Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Membuat : Judul, Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian

Daftar Isi [Tampilkan]

Judul Penelitian

Pengertian Judul Penelitian 

Judul penelitian merupakan identitas penelitian atau identitas dari sebuah penelitian. Judul penelitian berupa kalimat pernyataan yang terdiri dari kata-kata yang konkret, menarik, ringkas, deskriptif (berkaitan atau berurut), dan informatif. 

Ketentuan dalam Membuat Judul Penelitian 

Penulisan judul harus jelas dan spesifik. Konsep-konsep utama harus dimasukkan. Variabel-variabel yang akan diselidiki juga harus masuk pada judul penelitian. Dari pemaparan ini dapat ditarik kesimpulan tentang ciri-ciri judul penelitian, yaitu 

  1. Judul penelitian harus memuat kalimat atau kata yang jelas maknanya dan spesifik. 
  2. Judul merupakan kata kunci dari konsep sebuah penelitian yang akan dilakukan dan di dalam judul harus memuat variabel yang akan diteliti. 
  3. Panjang judul maksimum 20 kata substantif, kata fungsi tidak turut dihitung. Artinya, judul dibuat singkat dan menghilangkan kata-kata yang tidak berguna. 
  4. Judul penelitian digunakan sebagai pegangan peneliti untuk menetapkan variabel yang akan diteliti, landasan teori yang akan digunakan, instrumen penelitian yang dikembangkan, teknik analisis data, serta kesimpulan. 

Unsur-Unsur Judul Penelitian 

Jenis unsur judul penelitian berdasarkan alat pengolahan datanya, terdiri dari: 

a. Subjek Penelitian 

Adalah orang, tempat, atau benda yang diamati dalam rangka sebagai sasaran penelitian. Misalnya, Pengaruh Tingkat Kepuasan Karyawan di PT Jondi", maka subjek pada penelitian ini adalah karyawan PT Jondi. 

b. Objek Penelitian 

Merupakan pokok persoalan yang akan diteliti, guna mendapatkan data yang lebih terarah. Misalnya, "Pengaruh Komitmen dan Sikap Dosen pada Jabatannya sebagai Tenaga Fungsional Akademik terhadap Kinerja Dosen". Objek penelitiannya, yaitu komitmen dan sikap dosen pada jabatannya sebagai tenaga fungsional akademik, dan kinerjanya. 

c. Tahun Penelitian (untuk Data Sekunder) 

Judul juga dapat ditambahkan keterangan, seperti studi kasus dan studi empiris. Tahun penelitian digunakan sebagai pembatas penelitian, dan informasi tentang kapan fenomena tersebut terjadi.

Studi kasus adalah metode yang bertujuan mempelajari dan menyelidiki suatu kejadian atau fenomena mengenai suatu individu. Studi kasus umumnya hanya melibatkan satu sampel saja sebagai subjek penelitian. 

Misalnya, sebuah perusahaan, sebuah wilayah, atau sebuah produk. Sedangkan, studi empiris lebih melibatkan sampel yang banyak atau beberapa sampel. 

Contoh judul penelitian menggunakan data primer: 

Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada PT X)

Contoh judul penelitian menggunakan data sekunder: 

Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Industri Manufaktur di BEI Tahun 2010 - 2017) 

Catatan: Judul penelitian dengan variabel independen lebih dari 5, maka sebaiknya judulnya dipersingkat dengan "Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi. ..... ". 

Contoh sebagai berikut: 

"Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Komite Audit, Ukuran KAP, dan CSR terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010 - 2017)" 

Judul tersebut mempunyai 6 variabel independen. Sehingga, sebaiknya disingkat sebagai berikut: 

"Analisis Faktor-Taktor yang Memengaruhi Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010 - 2017)" 

Latar Belakang Penelitian 

Membuat latar belakang dalam penelitian harus dimulai dengan menulis dari hal yang paling umum dulu, baru mengerucut ke hal yang paling khusus. Sehingga, pada latar belakang penelitian kuantitatif, jika menggunakan data primer, cara membuat latar belakang penelitian, peneliti harus memuat beberapa hal-hal, yaitu 

  1. Menceritakan dan memaparkan secara umum tentang topik atau tema yang akan diambil dalam penelitian tersebut, selanjutnya diuraikan tentang topik yang menjadi gejala penelitian sebagai awal penelitian dengan menggunakan fenomena terbaru, fakta, dan data-data yang telah ada. Informasi yang lainnya dapat berasal dari referensi ilmiah, misalnya hasil penelitian terdahulu yang berasal dari jurnal. 
  2. Memaparkan landasan teori yang digunakan dalam penelitian tersebut. 
  3. Peneliti dapat menguraikan awal berdasarkan hasil prasurvei yang telah dilakukan sebelumnya (jika penelitian menggunakan data primer), Menentukan variabel-variabel independen yang mampu memengaruhi variabel dependen, berdasarkan alasan-alasan kuat yang dikutip dari penelitian- penelitian terdahulu yang terbaru. 
  4. Membuat pemaparan tentang objek penelitian beserta bukti-bukti pendukung lainnya (jika penelitian menggunakan studi kasus). 
  5. Menguraikan landasan teori tentang beberapa variabel independen yang mampu memengaruhi variabel utama dalam penelitian tersebut. 
  6. Memuat solusi yang ditawarkan dalam memecahkan masalah tersebut, serta menjelaskan kegunaan atau manfaat atas pemecahan masalah tersebut di dalam penelitian. 

Jika membuat latar belakang pada penelitian kuantitatif yang menggunakan data sekunder, peneliti harus memuat beberapa hal sebagai berikut: 

  1. Menceritakan dan memaparkan secara umum tentang topik atau tema yang akan diambil dalam penelitian tersebut. kemudian, peneliti harus menguraikan topik yang menjadi gejala penelitian sebagai awal penelitian dengan menggunakan fenomena terbaru, fakta, dan data-data yang telah ada. Informasi yang lainnya dapat berasal dari referensi ilmiah, misalnya hasil penelitian terdahulu yang berasal dari jurnal. 
  2. Pemaparan landasan teori penggunaan variabel utama yang digunakan dalam penelitian tersebut. 
  3. Peneliti harus menguraikan alasan penggunaan variabel dependen sebagai variabel utamanya. Terkadang, alasannya dapat mengutip atau mempelaj ari dari penelitian sebelumnya, tetapi dengan sampel yang berbeda, atau dikenal dengan istilah "replikasi". Selain itu, peneliti dapat pula membuat semacam “gap research", yaitu memaparkan perbedaan hasil penelitian sebelumnya dengan peneliti sebelumnya yang lain. Misalnya, penelitian pertama berpengaruh dan penelitian keduanya tidak berpengaruh, sehingga hasil ini menimbulkangap research. 
  4. Memaparkan teori tentang beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian yang diduga kuat dapat memengaruhi variabel dependen pada penelitian tersebut. 
  5. Memuat penawaran solusi dari pemecahan masalah tersebut, serta manfaat dari pemecahan masalah penelitian tersebut. 

Rumusan Masalah 

Pada penelitian masalah yang diusulkan oleh peneliti harus sudah jelas, lalu diidentifikasikan, dan dibatasi, selanjutnya masalah tersebut dirumuskan. Rumusan masalah dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan ataupun pernyataan. Rumusan masalah dianggap sebagai kumpulan pertanyaan yang timbul berdasarkan pemaparan isu ataupun fenomena pada Iatar belakang penelitian. 

Rumusan masalah juga dianggap sebagai hal penting dari suatu penelitian, sebab di dalamnya mengandung pertanyaan permasalahan utama yang harus diselesaikan dari sebuah penelitian, dan rumusan masalah tersebut harus dijawab pada sesi atau bab analisis dan pembahasan serta kesimpulan. 

Beberapa ciri dari rumusan masalah, di antaranya: 

  1. Rumusan masalah sebagai titik awal dari munculnya penelitian. 
  2. Rumusan masalah dapat berupa pertanyaan penting yang harus dijawab dalam sebuah penelitian. 
  3. Rumusan masalah harus diidentifikasi secara terperinci, dipilih, dan dibatasi. 
  4. Rumusan masalah digunakan sebagai acuan untuk penyusunan tujuan dan manfaat penelitian, pengembangan hipotesis, analisis data penelitian, serta kesimpulan. 

Beberapa tujuan pembuatan rumusan masalah, yaitu 

  1. Membuat fondasi yang digunakan untuk memecahkan beberapa masalah dan membuat suatu temuan yang berbeda dengan penelitian sebelumnya ataupun dasar untuk penelitian selanjutnya. 
  2. Memudahkan untuk pengembangan hipotesis, analisis data penelitian, dan penarikan kesimpulan. 
  3. Memberikan suatu temuan yang bermanfaat untuk khalayak dan penelitian selanjutnya. 

Cara membuat rumusan masalah, di antaranya: 

  1. Dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan. 
  2. Rumusan masalah harus jelas, singkat, dan mudah dipahami. 
  3. Fokus pada variabel yang akan diteliti, yaitu variabel independen dan dependen atau moderasi. 

Contoh rumusan masalah deskriptif, yaitu 

  1. Bagaimana motivasi kerja di PT ABC ? 
  2. Bagaimana tingkat kesadaran wajib pajak di KPP Sleman? 
  3. Bagaimana kualitas pelayanan nasabah di PT Bank ABC? 
  4. Bagaimana tingkat kepuasan nasabah di PT Bank ABC? 

Contoh rumusan masalah komparatif, di antaranya: 

  1. Apakah terdapat perbedaan harga saham sebelum dan sesudah pemilu presiden? 
  2. Apakah terdapat perbedaan jumlah penjualan kendaraan berdasarkan tingkat pendapatan daerahnya? 
  3. Contoh perumusan masalah asosiatif, sebagai berikut: 
  4. Bagaimana hubungan antara motivasi kerja karyawan dan prestasi kerja karyawan di PT Zaya? 
  5. Bagaimana hubungan antara modal kerja dan tingkat profitabilitas perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia? 

Contoh rumusan masalah pengaruh, yaitu 

  1. Bagaimana pengaruh antara kualitas layanan terhadap kepuasan nasabah PT Bank ABC? 
  2. Bagaimana pengaruh antara capital modal perusahaan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan manufaktur di Indonesia? 

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berisi tentang segala hal yang akan dicapai dalam penelitian tersebut yang sesuai dengan rumusan masalah yang telah dibuat sebelumnya. 

Contoh cara membuat tujuan penelitian, yaitu 

  1. Untuk mengetahui dan menganalisis … (tujuan penelitian deskriptif). 
  2. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan ... (tujuan penelitian komparatif). 
  3. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara … (tujuan asosiatif). 
  4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh terhadap .... (tujuan penelitian pengaruh). 

Pada intinya, apabila ingin membuat tuiuan penelitian, peneliti harus konsisten dengan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.

Manfaat Penelitian 

Manfaat penelitian ada tiga (3), yaitu manfaat teoretis, praktis, dan akademis yang berkenaan dengan hasil dari penelitian. 

Manfaat penelitian mengungkapkan secara spesifik kegunaan yang dapat dicapai dari aspek teoretis dengan menyebutkan kegunaan teoretis yang dapat dicapai dari masalah yang diteliti. 

Aspek praktis digunakan dengan menyebutkan kegunaan yang dapat dicapai dari penerapan pengetahuan yang dihasilkan pada penelitiannya. 

Sedangkan, aspek akademis, menekankan pada manfaat yang dapat dicapai secara akademis dengan pelaksanaan penelitian tersebut. Hampir semua lembaga, baik pemerintah maupun swasta, menyadari manfaat dari suatu penelitian. 

Ketiga manfaat penelitian tersebut sangat penting bagi ilmu pengetahuan serta khalayak ramai. 

Contoh manfaat penelitian: 

  1. Manfaat teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu .... 
  2. Manfaat praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan masukan bagi …



Sumber : Jaya, I.M.L.M. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Teori, Penerapan, dan Riset Nyata. Yogyakarta: Anak Hebat Nusantara


Video Terkait