Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apa Saja Kegiatan Pokok Ekonomi? : Konsumsi, Produksi, dan Distribusi

Daftar Isi [Tampilkan]

Sumber : Pixabay

Kegiatan pokok ekonomi manusia yang meliputi konsumsi, produksi, dan distribusi saling berkaitan dan memiliki ketergantungan.

Konsumsi

1. Pengertian Konsumsi

Konsumsi merupakan kegiatan menggunakan barang dan jasa untuk memperoleh kepuasan yang sebesar-besarnya. Kepuasan ini diperoleh karena adanya manfaat atau daya guna dari barang dan jasa. 

Sepiring nasi yang kamu santap misalnya, dapat memberi rasa kenyang dan mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh. Dengan menyantap naşi tersebut, kamu telah menghabiskan manfaat atau daya guna dari naşi.

Ada dua bentuk konsumsi yang dilakukan, yaitu konsumsi yang menghabiskan nilai guna barang dan konsumsi yang mengurangi nilai guna suatu barang. Barang-barang seperti nasi, mi, susu, detergen, sampo akan langsung habis nilai gunanya ketika barang-barang tersebut dikonsumsi. 

Kalau kamu ingin mengkonsumsinya kembali, barang-barang tersebut harus diadakan atau diproduksi lagi. Barang-barang seperti peralatan makan, radio, sepeda, telepon genggam, dan televisi tidak akan habis nilai gunanya meskipun telah berkali-kali digunakan.

2. Skala Prioritas Kebutuhan

Orang yang berpikir rasional akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan berdasarkan skala prioritas kebutuhan yang telah disusun. Tentu skala prioritas kebutuhan setiap manusia pasti berbeda. Skala prioritas adalah suatu daftar yang memuat kebutuhan yang harus dipenuhi oleh nıanusia sesuai dengan tingkat pemenuhannya. 

Berikut ini hal-hal yang perlu kamu perhatikan dalam membuat skala prioritas kebutuhan, antara lain sebagai berikut.

  • Memprioritaskan kebutuhan primer dibandingkan dengan kebutuhan sekunder atau tersier. 
  • Disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan penghasilan keluarga.
  • Harus menghindari pola hidup boros.
  • Memperhatikan kualitas dan harga barang.
  • Menghindari pembelian barang di luar kemampuan.
  • Tidak bersifat konsumerisme.

3. Aspek Positif dan Negatif Perilaku Konsumtif

Sifat dasar manusia adalah selalu ingin memenuhi semua kebutuhannya, sedangkan kebutuhan manusia tidak ada batasnya. Ketika kebutuhan satu sudah terpenuhi, akan muncul kebutuhan lainnya. 

Hal ini akan membuat manusia cenderung berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif adalah perilaku atau gaya hidup yang suka membelanjakan uang tanpa pertimbangan yang matang. Perilaku konsumtif dapat membawa dampak positif dan negatif. Bagi konsumen serta pihak lain. Perilaku konsumtif membawa dampak positif bagi konsumen Dan produsen. 

Dampak positif konsumtif tersebut antara lain sebagai berikut.

1) Memberikan kepuasan bagi konsumen

Konsumen melakukan kegiatan konsumsi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, untuk mewujudkannya, konsumen akan membeli barang dan jasa apa pun yang diinginkan sehingga akan memperoleh kepuasan yang maksimal. Memberikan keuntungan bagi produsen dan kegiatan ekonomi lain.

Masyarakat yang konsamtif akan menjadi dorongan bagi produsen untuk memproduksi barang dan jasa, kemungkinan akan terbeli lebih besar. Kegiatan produksi secara khusus dan kegiatan ekonomi lainnya akan semakin menguntungkan.

3) Meningkatkan Perputaran Roda Perekonomian

Perilaku konsumtif menyebabkan perputaran uang dan modal akan lebih cepat dan Investasi lebih besar sehingga dalam lingkup nasional perekonomian akan berjalan lebih cepat. Secara langsung, keadaan ini akan membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya bagi masyarakat dan secara tidak langsung, pendapatan masyarakat akan meningkat.

Dampak negatif perilaku konsumtif antara lain sebagai berikut:

  • Terjadinya pemborosan,
  • Menimbulkan kesenjangan sosial, dan
  • Menimbulkan inflasi.

4. Faktor- faktor yang Memengaruhi Konsumsi

Besar kecilnya tingkat konsumsi seseorang atau sebuah keluarga dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan faktor nonekonomi. 

1) Tingkat Penghasilan

Pada umumnya makin tinggi tingkat penghasilan seseorang atau sebuah keluarga, makin banyak barang dan jasa yang dapat dikonsumsi. Sebaliknya, jika pendapatan rendah tingkat konsumsinya pun semakin terbatas.

2) Tingkat Harga Kebutuhan

Apabila harga barang-barang kebutuhan keluarga mahal, jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan tentu banyak. Oleh karena itu, kenaikan harga barang-barang menyebabkan jumlah pengeluaran rumah tangga keluarga meningkat. Apabila kenaikan ini tidak diikuti naiknya penghasilan keluarga, rumah tangga keluarga harus mengurangi jumlah dan jenis barang yang dikonsumsinya.

3) Ketersediaan Barang dan Jasa

Meskipun penghasilan atau pendapatan seseorang tinggi, ia tidak dapat mengkonsumsi barang yang diinginkan jika barangnya tidak tersedia. Misalnya, ketika pasokan minyak tanah yang dibutuhkan masyarakat terhambat, masyarakat tidak bisa mengkonsumsinya. Mungkin kamu juga merasakannya, ketika ketersediaan minyak tanah terbatas pada suatu waktu. 

4) Tingkat Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin beragam kebutuhan orang tersebut. Kebutuhan pelajar SMP akan lebih besar dari kebutuhan pelajar SD, misalnya untuk alat-alat sekolah dan buku.

5) Jumlah Anggota Keluarga

Keluarga besar (dengan jumlah anggota keluarga yang banyak) pengeluarannya tentu juga besar. Hal ini karena setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan sendiri-sendiri.

6) Lingkungan dan Sosial Budaya

Lingkungan tempat tinggal juga mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang. Misalnya, antara kamu yang tinggal di perkotaan dengan temanmu yang tinggal di pedesaan. Biasanya, kebutuhan orang yang tinggal di perkotaan akan lebih banyak, terutama jenis kebutuhap tersier seperti hiburan dan rekreasi. 

Selain itu, faktor sosial budaya yang berbeda antarsatu daerah juga mempengaruhi tingkat konsumsi penduduknya. Misalnya, umat muslim tidak mengkonsumsi daging babi karena larangan agama, sebagaimana umat Hindu tidak mengkonsumsi daging sapi.

Produksi

Semua kebutuhan manusia dapat terpenuhi apabila ada pihak (orang atau lembaga) yang melakukan kegiatan produksi. Misalnya kita dapat menggunakan sepatu karena ada yang memproduksi sepatu.

1. Pengertian Produksi

Produksi adalah kegiatan yang menghasilkan atau membuat barang. Namun, dalam pengertian ekonomi produksi juga mencakup kegiatan menambah nilai guna barang. 

Misalnya, Seorang pembuat sepatu tidak hanya menciptakan sepatu sebagai alas kaki. Namun, ia juga menciptakan berbagai model sepatu yang digunakan untuk keperluan yang berbeda, seperti sepatu olahraga, sepatu kerja, dan sepatu pesta. Berbagai merek sepatu bergengsi pun dimunculkan agar konsumen merasa bangga memakainya. Dengan demikian, sepatu sebagai alas kaki mempunyai nilai tambah, yaitu sebagai barang mode.

2. Tujuan Produksi

Seorang pengusaha yang akan memulai usaha pasti memiliki tujuan tertentu, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuan-tujuan tersebut sebagai berikut.

  • Untuk mendapatkan keuntungan usaha.
  • Mempertahankan kelanjutan usaha dengan cara meningkatkan proses produksi secara terus-menerus.
  • Memenuhi kebutuhan/permintaan konsumen.
  • Meningkatkan modal usaha.

3. Sumber Daya Ekonomi Faktor- Faktor Produksi

Untuk melakukan kegiatan produksi diperlukan alat, bahan, tenaga, maupun pemikiran. Semuanya merupakan sumber daya ekonomi. Sumber daya ekonomi yang diolah dalam proses produksi disebut faktor-faktor produksi. Jenis-jenis faktor produksi yang digunakan dalam kegiatan produksi sebagai berikut. 

1) Faktor Produksi Alam 

Tuhan menciptakan alam untuk dimanfaatkan oleh manusia. Bahan tambang yang dihasilkan kawasan tambang tergolong sumber daya alam. Sumber daya alam lainnya meliputi tanah, air, hutan, udara, bahkan juga sinar matahari. 

Untuk memudahkan penyebutan, sumber daya alam disederhanakan menjadi ‘tanah”. Jika kamu menemukan penyebutan faktor produksi tanah, ini berarti sudah mencakup semua sumber daya alam yang ada di bumi. Tanah, air, udara, dan iklim merupakan faktor produksi alam.

2) Faktor Produksi Tenaga Kerja

Faktor produksi alam menjadi tidak ada manfaatnya (nilai gunanya) apabila tidak ada campur tangan manusia. Manusia memanfaatkan secara langsung atau melalui suatu proses, yaitu mengolah faktor produksi alam untuk memenuhi kebutuhannya.

Seberapa banyak, seberapa cepat, dan seberapa mampu dalam mengolah faktor produksi alam itu tergantung dari sifat serta kualitas manusia itu sendiri. Oleh karena itu, dalam mengolah faktor produksi alam, tenaga kerja dapat dibedakan atas dasar kualitas. 

a) Tenaga Kerja Terdidik (Skilled Labour)

Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan sebelum mengelola faktor produksi maupun sebelum memasuki dunia kerja. Contohnya dokter.

b) Tenaga Kerja terlatih (Trained Labour)

Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memerlukan pengalaman dan latihan sebelum melaksanakan pekerjaan. Contohnya penjahit. 

c) Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih (Unskilled Labour)

Tenaga kerja ini tidak memerlukan pendidikan dan pelatihan secara khusus atau pengalaman praktik terlebih dahulu. Contohnya pedagang asongan.

3) Faktor Produksi Modal

Agar dapat mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia, dibutuhkan faktor produksi modal. Mengapa modal sangat penting dalaM proses produksi? Fungsi modal untuk menghasilkan dan meningkatkan proses produksi.

Macam-macam modal tersebut sebagai berikut.

a) Modal dasar dan wujudnya

Berdasarkan wujudnya modal dapat dibedakan menjadi modal uang dan barang.

b) Modal dasar dan ketentuannya

Berdasarkan bentuknya, modal dapat dibedakan menjadi modal nyata dan modal abstrak. Modal nyata adalah modal yang dapat dipakai untuk proses produksi dan terdiri atas modal barang serta uang. Contohnya persediaan barang-barang, alat-alat, dan uang kas. Modal abstrak adalah modal yang tidak terlihat, tetapi hasilnya dapat dilihat atau dirasakan. Contohnya keterampilan, kepandaian, keahlian, ketelitian, dan nama baik.

c) Modal dasar dan sumbernya

Berdasarkan sumbernya, modal terdiri atas modal yang dimiliki sendiri dan modal pinjaman yang berasal dari bank atau lembaga keuangan lainnya.

d) Modal dasar dan sifatnya

Berdasarkan sifatnya, modal dibedakan menjadi modal lancar dan modal tetap. Modal lancar adalah modal yang berupa barang yang habis terpakai dalam satu kali proses produksi atau tidak dapat diperbaiki. Contohnya uang dan persediaan barang dagangan. Modal tetap adalah barang-barang atau benda-benda yang dapat digunakan lebih dari satu kali pakai dalam proses produksi. Contohnya mesin dan gedung.

4) Faktor Produksi Kewirausahaan

Faktor produksi kewirausahaan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengatur faktor-faktor produksi seperti faktor alam, tenaga kerja, dan modal untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Untuk mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam proses produksi, wirausaha harus mampu merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, dan mengendalikan usahanya.

Siapa pun dapat menjadi wirausaha. Apalagi, jika seseorang mampu mengorganisasikan, mengatur, dan memadukan kerja sama dari faktor produksi yang ada. Kemampuan seorang pengusaha itulah yang dimaksud dengan faktor produksi kewirausahaan.

Faktor produksi kewirausahaan memegang peranan penting dalam perekonomian. Orang yang memiliki sikap kewirausahaan selalu berusaha mencari peluang usaha baru. Bagaimana caranya? Ada beberapa alternatif yang bisa ditempuh para wirausaha.

  • Memperkenalkan produk baru atau kualitas suatu barang yang belum dikenal konsumen.
  • Melakukan suatu metode (cara produksi) baru untuk menangani produk.
  • Membuka suatu pasar baru, yaitu pasar yang belum pernah dimasuki oleh cabang Industri yang bersangkutan.
  • Pembukaan suatu sumber-sumber produksi yang masih harus dikembangkan.
  • Pelaksanaan suatu organisasi usaha baru.

4. Etika Ekonomi dalam Memanfaatkan Faktor Produksi

Proses produksi tidak akan terjadi tanpa adanya faktor produksi. Oleh karena itu, pemanfaatannya harus dilakukan secara tepat dan bijaksana. Artinya, masyarakat harus memanfaatkannya dengan memperhatikan etika ekonomi. 

Banyaknya kasus pencemaran air akibat pembuangan limbah industri, polusi udara, dan penebangan kayu secara ilegal (illegal logging) merupakan indikasi kegiatan produksi yang tidak memperhatikan etika ekonomi.

Etika ekonomi berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya ekonomi dengan penuh tanggung jaweb dan memperhatikan kelestarian lingkungan. Cara pemanfaatan faktor produksi yang sesuai dengan etika ekonomi tersebut sebagai berikut.

1) Mencegah Polusi

Kegiatan produksi tidak akan terlepas dari masalah limbah atau zat buangan. Namun, limbah yang dibuang ke lingkungan tersebut harus melalui pemrosesan atau dinetralisasi sehingga tidak mengandung zat berbahaya yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan.

2) Menjaga Kelestarian Lingkungan

Faktor produksi alam dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor produksi yang dapat diperbarui dan tidak dapat diperbarui. Oleh karena itu, dalam memanfaatkan faktor produksi harus dijaga kelestariannya. Untuk faktor produksi yang dapat diperbarui harus dilakukan tindakan konservasi hutan dan lautan serta diperbaiki kerusakannya. Faktor produksi yang tidak dapat diperbarui harus dimanfaatkan secara hemat. 

3) Memanfaatkan Faktor Produksi Alternatif

Pemanfaatan faktor produksi untuk jangkapanj ang dapat menyebabkan terjadinya kelangkaan atau bahkan habis. Cara mengatasinya dapat dilakukan dengan penggunaan faktor produksi alternatif. Misalnya, menipisnya Stok minyak bumi dapat diganti dengan pemanfaatan energi surya dan biodiesel. 

5. Peningkatan Jumlah dan Mutu Hasil Produksi

Peningkatan jumlah dan mutu hasil produksi sering disebut perluasan produksi. Pada dasarnya perluasan produksi dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perluasan produksi harus dilakukan karena beberapa alasan, antara lain bertambahnya jumlah dan jenis kebutuhan masyarakat, adanya barang-barang yang sudah rusak dan perlu diganti, serta adanya keinginan manusia untuk meningkatkan taraf hidupnya.

Peningkatan jumlah dan mutu hasil produksi dapat dilakukan dengan cara seperti berikut.

1) Intensifikasi

Intensifikasi adalah usaha untuk meningkatkan jumlah dan mutu hasil produksi dengan cara meningkatkan produktivitas faktor-faktor produksi yang sudah ada tanpa menambah jumlah faktor produksi. Intensifikasi di sebuah pabrik, di bidang industri dengan cara menambah jam kerja dari karyawan yang sudah ada.

2) Ekstensifikasi

Ekstensifikasi adalah usaha untuk meningkatkanjumlah dan mutu hasil produksi dengan cara menambah faktor produksi yang digunakan, baik faktor produksi tanah, tenaga kerja, maupun modal. Misalnya, di bidang pertanian dengan cara menambah lahan pertanian.

3) Spesialisasi (Pembagian) Kerja

Spesialisasi kerjaadalah usaha untuk meningkatkanjumlah dan mutuhasil produksi dengan cara melakukan pembagian kerja. Dengan pembagian kerja ini, karyawan akan mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengail tingkat keahlian sehingga kualitas hasil kerjanya akan lebih baik.

4) Diversifikasi

Diversifikasi adalah usaha untuk meningkatkan jumlah dan mutu hasil produksi dengan cara menambah jenis produksi (keanekaragaman produksi). Misalnya, lahan pertanian selain digunakan untuk menanam padi, juga dimanfaatkan untuk memelihara ikan (mina padi).

5) Otomatisasi

Otomatisasi adalah usaha untuk meningkatkan jumlah dan mutu hasil produksi dengan cara menggunakan mesin-mesin atau alat-alat yang lebih modern dan canggih. Hal ini dimaksudkan untuk menggantikan peran manusia dan mempermudah pekerjaan manusia. Misalnya, pemakaian komputer dalam industri sepatu.

Distribusi

1. Pengertian Distribusi

Kegiatan pokok ekonomi tidak hanya terdiri atas kegiatan konsumsi dan produksi, tetapi juga meliputi kegiatan distribusi. Sebaik apa pun suatu produksi, jika tidak sampai ke tangan konsumen, tidak akan ada artinya. 

Oleh karena itu, dibutuhkan suatu lembaga yang bertugas menyalurkan barang-barang hasil prodüksi tersebut. Kegiatan yang berhubungan dengan usaha menyalurkan barang atau jasa dari tangan produsen ke konsumen ini disebut distribusi. 

Orang atau lembaga yang melakukan kegiatan ini disebut distributor. Untuk memahami proses distribusi berlangsung, coba kamu perhatikan bagan berikut ini.

PEMBELIAN 👉 PEMILIHAN DAN PENGELOMPOKAN 👉 PENGEPAKAN 👉 PENGGUDANGAN 👈 PENGANGKUTAN 👈 PEMASARAN

Keterangan Bagan:

  1. Pembelian, yaitu membeli barang dan jasa hasil produksi dari produsen maupun distributor lain.
  2. Pemilahan dan pengelompokan, yaitu memilah-milah dan mengelompokkan barang sesuai ukuran dan mutu barang. Kegiatan ini bertujuan untuk mempermudah konsumen dalam menetapkan pilihan dan memisahkan barang-barang yang rusak atau tidak layak jual.
  3. Pengepakan, yaitu membungkus dan mengepak barang-barang yang sudah dipilah. Tujuannya agar barang terlihat lebih menarik dan tidak rusak ketika diangkut atau disimpan.
  4. Penggudangan, yaitu menyimpan sementara dalam gudang, terutama bagi barang-barang yang belum terjual.
  5. Pengangkutan, yaitu kegiatan memindahkan barang dari lokasi pembelian (pabrik) ke gudang dan dari gudang ke lokasi konsumen. 
  6. Pemasaran, yaitu kegiatan memasarkan prodük kepada konsumen.

2. Tujuan Distribusi

Kegiatan distribusi pada dasarnya bertujuan untuk melakukan hal-hal berikut.

1) Mempercepat Sampainya Barang ke Konsumen

Coba kamu perhatikan pedagang keliling di kampungmu. Setiap hari mereka keliling kampung untuk menjajakan barang dagangannya. Apa yang akan terjadi jika pedagang tersebut tidak berjualan? Tentunya banyak ibu-ibu yang bersusah payah untuk berbelanja. Akhirnya, mereka pergi ke pasar untuk berbelanja. Jadi, peran pedagang keliling adalah membantu mempercepat proses distribusi barang-barang sampai ke tangan konsumen. 

2) Menyebarkan Hasil Prodüksi secara Merata

Hasil prodüksi satu daerah dengan daerah lain tentü berbeda. Perbedaan ini terjadi karena sumber daya yang dimiliki setiap daerah berbeda. Misalnya, jagung yang banyak terdapat di desa, belum tentu kita jumpai jagung tersebut ditanam di kota. 

Namun, orang-orang kota dapat makan jagung ini. Oleh karena itu, peran distributorlah Yang memungkinkan jagung dapat mudah dibeli di kota. Dengan demikian, kegiatan distribusi memudahkan orang untuk menikmati hasil produksi.

3) Menjaga Kesinambungan Kegiatan Produksi

Sebuah perusahaan besar umumnya memiliki saluran distribusi yang luas sehingga bisa memasarkan produknya ke daerah-daerah lain. Dengan demikian, pasaran produknya semakin luas dan permintaannya pun meningkat. Selain membawa keuntungan yang semakin besar bagi perusahaan, . semakin luasnya pasar juga dapat menjaga kesinambungan kegiatan produksi.

3. Sistem Distribusi

Sistem distribusi merupakan cara yang digunakan untuk menyalurkan barang dari produsen ke konsumen. Ada tiga sistem distribusi yang bisa digunakan seperti berikut.

1) Distribusi Langsung

Distribusi secara langsung merupakan kegiatan menyalurkan barang atau jasa langsung dari produsen ke konsumen tanpa menggunakan perantara. Misalkan kamu membeli suatu barang langsung dari pembuat seperti halnya membeli bakso, kamu tidak memerlukan lembaga distribusi, seperti agen atau makelar. Cukup dengan mendatangi penjualnya. Sistem ini disebut sistem distribusi langsung.

Pertimbangan yang harus diperhatikan dalam memilih sistem distribusi langsung antara lain sebagai berikut.

Sistem ini akan lebih tepat digunakan untuk barang-barang yang tidak tahan lama dan cepat busuk. Misalnya sayuran, buah-buahan, bunga, makanan segar, dan daging.

Daerah yang dijadikan pangsa pasar,jaraknya tidak terlalujauh dengan produsen sehingga konsumen dapat langsung menikmati produk yang dihasilkan produsen.

2) Distribusi Tidak Langsung

Sistem distribusi tidak langsung memerlukan jasa perantara (yaitu badan-badan distribusi seperti agen, grosir, dan pengecer). Badan perantara ini selanjutnya menjual kembali kepada konsumen. Cara ini umumnya digunakan oleh perusahaan besar. Pertimbangan yang harus diperhatikan dalam memilih sistem distribusi tidak langsung antara lain sebagai berikut. 

Sistem ini lebih tepat digunakan untuk menyalurkan barang-barang yang tahan lama dan tidak mudah rusak. Misalnya, peralatan mandi seperti sabun, pasta gigi, dan sikat gigi, serta peralatan tulis seperti buku, pensil, dan penggaris. 

Daerah yang dijadikan pangsa pasar jaraknya jauh dari produsen. Penggunaan sistem distribusi tidak langsung ini sangat membantu pemerataan hasil produksi dari produsen sehingga masyarakat yang membutuhkan dapat memperolehnya, bahkan di daerah yang terpencil sekalipun.

3) Distribusi Semilangsung

Distribusi semilangsung merupakan kegiatan menyalurkan barang dan jasa melalui pihak atau toko yang dimiliki produsen sendiri. Misalnya PT KAI menjual karcis kereta melalui agen resmi miliknya dan perusahaan busana Sahara menjual hasil produksinya di toko-toko busana Sahara yang tersebar di berbagai kota.

Pertimbangan yang harus diperhatikan dalam memilih sistem distribusi semilangsung antara lain sebagai berikut.

Sistem ini lebih tepat digunakan untuk menyalurkan barang-barang yang tahan lama, tetapi mudah rusak. Misalnya barang-barang elektronik, kendaraan bermotor, dan sepeda.

Daerah yang dijadikan pangsa pasar jaraknya jauh dengan produsen. Dengan demikian, konsumen di daerah yang tidak memproduksi barang tersebut tidak dapat menikmati dari produsen secara langsung, tetapi harus melalui perantara.

Lebih tepat digunakan untuk produsen yang sangat menjaga kualitas produknya serta pelayanan yang diberikan kepada konsumen. 

4. Lembaga-Lembaga Distribusi

Lembaga yang menjalankan kegiatan distribusi disebut distributor. Jenis lembaga distribusi ini terdiri atas:

1) Agen (Dealer)

Agen adalah penyalur yang atas nama suatu perusahaan tertentu menjual barang dan jasa hasil produksi perusahaan tersebut di daerah tertentu. Di agen tidak akan dijumpai barang dan jasa yang bukan produksi perusahaan bersangkutan. Agen menjual barang danjasa dengan harga yang ditentukan oleh produsen. Agen memperoleh komisi dari perusahaan sesuai dengan jumlah penjualan.

Ada tiga jenis agen yang mewakili pelaku ekonomi yang berbeda, yaitu aden produsen, agen penjualan, dan agen pembelian.

2) Pedagang Besar (Wholeseller)

Pedagang besar disebut juga grosir. Pedagang besar adalah pedagang yang membeli barang serta jasa secara besar-besaran (dalam jumlah banyak) dari produsen / pabrik / agen dan menjualnya kepada pedagang pengecer. Berdasarkan luas daerah pemasarannya, pedagang besar dapat dibedakan menjadi tingkat lokal (daerah), regional, nasional, dan internasional (eksportir dan importir).

3) Pedagang Eceran (Retailer)

Pedagang eceran atau pedagang kecil adalah pedagang yang kegiatan pokoknya melaksanakan penjualan langsung kepada konsumen akhir. Pedagang eceran mendapatkan barang dengan cara membeli barang dari pedagang besar. Barang yang dijual terutama barang-barang untuk kebutuhan sehari-hari.

4) Pedagang Barang-Barang Khusus (Speciality Selling)

Pedagang barang-barang khusus adalah pedagang yang khusus menjual barang-barang hasil produksi tertentu. Misalnya, pedagang barang-barang antik, barang-barang elektronik, sepatu, dan alat-alat tulis.

5) Pedagang Jasa/Biro Jasa

Pedagang jasa atau biro jasa adalah pedagang yang memberikan pelayanan atau jasa. Misalnya, membantu mengusahakan tiket penjualan alat angkutan atau bentuk pelayanan lain yang berhubungan dengan itu.

6) Makelar

Makelar adalah perantara yang atas nama orang lain (pemberi kuasa) mencarikan barang bagi pembeli dan atau menjualkan barang. Makelar mengadakan perjanjian-perjanjian atas nama mereka dalam penjualan atau pembelian suatu barang. Makelar tidak ikut bertanggung jawab atas penyerahan barang dan pembayarannya. 

Tugasnya hanya memungkinkan penjual dan pembeli mengadakan perjanjian jual beli sendiri Balas jasa makelar disebut provisi atau kurtase. Makelar memperoleh kurtase dari pembeli, penjual, atau keduanya. Contoh makelar adalah makelar tanah dan sepeda motor.

7) Komisioner

Komisioner melakukan perjanjian jual beli atas namanya sendiri dan ikut bertanggung jawab atas tindakannya. Imbalan atas tindakan komisioner dinamakan komisi.

5. Etika dalam Distribusi

Dalam melakukan kegiatannya, seorang distributor pun perlu memperhatikan etika ekonomi, di antaranya sebagai berikut.

1) Pemerataan

Hasil produksi setiap daerah berbeda-beda. Oleh karena itu, untuk menyalurkan hasilnya diperlukan kegiatan distribusi. Misalnya, produksi garam laut. Daerah yang tidak memproduksi garam tentu akan sulit mendapatkan garam. 

Dalam memenuhi permintaan garam tersebut diperlukan kegiatan distribusi agar garam sampai ke konsumen di daerah lain. Dengan demikian, kegiatan distribusi dapat memenuhi pemerataan barang-barang hasil produksi kepada konsumen. 

2) Keadilan

Pemerataan hasil produksi akan dapat dirasakan oleh konsumen jika ada perlakuan yang adil di kalangan konsumen. Konsep keadilan akan berhubungan langsung dengan perasaan seseorang, tetapi konsep ini bersifat subjektif. Artinya, rasa keadilan yang dirasakan antara orang yang satu dengan orang yang lain akan berbeda. 

Misalnya, naiknya harga beras membuat masyarakat merasa kesulitan untuk membelinya. Pemerintah dapat mengatasi hal tersebut dengan memotong jalur distribusi melalui operasi pasar, yaitu dengan menjual beras secara langsung kepada konsumen.

Demikian adalah pola kegiatan ekonomi yang biasa dilakukan di masyarakat, pola kegiatan ekonomi yang biasa dilakukan meliputi konsumsi, produksi dan distribusi. Semoga dapat bermanfaat dan jangan lupa untuk share ya...