Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pola Kegiatan Ekonomi Masyarakat

Daftar Isi [Tampilkan]

 Kegiatan ekonomi masyarakat tidak bisa lepas dari kondisi fisik suatu wilayah. Faktor fisik biasanya menjadi faktor pembatas dan pendukung suatu aktivitas ekonomi. Aktivitas pemukiman dan industri lebih cenderung berkembang di daerah dataran rendah atau pantai, sedangkan di daerah pegunungan aktivitas yang menonjol adalah pertanian.

Penduduk memiliki kegiatan ekonomi yang berbeda antara satu dengan lainnya. Sebagian dari mereka ada yang bekerja pada bidang pertanian dan orangnya disebut petani. Sebagian lainya bekerja dalam bidang nonpertanian seperti pedagang, pengrajin, karyawan, dan buruh.

Aktivitas Pertanian

Sampai saat ini sebagian besar penduduk Indonesia bekerja dalam bidang pertanian. Aktivitas tersebut dilakukan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Walaupun demikian, seiring dengan berkembangnya sektor industri dan perdagangan, maka lama kelamaan penduduk yang bekerja di sektor nonpertanian semakin besar.

Berbagai macam alasan melatarbelakangi semakin banyaknya penduduk yang berkerja di sektor nonpertanian dan yang paling dominan adalah tingkat pendapatan yang umumnya lebih besar daripada sektor pertanian.

Aktivitas pertanian dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, dan perkebunan.

1. Pertanian Lahan Basah

Aktivitas pertanian lahan basah dilakukan di daerah yang sumber airnya cukup tersedia untuk mengairi lahan pertanian. Biasanya aktivitas pertanian lahan basah dilakukan di daerah dataran rendah yang pasokan airnya cukup memadai.

Biasanya lahan basah dimanfaatkan untuk tanaman padi yang dikenal dengan pertanian sawah, baik dari air hujan maupun air sungai.

2. Pertanian Lahan Kering

Pertanian lahan kering merupakan pertanian yang dilakukan di wilayah yang pasokan airnya terbatas atau hanya mengandalkan air hujan. Biasanya pertanian lahan kering dilakukan di daerah-daerah perbukitan.

Istilah pertanian lahan kering sama dengan ladang atau huma yang dilakukan secara menetap maupun berpindah-pindah seperti di Kalimantan. Tanaman yang ditanam umumnya adalah umbi-umbian.

3. Perkebunan

Perkebunan merupakan aktivitas pertanian yang tanamannya didominasi tanaman pokoknya, misalnya kelapa, karet dan tebu. Berdasarkan skalanya, perkebunan dapat dibagi menjadi perkebunan rakyat dan perkebunan besar.

a. Perkebunan rakyat

sesuai dengan namanya, perkebunan ini dikelola oleh rakyat dengan luas lahan yang tentunya relatif sempit. Ciri-ciri perkebunan rakyat adalah:

  • luas lahan sempit dan tidak jauh dari tempat tinggalnya
  • peralatan yang digunakan untuk mengelola lahan, memelihara tanaman, dan memanen hasilnya relatif sederhana, dan
  • karena lahannya sempit, maka modal, tenaga kerja, dan hasilnya juga sedikit

b. Perkebunan besar

Perkebunan besar merupakan aktivitas pertanian yang dilakukan dalam skala besar dan dikelola oleh suatu perusahaan. Ciri perkebunan besar adalah:

  • Luas lahannya yang dikelola sangat besar
  • Modal yang diinvestasikan sangat besar
  • Jumlah tenaga kerja cukup banyak dan menunjukkan adanya spesifikasi tenaga kerja
  • Peralatan pertanian yang dipakai menggunakan teknologi maju, dan
  • Hasil yang dipanen sangat besar dan biasanya ditujukan untuk ekspor

Aktivitas Nonpertanian

Selain aktivitas pertanian terdapat pula aktivitas nonpertanian. Semakin maju suatu negara, biasanya aktivitas penduduk lebih banyak yang bekerja di sektor nonpertanian. Contoh aktivitas nonpertanian adalah perindustrian, perdagangan, pertambangan, komunikasi, transportasi, dan pertambangan.

1. Industri

Secara luas, kegiatan industri diartikan sebagai kegiatan manusia yang bersifat produktif dan komersial. Secara sempit, kegiatan industri diartikan sebagai semua usaha pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi atau setangah jadi.

2. Perdagangan

Perdagangan merupakan aktivitas jual beli antara penjual dan pembeli dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Perdagangan dapat dikelompokkan sebagai berikut.

a. Perdagangan Lokal

Perdagangan lokal adalah aktivitas perdagangan yang dilakukan dalam jangkauan yang relatif dekat, melayani penduduk setempat, jenis barang yang diperjualbelikan sedikit, dan buka hanya pada saat-saat tertentu.

Para pedagang lokal biasanya juga berperan sebagai produsen, misalnya peternak yang menjual ternaknya di pasar lokal.

b. Perdagangan interregional

Perdagangan interregional melibatkan produsen dan konsumen antarwilayah yang lebih luas tetapi masih dalam suatu negara. Karena luasnya wilayah, biasanya produsen tidak langsung menjual hasil produksinya ke konsumen.

Produsen menjualnya terlebih dahulu ke perantara untuk kemudian dijual ke pasar dan seterusnya ke konsumen.

Sebagai contoh petani di pedesaan biasanya tidak langsung menjual hasil panennya ke pedagang di pasar tetapi ke bandar atau tengkulak yang ada di daerahnya, baru kemudian di jual ke kota besar.

c. Perdagangan internasional

Perdagangan intrnasional melibatkan produsen dan konsumen antarnegara. Setiap negara memiliki komoditas tertentu yang produksinya melampau utuhan dalam negeri atau disebut surplus.

Karena itu, sebagian komoditasnya dijual atau diekspor ke negara lain yang kekurangan komoditas yang bersangkutan. Negara yang kekurangan komoditas akan membeli atau mengimpor dari negara yang surplus. Terjadilah transaksi jual beli antarnegara.

Perdagangan tersebut biasanya tidak satu arah karena masing-masing memiliki surplus pada komoditas tertentu yang berbeda.

Sebagai contoh, Indonesia surplus dalam komoditas perkebunan tetapi masih kekurangan produk kendaraan sehingga mengimpor dari Jepang. Sebaliknya, Jepang juga minus dalam komoditas perkebunan tertentu, sehingga harus mengimpor dari Indonesia.