Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

MAKALAH CARA MENGEMBALIKAN KESUBURAN TANAH

Daftar Isi [Tampilkan]

MAKALAH MENGEMBALIKAN KESUBURAN TANAH

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kesuburan tanah merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan pertanian/bercocok tanam. Akhir akhir ini petani lebih sering menggunakan bahan-bahan kimia untuk pertian mereka karena di anggap cukup berhasil dalam perolehan hasil panen mereka. Banyak sekali jenis-jenis bahan kimia yang digunakan petani mulai dari pupuk yang digunakan pada saat penanaman, pertumbuhan, sampai pada saat proses pembuahan, dan pestisida. Meskipun memiliki keunggulan dalam perolehan hasil panen yang sangat memuaskan dibalik itu juga memiliki dampak negatif yang sangat mengganggu kesuburan tanah secara alami.

Tanah yang sering diberi bahan kimia secara terus menerus akan mengurangi kinerja tanah secara alamiah, sehingga jika dibiarkan terus berlanjut akan mengakibatkan tanah tidak subur lagi. Oleh sebab itu, diperlukan usaha-usaha agar kesuburan tanah tetap terjaga.

1.2.Rumusan Masalah

  1. Apa yang dimaksud kesuburan tanah?
  2. Bagaimana cara mempertahankan kesuburan tanah?
  3. Bagaimana upaya mengembalikan kesuburan tanah?

1.3.Tujuan

  1. Mengetahui pengertian kesubutran tanah.
  2. Mengetahui cara mempertahankan kesuburan tanah.
  3. Mengetahui upaya mengembalikan kesuburan tanah.

BAB II PEMBAHASAN

2.1.Kesuburan Tanah

Kesuburan tanah adalah mutu tanah untuk bercocok tanam, yang ditentukan oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi bagian tubuh tanah yang menjadi habitat akar-akar aktif tanaman. Kesuburan habitat akar dapat bersifat hakiki dari bagian tubuh tanah yang bersangkutan, dan/atau imbas oleh keadaan bagian lain tubuh tanah dan/atau diciptakan oleh pengaruh analisir lain dari lahan, yaitu bentuk muka lahan, iklim dan musim. Karena bukan sifat melainkan mutu, maka kesuburan tanah tidak dapat diukur atau diamati, akan tetapi hanya dapat ditaksir. Penaksirannya dapat didasarka atas sifat-sifat dan kelakuan fisik, kimia dan biologi tanah yang terukur, yang terkorelasikan dengan keragaman tanaman menurut pengalaman atau hasil penelitian sebelumnya. Kesuburan tanah juga dapat ditaksir secara langsung berdasarkan keadaan tanaman yang diamati.

Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah menghasilkan bahan tanaman yang dipanen. Maka disebut pula daya menghasilkan bahan panen atau produktivitas. Ungkapan akhir kesuburan tanah ialah hasil panen yang diukur dengan bobot bahan kering yang dihitung per satuan luas dan per satuan waktu. Hasil panen besar dengan variasi musim kecil m3nandakan kesuburan tanah tinggi karena tanah dapat ditanami sepanjang tahun dan setiap kali menghasilkan hasil panen besar. Apabila hasil panen besar tersebut hanya sekali setahun pada musim baik. Menandakan kesuburan tanah tidak tinggi karena pada musim yang lain tanah tidak dapat ditanami.

2.2.Mempertahankan Kesuburan Tanah

Petani atau orang yang terjun ke bidang pertanian perlu mengetahui cara mempertahankan kesuburan tanah. Khususnya untuk petani tradisional yang masih sangat bergantung pada lahan tanah untuk bercocok tanam. Misalnya, tanaman padi yang ditanam di lahan persawahan basah saat dipanen nantinyaakan diambil bulir-bulirnya untuk diproses menjadi beras. Lahan persawahan tersebut tiap tahun dipakai untuk menanam padi berulang kali.

Saat proses bertani padi, sangat mungkin petani memberikan pupuk, pestisida, insektisida, atau sejenisnya yang bersifat non-organik (kimiawi). Secara tidak langsung, semua bahan kimiawi tersebut akan berdampak negatif pada lahan tanah yang sedikit dipakai. Salah satu dampak negatifnya adalah kandungan unsur hara atau humus pada tanah mulai menipis, sehingga menyebabkan kesuburan tanah menurun.

Jika lahan tersebut tetap ditanami, tentu saja hasil pertaniannya tidak optimal. Kualitas padinya menurun dan harganya jeblok di pasaran. Petani juga yang merugi.

Dari sedikit uraian di atas, metode atau cara mempertahankan kesuburan tanah mau tidak mau harus diketahui oleh para petani tradisional di Indonesia. Tujuannya agar lahan pertanian selalu subur tiap tahun dan tidak berdampak buruk pada hasil pertaniannya. Lalu, bagaimana caranya? Untuk lebih jelasnya, silahkan membaca uraian di bawah ini.

a) Metode Mekanik

Cara mekanik dapat diartikan sebagai mengaplikasikan atau menerapkan teknik pengolahan tertentu pada tanah. Beberapa tekniknya sudah dipraktikkan oleh sebagian besar petani di Indonesia, yaitu sebagai berikut.

i. Contour Tillage

Sebuah metode pengolahan lahan pertanian dengan membuat rongga-rongga tanah yang sejajar dengan garis kontur dan membentuk igir-igir. Cara tersebut berguna untuk memperlambat aliran permukaan sekaligus memperbesar penyerapan air ke dalam tanah.

ii. Terasering

Terasering adalah penterasan atau pembuatan lahan pertanian yang berbentuk miring. Tujuannya untuk mengurangi panjang lereng dan memperkecil kemiringan lereng. Khususnya untuk lahan pertanian di wilayah dataran tinggi atau pegunungan. Dengan pembuatan terasering, tingkat erosi dapat dikurangi.

iii. Cekdam

Cekdam atau bendungan kecil dibuat untuk membendung aliran air. Dengan begitu, material tanah yang terbawa aliran bisa tertahan di dinding cekdam. Hal tersebut menyebabkan lapisan tanah semakin tebal dan kesuburannya tidak akan hilang.

iv. Galudan

Lebih populer dengan istilah pematang. Pembuatan tanggul-tanggul kecil dengan saluran air sejajar kontur. Fungsinya untuk menahan aliran air, sehingga besar kemungkinan bisa terserap ke dalam tanah.

b) Metode vegetatif

Selain mekanik, ada juga metode vegetatif sebagai cara alternatif mempertahankan kesuburan tanah. Beberapa cara yang biasa dalam metode vegetatif adalah sebagai berikut.

i. Crop rotation

Crop Rotation adalah rotasi tanaman dengan cara menanam beberapa jenis tanaman dalam satu lahan pertanian. Cara tersebut sudah banyak dilakukan oleh petani Indonesia dan cukup efektif untuk mencegah berkurang atau bahkan hilangnya unsur hara di dalam tanah yang sangat penting bagi kesuburan tanah.

ii. Penghijauan

Penghijauan dilakukan dengan cara menanam kembali tanah-tanah yang sudah gundul atau tak ada vegetasinya karena ditebangi atau kondisi alam lainnya. Dipilih bibit-bibit pohon besar yang lebih mudah dan cepat tumbuh.

iii. Strip cropping

Strip Cropping adalah penanaman berbaris dengan cara menanam tanaman secara tegak lurus sesuai arah aliran air. Cara penanaman seperti ini bertujuan untuk mempertahankan unsur hara di dalam tanah.

iv. Buffering

Artinya, penanaman tanaman penutup pada lahan pertanian dengan jenis tanaman keras, seperti pinis, sengon, atau yang lainnya. Tujuannya adalah untuk menghambat penghancuran dan pengikisan lapisan atas tanah karena laju erosi. Namun demikian, penanaman tanaman keras tersebut membutuhkan waktu yang lama, sehingga harus disesuaikan dengan waktu penanaman tanaman produksi.

c) Metode kimiawi

Masih ada satu metode menjaga kesuburan tanah yang perlu diketahui, yaitu secara kimiawi. Disebut seperti itu karena menggunakan dan melibatkan beberapa bahan kimiawi dalam wujud padat atau cair. Tujuan pemakaiannya adalah memperbaiki struktur tanah dan memperkuat agregatnya.

Beberapa bahan kimiawi yang biasanya dipakai, antara lain krilium, bitumen, dan soil conditioner. Meskipun dianggap efektif, tetapi metode yang satu ini dihindari oleh sebagian pihak atau petani. Pasalnya, bahan-bahan kimiawi tersebut, menurut mereka, bisa berdampak buruk pada lahan pertanian dalam jangka panjang.

2.3. Upaya Mengembalikan Kesuburan Tanah

Tanah memiliki kesuburan yang berbeda-beda tergantung sejumlah faktor pembentuk tanah yang merajai di lokasi tersebut, yaitu: bahan induk, iklim, relief, organisme, atau waktu. Tanah merupakan fokus utama dalam pembahasan ilmu kesuburan tanah, sedangkan kinerja tanaman merupakan indikator utama mutu kesuburan tanah.

Kesuburan tanah ditentukan oleh keadaan fisika, kimia dan biologi tanah sebagai berikut:

a. Kesuburan Fisika

Sifat fisik tanah yang terpenting adalah solum, tekstur, struktur, kadar air tanah, drainase dan porisitas tanah. Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara langsugung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang padat.

b. Kesuburan Kimia

Sifat kimia tanah berhubungan erat dengan kegiatan pemupukan. Dengan mengetahui sifat kimia tanah akan didapat gambaran jenis dan jumlah pupuk yang dibutuhkan. Pengetahuan tentang sifat kimia tanah juga dapat membantu memberikan gambaran reaksi pupuk setelah ditebarkan ke tanah. Sifat kimia tanah meliputi kadar unsur hara tanah, reaksi tanah (pH), kapasitas tukar kation tanah (KTK), kejenuhan basa (KB), dan kemasaman.

c. Kesuburan Biologi

Sifat biologi tanah meliputi bahan organik tanah, flora dan fauna tanah (khususnya mikroorganisme penting seperti bakteri, fungi dan Algae), interaksi mikroorganisme tanah dengan tanaman (simbiosa) dan polusi tanah. Organisme (mikroorganisme) tanah penting dalam kesuburan tanah karena: berperan dalam siklus energi, berperan dalam siklus hara, berperan dalam pembentukan agregat tanah, serta menentukan kesehatan tanah. Tanah yang subur adalah tanah yang mengandung unsur hara, air, dan bahan pendukung lain dalam komposisi yang pas sehingga mampu dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman. Kondisi tanah juga memiliki potensi kerusakan, sehingga perlu dijaga untuk mempertahankan kesuburannya. Kerusakan tanah ditandai dengan tingkat kesuburannya yang berkurang. Walaupun tanah memiliki kemampuan dalam memperbaiki dirinya dari kerusakan, namun tanah tetap membutuhkan upaya khusus untuk membantu perbaikan kondisinya. Upaya khusus tersebut bisa dilakukan dengan beberapa cara. 

a. Pemupukan 

Upaya pemupukan bisa dilakukan untuk menambah unsur hara yang terkandung dalam tanah. Hal ini karena kualitas tanah akan semakin menurun jika tidak didukung penambahan unsur secara manual. Pemupukan sebaiknya dilakukan dengan bahan organik, seperti pupuk kompos atau pupuk hijau. Pemupukan juga akan memperbaiki tekur dan struktur tanah sehingga tanaman akan tumbuh lebih optimal. 

b. Penghijauan 

Upaya ini sangat efektif dalam menjaga kesuburan tanah. Penghijauan yang dimaksud adalah upaya untuk penanaman kembali lahan-lahan yang sudah tidak memiliki vegetasi. Penghijauan ini bertujuan untuk menghambat perusakan lapisan atas tanah oleh air hujan, memperkaya bahan organik, dan menghambat laju erosi. Penghijauan dapat diakukan dengan menanam bibit pepohonan jenis kayu yang cukup rindang. Dengan penghijauan, akan didapat juga hasil lainnya, seperti kayu maupun buah yang dihasilkan. 

c. Pengolahan Tanah 

Pengolahan tanah perlu dilakukan pada tanah yang sudah mulai kehilangan kesuburannya akibat sudah lama tidak digunakan untuk bercocok tanam. Pengolahan tanah bisa dilakukan dengan menggemburkan tanah menggunakan sekop atau cangkul. Penggemburan tanah bertujuan untuk memperbaiki tekstur dan struktur tanah agar kondisi tanah bisa untuk menampung air dan unsur hara lebih optimal. Selain itu penggemburan juga akan membantu pertumbuhan bibit tanaman yang akan ditanam. 

d. Pengairan dan Pengendalian Gulma 

Melakukan pengairan tanah secara rutin akan membantu menjaga kesuburan tanah. Kandungan hara akan tetap terjaga jika kandungan air dalam tanah terus tercukupi. Selain pengendalian gulma juga penting untuk mengurangi hilangnya kesuburan tanah. gulma merupakan tanaman yang tidak memiliki manfaat dan tumbuh secara liar. Gulma bisa dikendalikan dengan dicabut maupun dengan pembalikan tanah agar gulma bisa menjadi pupuk hijau tanah. 

e. Mengurangi Pemcemaran Tanah 

Secara tidak sadar pencemaran tanah sering dilakukan oleh banyak orang. Dengan membuang sampah yang sulit terurai di tanah akan mengakibatkan turunnya kesuburan tanah karena tekstur dan struktur tanah akan terganggu. Pembuangan sampah ini akan menyebabkan pencemaran tanah. oleh karena itu upaya ini juga sangat penting dan bisa dilakukan dengan pemilahan sampah dan mendaur ulang sampah. 

f. Rotasi Tanaman dan Tumpangsari 

Upaya melakukan rotasi tanaman ini sangat membantu menjaga kesuburan tanah. Upaya ini dilakukan dengan memvariasikan jenis tanaman pada tiap pergantian musim tanam. Jika hanya ditanami satu jenis tanaman secara terus-menerus maka tanah akan jenuh dan kandungan unsur hara tertentu akan terus berkurang. Oleh karena itu, upaya ini efektif untuk mencegah berkurangnya jenis unsur hara tertentu dalam tanah. Selain itu dengan metode tumpangsari ketersediaan hara dalam tanah akan terus tersedia selama tanaman yang ditanam mampu bersimbiosis untuk menghasilkan unsur hara tertentu.

BAB III PENUTUP

3.1.Simpulan

Kesuburan tanah adalah mutu tanah untuk bercocok tanam, yang ditentukan oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi bagian tubuh tanah yang menjadi habitat akar-akar aktif tanaman.

mempertahankan kesuburan tanah dapat kita lakulan dengan melalui metode mekanik yang meliputi (contour village, terasering, cekdam, dan galudan). Metode vegetativ yang meliputi (crop rotation, penghijauan, strip cropping dan buffering). Dan yang terakhir adalah dengan metode kimiawi.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembalikan kesuburan tanah dengan cara pemupukan, penghijauan, pengolahan tanah, pengairan, pengendalian gulma, mengurangi pencemaran tanah, rotasi tanaman dan menggunakan sistem penanaman tumpang sari.

DAFTAR PUSTAKA

Magfiranur, Andi. 2019. Menjaga Kesuburan Tanah. http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/83131/Menjaga-Kesuburan-Tanah/ 

Notohadiprawiro, T, dkk. 2006. PENGELOLAAN KESUBURAN TANAH DAN PENINGKATAN EFISIENSI PEMUPUKAN. Jurnal UGM 

Totok, Arifin. 2018. Cara Mempertahankan Kesuburan Tanah yang Efektif. https://paktanidigital.com/artikel/mempertahankan-kesuburan-tanah/