pendidikan tersirat pula mengenai tugas-tugas para pendidik, yaitu: 

  1. Pengelolaan dalam arti pembimbingan; 
  2. Pengelolaan dalam arti menciptakan situasi untuk pendidikan yang bertujuan; 
  3. Pengelolaan dalam arti pengembangan kecerdasan pribadi para pendidik dan proses transmisi ilmu pengetahuan; 
  4. Pengelolaan dalam ani peningkatan dan memajukan lembaga pendidikan melalui kerja sama semua civitas akademik; 
  5. Pengelolaan dalam arti pengembangan dan pemahaman mendasar terhadap bakat dan minat anak didik dalam ilmu pengetahuan; dan 
  6. Pengelolaan dalam arti penyaluran dan pengembangan profesionalitas anak didik dalam kehidupan di masyarakat. 

Dengan demikian, Hadari Nawawi (1979) dalam proses pendidikan diperlukan dukungan managerial skill, seperti berkaitan dengan administrasi sekolah, misalnya pengelolaan waktu penerimaan calon siswa, surat-surat perkantoran, pengarsipan, dan sebagainya. 

Oleh karena itu, manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang menunjang tercapainya mekanisme dan tujuan pendidikan, yang di dalamnya terdapat subsistem yang saling berhubungan sekelompok orang yang saling bekerja sama secara profesional. 

Manajemen pendidikan berbeda dengan pendidikan. Tidak semua kegiatan pencapaian tujuan pendidikan adalah manajemen pendidikan. Kata manajemen apabila digabungkan dengan pendidikan, menjadi manajemen pendidikan maka manajemen yang dimaksudkan adalah seluruh pengelolaan unsur-unsur pendidikan sebagai upaya pencapaian tujuan pendidikan dengan cara-cara yang efektif dan efisien. 

Daryanto (2006), dalam manajemen pendidikan terdapat proses yang sinergis, yaitu sebagai berikut. 

  1. Proses pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu, baik personal, spiritual, dan materiil yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan. 
  2. Proses keseluruhan pelaksanaan kegiatan bersama dalam bidang pendidikan, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengoordinasian, pengawasan, pembiayaan, dan pelaporan dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personal, materiil, maupun spiritual untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. 
  3. Proses bekerja dengan orang-orang, dalam rangka usaha mencapai tujuan pendidikan yang baik dan tepat, sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditentukan. 
  4. Proses pelaksanaan kepemimpinan untuk mewujudkan aktivitas kerja sama yang efektif bagi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. 
  5. Proses pelaksanaan semua kegiatan sekolah dari yang usaha-usaha besar, seperti perumusan kurikulum, koordinasi, konsultasi, korespondensi, kontrol, dan seterusnya, sampai pada usaha-usaha kecil dan sederhana, seperti menjaga sekolah, menyapu halaman, dan sebagainya. 
  6. Proses pembinaan atau supervisi pendidikan. 
  7. Proses pengawasan seluruh kinerja kependidikan 

Semua pengertian tentang manajemen pendidikan dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan merupakan penyelenggaraan pendidikan yang berkaitan dengan seluruh kebutuhan materiil pendidikan yang sekaligus berkaitan dengan semua aspek yang ada dalam usaha penyelenggaraan pendidikan, yang berhubungan secara langsung dengan proses pembelajaran, fasilitas, atau sarana dan prasarana pendidikan, dan media pendidikan. 

Dengan demikian, semua kegiatan lembaga pendidikan harus teradministrasikan dan dikelola dengan baik. Dengan pemahaman di atas, manajemen pendidikan berbicara tentang sinergitas personal lembaga pendidikan dalam kaitannya dengan tugas dan fungsinya masing-masing. 

Sebagaimana menurut Hadari Nawawi bahwa manajemen pendidikan adalah keseluruhan proses pengendalian usaha kerja sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan rencana yang telah dicanangkan yang diselenggarakan dengan cara yang sistematis, rasional, efisien, dan efektif di suatu lembaga pendidikan, baik yang formal maupun non formal. 

Jadi, manajemen pendidikan menyangkut kemampuan mengendalikan kegiatan operasional pendidikan untuk terwujudnya efisiensi dan efektivitas yang maksimal, Daryanto (2006). 

Tugas dan kewajiban pimpinan dalam lembaga pendidikan secara manajerial dapat dikelompokkan dalam tujuh kategori, yaitu: 

  1. Mengelola seluruh program pendidikan
  2. Mengelola aktivitas anak didik; 
  3. Mengelola personal lembaga pendidikan; 
  4. Mengelola pengadministrasian dan perkantoran lembaga pendidikan; 
  5. Mengelola kebendaharaan lembaga pendidikan; 
  6. Mengelola pelayanan bantuan kependidikan; dan 
  7. Mengelola hubungan lembaga pendidikan dengan lingkungan masyarakat. 

Tugas manajer dan pengelola lembaga pendidikan dalam kegiatan kependidikan adalah semua bentuk pelayanan kependidikan atau pelayanan akademik yang di dalamnya merupakan rangkaian aktivitas pengelolaan pendidikan, mulai penerimaan calon siswa baru, pembuatan mekanisme tes, pembayaran keuangan sekolah, perumusan dan perencanaan pengeluaran dan pengelolaan dana sekolah, perumusan dan pengembangan kurikulum yang tertulis, tata kerja para pendidik, penjadwalan proses kegiatan pembelajaran, kalender akademik yang terpadu dengan pemanfaatan waktu dan rasio para pendidik dengan pendidik, serta laporan pertanggungjawaban sekolah yang berkaitan dengan hasil evaluasi pendidikan. 

Dengan pengertian di atas, pembahasan manajemen pendidikan berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut. 

  1. Manajemen tentang tujuan pendidikan. 
  2. Manajemen tentang perpaduan antara ilmu dan seni dalam mengelola pendidikan. 
  3. Manajemen sebagai proses yang sistematis, koordinatif, kooperatif, integratif, dan taat azas manfaat. 
  4. Manajemen pengorganisasian pendidikan. 
  5. Manajemen dalam arti pelaksanaan fungsi-fungsinya secara konkret dalam aktivitas pendidikan. 
  6. Manajemen sebagai alat, metode, dan strategi untuk mencapai tujuan pendidikan. 

Dengan hal-hal tersebut di atas, studi tentang manajemen pendidikan sangat penting, dengan alasan berikut. 

  1. Pengelolaan lembaga pendidikan merupakan bagian dari upaya meraih tujuan pendidikan. 
  2. Pelaksanaan kepemimpinan dalam kependidikan merupakan upaya mengintegrasikan aktivitas pendidikan agar seluruh kegiatan dapat dikendalikan dengan baik. 
  3. Pengembangan profesionalitas merupakan bagian dari proses pengembangan sumber daya manusia yang akan mendorong laju perkembangan dan pertumbuhan pendidikan yang lebih optimal dan berhasil guna bagi seluruh civitas pendidikan. 
  4. Kerja sama antarlingkungan pendidikan merupakan proses mempermudah tercapainya tujuan pendidikan. 
  5. Pemusatan kinerja dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar merupakan strategi untuk meraih target pendidikan bagi seluruh anak didik. 
  6. Pengawasan dan evaluasi pendidikan akan memberikan gambaran tentang keberhasilan pendidikan, sehingga dapat dirumuskan perencanaan yang lebih baik di masa depan. 

Manajemen pendidikan pada umumnya dicirikan oleh proses kerja sama dalam mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, keberadaan manajemen dalam mengelola pendidikan sangat penting. 

Karena adanya jenis-jenis pekerjaan yang mudah dan yang sukar. Kerja sama di antara personal lembaga pendidikan akan memudahkan pelaksanaan kegiatan yang semula sangat sukar dilaksanakan seorang diri, karena setiap orang telah ditetapkan tugas dan kewajibannya sesuai dengan profesi dan keahliannya. 

Secara organik, keahlian dikembangkan guna meningkatkan profesionalitas para pendidik. Seorang gum yang baik adalah yang tahu banyak dari yang sedikit, bukan tahu sedikit dari yang banyak. 

Meskipun di Indonesia masih banyak guru yang mengajar seluruh mata pelajaran, seolah-olah ahli untuk berbagai bidang studi. Demikian pula, dengan dosen yang memberikan tanpa melihat keadaannya, sehingga mahasiswa hanya diberikan ilmu pengetahuan yang sifatnya pengantar dan umum. 

Manajemen pendidikan kepentingannya adalah untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan sekaligus memosisikan orang sesuai dengan keahliannya. Dengan demikian, tujuan akan dicapai secara optimal. 

Dosen tidak mengajar berbagai mata kuliah, sedangkan keahliannya tidak diajarkan, artinya mangjemen pendidikan yang buruk, yang tidak akan mencapai tujuan pendidikan dengan baik. 

Tujuan yang ditetapkan dalam pendidikan akan mudah dicapai apabila diterapkan manajemen pendidikan sebaik mungkin, terutama melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dengan langkah-langkah sebagai berikut. 

  1. Adanya para pelaku pendidikan yang ditempatkan sesuai dengan keahliannya. 
  2. Menyiapkan dana pendidikan yang cukup. 
  3. Menerapkan metode kependidikan yang tepat. 
  4. Mempersiapkan material atau alat-alat pendidikan yang memadai. 
  5. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang efĂ©ktif bagi pelaksanaan pendidikan. 
  6. Memadukan proses kependidikan antara teori dan praktlk. 
  7. Menerapkan desain pembelajaran yang sesuai dengan kondisi objek-objek pendidikan. 
  8. Sistem kontrol yang melekat terhadap tugas dan fungsi kelembagaan pendidikan, dalam hubungannya dengan internal dan eksternal lembaga. 
  9. Mempersiapkan daya serap pasar yang baik bagi lulusan lembaga pendidikan.



Pananrangi, A.R. (2017). Manajemen Pendidikan. Celebes Media Perkasa