Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Makalah Pengaruh Keberadaan Cacing Tanah Terhadap Kesuburan Tanah

Daftar Isi [Tampilkan]

MAKALAH PENGARUH KEBERADAAN CACING TANAH TERHADAP KESUBURAN TANAH

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 

Cacing tanah, hewan kecil melata yang banyak ditemukan di tanah ini dianggap menjijikan oleh sebagian orang. Anggapan menjijikan ini bisa dikarenakan bentuk tubuhnya yang lembek, strukturnya kecil memanjang, atau cara berjalan cacing ini. Padahal,cacing tanah banyak manfaat diantaranya untuk menyuburkan tanah, untuk kesehatan dan lain-lain.

Manfaat cacing tanah untuk menyuburkan tanah ini telah diketahui oleh sebagian orang. Namun tidak banyak orang mengetahui bagian mana atau unsur mana cacing tanah yang dapat menyuburkan.

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah dari makalah pengaruh keberadaan cacing tanah terhadap kesuburan tanah ini adalah sebagai berikut :
  1. Apa pengertian cacing tanah  terhadap kesuburan tanah ?
  2. Apakah pengertian kesuburan tanah ?
  3. Bagaimana sifat fisik tanah terhadap kesuburan tanah ?
  4. Apakah manfaat cacing tanah terhadap kesuburan tanah ?
  5. Bagaimana cara cacing tanah menyuburkan tanah ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah pengaruh keberadaan cacing tanah terhadap kesuburan tanah ini adalah sebagai berikut :
  1. Mengetahui cacing tanah terhadap kesuburan tanah ?
  2. Mengetahui pengertian kesuburan tanah ?
  3. Mengetahui sifat fisik tanah terhadap kesuburan tanah ?
  4. Mengetahui manfaat cacing tanah terhadap kesuburan tanah ?
  5. Mengetahui cara cacing tanah menyuburkan tanah ?

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapatkan dari makalah pengaruh keberadaan cacing tanah terhadap kesuburan tanah ini adalah sebagai berikut :
  1. Dapat mengetahui cacing tanah terhadap kesuburan tanah ?
  2. Dapat mengetahui pengertian kesuburan tanah ?
  3. Dapat mengetahui sifat fisik tanah terhadap kesuburan tanah ?
  4. Dapat mengetahui manfaat cacing tanah terhadap kesuburan tanah ?
  5. Dapat mengetahui cara cacing tanah menyuburkan tanah ?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Cacing Tanah

Cacing tanah  binatang invertebrata (tidak bertulang belakang). Ia hidup di dalam tanah yang gembur dan lembab. Kelembaban ini penting mempertahankan cadangan air di dalam tubuhnya.Kelembaban yang di kehendaki sekitar 60-90%.Selain tempat lembab,kondisi tanah juga mempengaruhi temperatur,aerasi,CO2,bahan organik,jenis tanah dan suplai makanan.Cacing tanah mengandung kadar protein tinggi, sekitar 76%, jauh lebih tinggi daripada kadar protein pada daging mamalia (65%) dan ikan (50%).Cacing tanah mempunyai banyak khasiat untuk menyembuhkan penyakit dan menjaga kesehatan.

Cacing tanah, ternyata bukanlah hewan yang asing bagi masyarakat kita, Hewan ini tampak begitu lunak dan bagi sebagian orang menganggap sangat menjijikan. Akan tetapi hewan ini mempunyai potensi yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata). Di Indonesia, cacing tanah dikenal ada tiga jenis, yaitu cacing kalung, cacing merah, dan cacing koot.

Peranan cacing tanah ini sebenarnya telah diketahui sejak dahulu kala. Se¬orang ahli Yunani, Aristoteles, banyak menaruh perhatian terhadap cacing tanah. Ia menyebut cacing tanah adalah perutnya bumi.Pada tahun 69-30 Sebelum Masehi, ratu cantik Cleopatra yang saat itu berkuasa di Mesir melarang bangsa Mesir memindahkan cacing tanah ke luar dari Mesir, bahkan petaninya dilarang menyentuh cacing sebab pada zaman itu cacing tanah dianggap sebagai Dewa Kesuburan.

Dalam catatan klasik Tiongkok, cacing tanah disebut tilung atau naga tanah. Cacing ini sejak dahulu kala mereka gunakan dalam berbagai ramuan untuk menyembuhkan bermacam-macam penyakit.Seorang cendekiawan terkenal, Charles Darwin, telah menghabiskan waktunya selama hampir 40 tahun untuk mengamati kehidupan cacing tanah. la menyebut cacing tanah sebagai mahluk penentu keindahan alam dan pemikat bumi. Para petani pun telah mengetahui secara turun-temurun, bahwa cacing tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah pertanian dan hubungan antara keberadaan cacaing tanah dengan kesuburan tanah disebut interaksi antarkomponen biotik dan abiotik.

Cacing tanah (Lumbricus rubellus) sering disebut “perut bumi” karena semua mikro organisme menguntungkan ada di perut cacing tanah. Karenanya, cacing tanah berperan penting dalam mempercepat proses pelapukan bahan organik sisa. Dengan kemampuannya memakan bahan organik seberat badannya sendiri setiap 24 jam, cacing tanah mampu mengubah semua bentuk bahan organik menjadi tanah subur. Kemampuan inilah yang dimanfaatkan petani untuk memperbaiki kesuburan lahan pertaniannya.Cacing tanah hidup di sawah, tegalan, pinggiran sungai, timbunan sampah, atau di tempat pembuangan sisa-sisa makanan dari dapur. Pendeknya, di tempat yang bahan organiknya tinggi.Namun.cacing tanah sangat sensitif terhadap bahan kimia. Sehingga cacing tanahlah yang paling awal lenyap dari dalam tanah dan selanjutnya diikuti oleh hilangnya kehidupan lain di dalam tanah.

2.2 Kesuburan Tanah

Kesuburan tanah tidak terlepas dari keseimbangan biologi, fisika dan kimia; ketiga unsur tersebut saling berkaitan dan sangat menentukan tingkat kesuburan lahan pertanian. Tanpa disadari selama ini sebagian besar pelaku tani di Indonesia hanya mementingkan kesuburan yang bersifat kimia saja, yaitu dengan memberikan pupuk anorganik seperti : urea, TSP/SP36, KCL dan NPK secara terus menerus dengan dosis yang berlebihan.

Pemupukan akan efektif jika pupuk yang ditebarkan dapat menambah atau melengkapi unsur hara yang telah tersedia di dalam tanah. Karena hanya bersifat menambah atau melengkapi unsur hara, maka sebelum digunakan harus diketahui gambaran keadaan tanahnya, khususnya kemampuan awal untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Dalam mendukung kehidupan tanaman, tanah memiliki empat fungsi utama yaitu :
  1. Memberi unsur hara dan sebagai media perakaran;
  2. Menyediakan air dan sebagai tempat penampung (reservoir) air;
  3. Menyediakan udara untuk respirasi (pernafasan) akar;
  4. Sebagai media tumbuhan tanaman.
Tanah tersusun dari empat komponen dasar, yakni bahan mineral yang berasal dari pelapukan batu-batuan, bahan organik yang berasal dari pembusukan sisa makhluk hidup, air dan udara. Berdasarkan unsur penyusunannya, tanah dibedakan menjadi dua golongan, yaitu tanah mineral dan tanah organik.

2.3 Sifat Fisik Tanah

2.3.1 Profil Tanah

Jika tanah digali sampai kedalaman tertentu, dari penampang vertikalnya dapat dilihat gradasi warna yang membentuk lapisan-lapisan (horison) atau biasa disebut profil tanah. Di tanah hutan yang sudah matang terdapat tiga horison penting yaitu horison A, B dan C.

Horison A atau Top Soil adalah lapisan tanah paling atas yang paling sering dan paling mudah dipengaruhi oleh faktor iklim dan faktor biologis. Pada lapisan ini sebagian besar bahan organik terkumpul dan mengalami pembusukan. Horison B disebut juga dengan zona penumpukan (illuvation zone). Horison ini memiliki bahan organik yang lebih sedikit tetapi lebih banyak mengandung unsur yang tercuci daripada horizon A. Horison C adalah zona yang terdiri dari batuan terlapuk yang merupakan bagian dari batuan induk. Kegiatan pertanian umumnya berada pada horison A dan B.

2.3.2 Warna Tanah

Warna adalah petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Biasanya perbedaan warna permukaan tanah disebabkan oleh perbedaan kandungan bahan organik. Semakin gelap warna tanah semakin tinggi kandungan bahan organiknya. Warna tanah dilapisan bawah yang kandungan bahan organiknya rendah lebih banyak dipengaruhi oleh jumlah kandungan dan bentuk senyawa besi (Fe). Di daerah yang mempunyai sistem drainase (serapan air) buruk, warnah tanahnya abu-abu karena ion besi yang terdapat di dalam tanah berbentuk Fe2+.

2.3.3 Tekstur Tanah

Komponen mineral dalam tanah terdiri dari campuran partikel-partikel yang secara individu berbeda ukurannya. Menurut ukuran partikelnya, komponen mineral dalam tanah dapat dibedakan menjadi tiga yaitu; Pasir, berukuran 50 mikron – 2 mm; Debu, berukuran 2 – 50 mikron dan Liat, berukuran dibawah 2 mikron. Tanah bertekstur pasir sangat mudah diolah, tanah jenis ini memiliki aerasi (ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan airnya sangat rendah atau tanahnya lebih cepat kering.
Tabel perbandingan kandungan hara yang terdapat dalam jenis tekstur tanah.

Tekstur
P
K
Ca
Fe2O3
MgO
Pasir
0,08
2,53
2,92
5,19
1,02
Debu
0,10
3,44
6,58
9,42
2,22
Liat
0,20
4,20
5,73
17,10
1,77

Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan, terutama jika pupuk diberikan lewat tanah. Pemupukan pada tanah bertekstur pasir tentunya berbeda dengan tanah bertekstur lembut atau liat. Tanah bertekstur pasir memerlukan pupuk lebih besar karena unsur hara yang tersedia pada tanah berpasir lebih rendah. Disamping itu aplikasi pemupukannya juga berbeda karena pada tanah berpasir pupuk tidak bisa diberikan sekaligus karena akan segera hilang terbawa air atau menguap.

3.4 Manfaat Cacing Tanah Untuk Kesuburan

Berdasarkan hasil penelitian modern, seperti yang dilaporkan dalam publikasi Dr. Ni Luh Kartini, seorang ahli tanah dan penemu pupuk “kascing” dari Universitas Udayana—Bali, mengungkapkan bahwa lahan pertanian yang mengandung cacing tanah pada umumnya memang lebih subur. Pasalnya, tanah yang bercampur dengan kotoran cacing memberikan banyak manfaat bagi tanaman. Salah satu manfaat yang sangat besar bagi lingkungan dan pertanian adalah menyuburkan tanah dengan memperbaiki struktur tanah menjadi lebih gembur, meningkatkan penyimpanan air tanah, dan menyediakan bahan-bahan organik di tanah.

Selain itu, kotoran cacing tanah juga kaya unsur hara. Pasalnya, aktivitas cacing tanah mampu meningkatkan ketersediaan unsur hara N, P, dan K di dalam tanah. Unsur-unsur tersebut merupakan unsur pokok bagi tanaman.Karna mengandung unsur hara yang lengkap,apalagi C/Nnya kurang dari 20 maka kotoran cacing tanah biasa disebut casting dapat digunakan sebagai pupuk.Penelitian terhadap tanah-tanah gundul di bekas tambang di Ohio, Amerika Serikat, menunjukkan cacing tanah dapat meningkatkan kadar K tersedia 19% dan P 165 %.

Di samping menyuburkan tanah, lubang bekas jalan cacing tanah berada juga berfungsi memperbaiki aerasi dan drainase di dalam tanah sehingga tanah menjadi gembur. Cacing tanah juga membantu pengangkutan sejumlah lapisan tanah dari bahan organik dan memperbaiki struktur tanah.Richard (1978), seorang ahli tanah yang pernah merangkum penelitiannya dalam buku berjudul “Introduction to the Soil Ecosystem” menyatakan, cacing tanah mampu melakukan penggalian lubang hingga kedalaman satu meter sehingga dapat meresapkan air dalam volume yang lebih besar sehingga memperkecil banjir, serta mengurangi aliran permukaan dan erosi tanah. Dengan begitu, selain mencegah erosi, cacing tanah juga mampu meningkatkan ketersediaan air tanah.

2.5 Cara Cacing Tanah Menyuburkan Tanah

Proses penyuburan tanah dapat dijelaskan secara ilmiah.Awalnya,cacing tanah membuat lubang-lubang dengan cara mendesak massa tanah atau memakan langsung massa tanah  (Minnich 1977). Setelah dicerna, sisa-sisa bahan tersebut dilepaskan kembali sebagai buangan padat (kotoran). Hal ini diamini oleh Edwards dan Lofty (1977), penulis buku yang mengupas biologi tentang cacing tanah, “Biology of Earthworms” di New York 1977 yang menyatakan, sebagian besar bahan tanah mineral yang dicerna cacing tanah dikembalikan ke dalam tanah dalam bentuk nutrisi yang mudah dimanfaatkan oleh tanaman. Namun, produksi alami kotoran cacing tanah di alam bergantung pada spesies, musim, dan kondisi populasi yang sehat.Dalam arti tidak tercemar dengan bahan lain seperti kimia.

BAB III
PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa cacing tanah mempengaruhi kesuburan dan produktifitas tanah. Dengan adanya cacing tanah, kesuburan dan produktifitas tanah akar meningkat. Selain itu, tanah juga dapat meningkatkan daya serap air permukaan. Liang cacing tanah yang ditinggal dalam tanah berfungsi memperbaiki aerasi da drainasi. Keduanya sangat penting dalam kesuburan tanah. 

Cacing tanah juga membantu pengangkutan sejumlah lapisan tanah dari bahan organik. Cacing tanah juga dapat memperbaiki dan mempertahankan struktur tanah. Lubang-lubang cacing dan humus secara langsung menjadikan tanah gembur. Kotoran yang dikeluarkan cacing tanah banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen, fosfor, mieral dan vitamin. Karena mengandung unsur hara yang lengkap apalagi nilai C nya kurang dari 20 maka kotoran cacing yang biasa disebut cacing dapat digunakan sebagai pupuk.

DAFTAR PUSTAKA

Buchman, H.R, dan Brady, N.1982. Ilmu Tanah.Jakarta : Bhratara Karya Aksara
Buchman H.R dan Brady N, Ilmu Tanah, Jakarta, Bharatara Karya Aksara, 1993.
Khairuman dan Khairul Amri.2009. Menggaruk Untung dari Berternak Cacing.Jakarta : Agro media pustaka.
Rohana Kusumawati dkk, Detik-detik Ujian Nasional Bioligi Untuk SMA/MA,Klaten, Intan Pariwara, 2012.
Sudirman,Nuraini. 2009. Kamus Praktis Bahasa Indonesia Surabaya : Karya Ilmu. http://www.goldenago.net63.net.

DISUSUN OLEH :
1. NOVA AULIA DWI RAHMADANI  
2. ULIN RETNO FATMAWATI  
3. FAHMI KHUSAENI