Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Invertebrata (Hewan Tidak Bertulang Belakang) : Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelmintas, Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata. Lengkap!

Daftar Isi [Tampilkan]
Invertebrata (Hewan Tidak Bertulang Belakang) meliputi filum Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelmintas, Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata.

1. Porifera

porifera
Porifera sulit dikenali sebagai hewan. Filum Porifera disebut juga hewan spons. Porifera memiliki sekitar 10.000 spesies yang kebanyakan hidup di air laut. Hewan ini merupakan hewan sessile (hidup melekat pada substrat)

Ciri-Ciri Porifera

  1. Hewan multiseluler (multi: banyak, seluler: sel). Habitat di air laut
  2. Tubuh asimetrik (tidak memiliki bidang pembelahan yang sama besar)
  3. Tidak mempunyai organ mata, kepala, mulut, usus, dan saraf
  4. Memiliki rongga tubuh (spongosol) dan lubang keluar (oskulum)
  5. Memiliki sel corong (koanosit) yang peka terhadap rangsang
  6. Tubuhnya tersusun atas jaringan diploblastik (memiliki dua lapisan jaringan), yaitu lapisan luar dan dalam. Lapisan luar, terdiri dari sel-sel epidermis (pinakosit). Adapun lapisan dalam (endodermis), tersusun oleh sel-sel leher (koanosit). Koanosit berfungsi untuk mencerna makanan
  7. Diantara epidermis dan endodermis terdapat lapisan tengah (masenkim) yang tersusun oleh sel-sel menyerupai amoeba (amoebosit) dan bahan pembentuk rangka tubuh.
  8. Bahan pembentuk rangka tubuh ada dua macam, yaitu spikula dan spongin. Spikula tersusun dari zat kapur atau zat kersik/silikat. Spongin tersusun dari protein.

Reproduksi Porifera

Porifera bereproduksi melalui dua cara, yaitu secara generatif dan vegetatif
  1. Reproduksi generatif, yaitu dengan sel-sel kelamin yang dihasilkan oleh sel amoeboid. Porifera termasuk hewan monoesius atau hermafrodit karena dalam satu tubuh bisa menghasilkan dua sel kelamin sekaligus.
  2. Reproduksi vegetatif dengan pembentukan tunas ataupun kuncup. Apabila Porifera berada dalam lingkungan yang kering, maka akan membentuk gemmule atau kuncup dalam yang nantinya juga bisa tumbuh menjadi individu baru.

Klasifikasi Porifera

1. Calcarea

Calcarea, spikula tersusun dari zat kapur atau kalsium. Tipe saluran airnya asconoid. Contoh Grantia sp, dan Leucosolenia sp.

2. Hexactinellida

Spikula tersusun dari silikat/kersik. Tipe saluran airnya syconoid. Contoh Pheronema so., Euplectella so., dan Hyalonema sp.

3. Demospongiae

Spikula tersusun dari silikat dan spongin atau spongin saja. Tipe saluran airnya syconoid atau leuconoid. Contoh Euspongia sp., Spongilla so., dan Euplexaura antipathies (akar bahar)

Manfaat Porifera

Tubuh Porifera yang sudah mati dapat dimanfaatkan sebagai penggosok ketika mandi ataupun mencuci. Selain itu, dapat juga dimanfaatkan sebagai hiasan yang ada pada akuarium.

2. Coelenterata (Hewan Berongga)

Ciri-Ciri Coelentrata dan Penjelasan Tentang Cara Reproduksi, Klasifikasi, dan Manfaatnya
Coelenterata dapat diartikan sebagai hewan perut berongga. Rongga tubuh digunakan sebagai tempat pencernaan makanan dan sebagai alat pengedar sari makanan sekaligus mengeluarkan sisa-sisa makanan.

Ciri-Ciri Coelenterata

  1. Tubuh simetri radial
  2. Diploblastik (tubuh terdiri atas dua lapisan jaringan)
  3. Memiliki rongga tubuh yang digunakan untuk usus
  4. Habitat di perairan, baik perairan tawar maupun laut
  5. Pencernaan makanan dengan sistem gastrovaskuler
  6. Memiliki lengan (tentakel) yang dilengkapi dengan sel beracun atau cnidoblast
  7. Memiliki dua tipe tubuh, yaitu
    1. Tipe polip yaitu tipe tubuh yang hidupnya tak bebas atau menempel pada substrat tertentu
    2. Tipe medusa (seperti payung), yaitu tipe yang dapat hidup bebas karena memiliki kemampuan untuk berenang

Reproduksi Coelenterata

Coelenterata bereproduksi secara generatif (seksual) maupun vegetatif (aseksual). Reproduksi generatif atau seksual terjadi dengan peleburan antara sel kelamin jantan dan sel telur. Reproduksi vegetatif (aseksual) melalui pembentukan tunas. Apabila tunas pada tubuhnya lepas maka akan tumbuh menjadi individu baru.

Klasifikasi Coelentrata

Secara garis besar Coelentrata dibagi menjadi 3 kelas yaitu Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa

Hydrozoa

Hydrozoa, berupa polip, hanya sebagian kecil yang berbentuk medusa dan hidup berkoloni. Contoh : Hydra viridis, Hydra fusca, Hydra attenuate, dan Obelia sp.

Scyphozoa

Scyphozoa, bentuk tubuh seperti mangkuk terbalik. Fase medusa lebih dominan daripada polip. Contoh Aurelia aurita (ubur-ubur)

Anthozoa

Anthozoa, meliputi anemon laut dan hewan-hewan pembentuk batu karang, berbentuk polip. Mempunyai tentakel disekitar mulut. Contoh : Fungia sp., Acrophora sp., Stylophora sp., Euplexaura antipathies (akar bahar), dan Meandrina sp.

Manfaat Coelentrata

Peranan Coelentrata bagi kehidupan, yaitu
  1. Sebagai bahan makanan
  2. Sebagian haiasan pada akuarium air laut, seperti anemon laut atau mawar laut
  3. pembentuk terumbu karang, tempat hunian ikan

3. Plathyhelminthes

Ciri-Ciri plathyhelminthes

  1. Tubuh pipih dan tidak berbuku-buku
  2. Sistem pencernaan dengan gastrovaskuler
  3. Sistem pencernaan tidak sempurna (tidak memiliki anus)
  4. Sistem transportasi secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh
  5. Sistem saraf dengan ganglion
  6. Sistem ekskresi menggunakan sel api
  7. Tidak memiliki sistem peredaran darah
  8. Berespirasi secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh
  9. Tubuh cacing ini terdiri atas 3 lapisan jaringan, yaitu ektoderm (lapisan luar), mesoderm (lapisan tengah), endoderm (lapisan dalam) serta tidak memiliki rongga tubuh atau bersifat triploblastik aselomata.

Reproduksi plathyhelminthes

Cacing pipih dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual. Secara aseksual dilakukan dengan membelah diri. Secara seksual dilakukan dengan perkawinan silang meskipun cacing pipih bersifat hermafrodit.

Klasifikasi Plathyhelminthes

Filum plathyhelminthes digolongkan dalam tiga kelas, yaitu Turbellaria atau cacing berbulu getar, Trematoda atau cacing isap, dan Cestoda atau cacing pita. Kebanyakan anggota plathyhelminthes merugikan karena bersifat parasit, seperti Taenia sp (cacing pita) dan Fasciola hepatica (cacing hati).

Turbellaria (cacing berbulu getar)

Bentuk tubuh pipih, tidak bersegmen, jarang sebagai parasit, epitel bersilia, berlendir, dan tubuh berbentuk daun. Habitat di air tawar yang jernih dan tenang. Bagian tepi tubuh ditutupi silia/rambut getar. Misalnya Planaria sp. yang bersifat hermaprodit serta dapat berkembang biak dengan cara fregmentasi.

Trematoda

Bersifat parasit pada hewan maupun manusia. Bentuk tubuh menyerupai daun, pipih, memiliki alat isap bagian depan (anterior) dan alat isap sisi perut (posterior). Saluran pencernaan tidak berkembang. Permukaan tubuh ditutupi oleh kutikula tidak bersilia. Contoh: Fasciola hepatica (cacing hati), Clonorchis sinensis, Schistosoma haematobium (cacing darah), dan Paragonimus westermani (cacing paru-paru).

Cestoda (cacing pita)

Bentuk pipih memanjang seperti pita. Tubuh bersegmen-segmen, masing-masing segmen disebut proglotid. Di bagian anterior terdapat skoleks (kepala) yang dilengkapi dengan kait (rostelum) dan alat isap (sucker). Contoh: Taenia saginata (cacing pita sapi), Taenia solium (cacing pita babi), dan Echinocuccus granulosus (parasit pada usus anjing).
Klasifikasi Plathyhelminthes
Klasifikasi Plathyhelminthes

4. Nemathelminthes atau Nematoda

Ciri-ciri Nemathelminthes

Secara umum, hewan-hewan yang termasuk anggota Nematoda memiliki ciri sebagai berikut
  1. Tubuh tak beruas
  2. Bentuk gilig (bulat panjang)
  3. Alat pencernaan sempurna (sudah memiliki mulut dan anus)
  4. Belum mempunyai alat respirasi (pertukaran gas berlangsung difusi)
  5. Memiliki susunan triploblastik
  6. Bentuk tubuhnya gilig (bulat panjang), simetris bilateral, dan tidak bersegmen-segmen
  7. Memiliki rongga tubuh semu (pseudoselomata)
  8. Hidup bebas di air atau tanah dan sebagian parasit pada hewan atau manusia
  9. Berukuran kecil (mikrokopis) dan tubuh dilapisi kutikula. Saluran pencernaan sempurna. Bernafas secara difusi

Reproduksi Cacing Gilig

Reproduksi Cacing Gilig secara seksual, ovipar, dan jenis kelamin terpisah (gonochoris). Cacing jantan berukuran lebih kecil daripada cacing betina.
 Filum Nemathelminthes
 Filum Nemathelminthes

Klasifikasi Filum Nemathelminthes

Klasifikasi filum Nemathelminthes terdiri dari dua kelas yaitu Aphasmidia dan Phasmidia. Contoh-contoh yang telah dikenal kebanyakan berasal dari kelas Phasmidia, seperti Ascaris lumbricoides (cacing perut), Ancylostoma duodenale (cacing tambang), Enterobios vermicularis (cacing kremi), Filaria buncrofti (cacing filaria), dan Trichinella spiralis. Cacing ini kebanyakan merugikan karena menyebabkan ascariasis, filariasis, trichinosis, dan anemia.

5. Annelida

Ciri-Ciri Annelida, Cara Reproduksi, Klasifikasi dan Perannya Dalam Kehidupan
Annelida

Ciri-ciri Annelida

Annelida disebut juga dengan cacing gelang karena tubuhnya berbuku-buku atau beruas-ruas seperti gelang. Secara umum, anggota Annelida memiliki ciri-ciri sebagai berikut
  1. Tubuhnya bersegmen dan triploblastik
  2. Habitat di darat, air tawar, maupun di laut
  3. Sebagian hidup bebas dan parasit
  4. Sistem pencernaan, saraf, ekskresi, dan reproduksinya telah berkembang dengan baik
  5. Mempunyai jenis kelamin terpisah (diesis, gonochoris) dan sebagian hermaprodit.
  6. Umumnya menghasilkan larva bersilia (trokofor)

Reproduksi Annelida

Annelida dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual. Annelida bersifat hermaprodit, tetapi pembuatan berasal dari perkawinan antara dua individu. Sperma yang dipakai untuk membuahi sel telur berasal dari cacing lain yang disimpan dalam reseptakulum seminis.

Klasifikasi Annelida

Filum Annelida terdiri dari tiga kelas, yaitu:

1. Polychaeta

Cacing ini berambut banyak dan dalam daur hidupnya sebagian besar berada dalam bentuk atoke, yaitu hewan yang belum masak secara seksual. Contoh: Nereis sp., Lysidice oele (cacing palolo), dan Eunice viridis (cacing wawo)

2. Olygochaeta

Cacing ini mempunyai sedikit seta (rambut). Contoh: cacing tanah (Pheretima sp dan Lumbricus terrestris)

3. Hirudinae

Cacing ini merupakan cacing pengisap darah atau golongan lintah. Contoh: Hirudo medicinalis (lintah) dan Haemadipsa javanica (pacet)

Peran Annelida

Cacing tanah membantu degradasi sampah organik menjadi zat anorganik. Cacing tanah juga digunakan untuk bahan pembuatan konsentrat makanan ternak, khususnya ikan. Serbuk cacing tanah dikemas sebagai obat tifus. Adapun lintah digunakan untuk menyedot darah kotor atau cairan nanah, namun di alam bebas lintah bersifat ektoparasit yang merugikan bagi hewan dan manusia.

6. Mollusca

Ciri-ciri Mollusca

Mollusca disebut juga binatang lunak dengan ciri-ciri sebagai berikut
  1. Tubuhnya lunak dan tanpa rangka
  2. Tubuh bersifat simetris bilateral, terbungkus dalam cangkang berkapur
  3. Tubuh diselubungi mantel, yang membatasi tubuh dengan cangkangnya
  4. Mempunyai sistem respirasi, reproduksi, ekskresi, dan digesti yang kompleks
  5. Sistem peredaran darah terbuka

Klasifikasi Mollusca

Berdasarkan simetri tubuh, struktur kaki, cangkok, mantel, insang, dan sistem saraf, Mollusca dibagi menjadi lima kelas Gastropoda, Cephalopoda, Bivalvia atau Pelecypoda atau Lamellibranchyata, Amphineura, dan Scaphopoda.
  1. Gastropoda, bergerak dengan kaki perut dan bersifat hermaprodit. Contoh: Achatina fulica (bekicot) dan Pilla ampulacea (siput sawah)
  2. Chephalopoda, bergerak dengan kaki yang ada di kepala. Contoh: Octopus sp (cumi-cumi),  Loliga pealeii (gurita), dan Sapia (ikan sotong)
  3. Pelecypoda (bivalvia), memiliki kaki pipih dan dua buah cangkang. Contoh: Anadonta sp (kerang air) dan Pinctada margaritivera (kerang mutiara)
  4. Amphineura (Polyplacophora), hidup melekat didasar perairan laut, jenis kelamin terpisah, dan memiliki banyak insang. Contoh: Chiton sp dan Neomenia carinata
  5. Scaphopoda, bentuk cangkangnya seperti gigi (dentis). Contoh: Dentalium vulgare

Peranan Mollusca

Beberapa jenis Mollusca dimanfaatkan sebagai bahan makanan seperti karang, cumi-cumi, dan siput. Jenis kerang mutiara dikenal sebagai penghasil mutiara untuk perhiasan. Selain itu cangkangnya dapat dimanfaatkan sebagai barang kerajinan. Sebagai sumber protein hewani (contohnya bekicot dan kerang) dan sebagai bahan hiasan (contohnya cangkang kerang laut) dan penghasil mutiara.

Beberapa jenis Mollusca lain bersifat merugikan manusia, misalnya siput, keong mas, dan bekicot dapat merusak tanaman budidaya. Teredo navalis yang hidup di laut sering menyebabkan rusaknya kayu pada galangan kapal. Beberapa jenis siput, misalnya Lymnea merupakan inang perantara daur hidup cacing hati yang bersifat parasit pada manusia.

7. Arthropoda

Ciri-ciri Arthropoda

Arthropoda merupakan kelompok hewan yang kaki dan tubuhnya beruas-ruas dengan ciri-ciri sebagai berikut.
  1. Tubuh beruas-ruas terdiri dari bagian kepala, dada, dan perut
  2. Habitatnya di darat, air tawar, maupun di laut
  3. Memiliki rangka luar (eksoskeleton) dari zat kitin
  4. Sistem peredaran darah terbuka
  5. Arthropoda ada yang bernapas dengan trakea, insang, paru-paru buku, dan difusi melalui seluruh permukaan tubuh
  6. Reproduksi secara seksual dengan peleburan gamet jantan (sperma) dan gamet betina (ovum)
  7. Memiliki simetri tubuh bilateral 
  8. Jenis kelamin terpisah (gonochoris)
  9. Beberapa jenis Arthropoda mengalami parthenogenesis
  10. Alat ekskresinya berupa nefridium dan badan malphigi
  11. Sistem saraf tangga tali

Klasifikasi Arthropoda

Arthropoda diklasifikasikan menjadi empat kelah berikut
  1. Crustacea (udang-udangan), bernapas dengan insang. Contoh Penaeus monodon (udang windu), Panulirus humarus (lobster), dan Scylla cerata (kepiting bakau)
  2. Arachnida, bernapas dengan paru-paru buku. Kelas ini dibagi menjadi 3 ordo, yaitu Scorpionida (kalajengking), Araneida (laba-laba), dan Acarina (kutu tungau atau caplak)
  3. Myriapoda (kaki seribu), bernafas dengan trakea. Contoh: Spirobolus sp (luwing) dan Scolopendra sp (kelabang)
  4. Insecta (serangga), bernafas dengan trakea. Contoh: Musca sp (lalat), Valanga sp (belalang) dan Apis mellifera (lebah madu)

Peranan Anggota Arthropoda

Peranan Anggota Arthropoda banyak dimanfaatkan manusia, misalnya sebagai sumber protein hewani dan bernilai ekonomis tinggi (udang, kepiting, dan lobster). Selain itu, madu yang dihasilkan lebah banyak dimanfaatkan sebagai bahan obat dan makanan. Keberadaan serangga dapat membantu proses penyerbukan tanaman.

8. Echinodermata

Ciri-Ciri Echinodermata, Cara Reproduksi, dan Klasifikasi Echinodermata
Echinodermata
Echinodermata dapat diartikan sebagai hewan berkulit duri. Hewan ini hidup di laut dan tidak ada yang hidup di air tawar. Selain kulitnya yang berduri, hewan ini juga mempunyai ciri dengan jumlah organ tubuh kelipatan lima. Rangka tubuhnya merupakan lempeng zat kapur.

Ciri-ciri Echinodermata

  1. Habitat di laut
  2. Tubuhnya memiliki simetri radial
  3. Hewan ini sudah memiliki sistem pencernaan yang sempurna
  4. Sistem gerak menggunakan kaki ambulakral, selain itu kaki juga digunakan untuk menangkap mangsa
  5. Memiliki 5 lengan
  6. Memiliki kemampuan autotomi, yaitu kemampuan untuk membentuk kembali organ tubuhnya yang terputus
  7. Bernafas dengan insang

Reproduksi Echinodermata

Reproduksi dapat terjadi secara seksual atau aseksual. Secara aseksual dapat terjadi dengan regenerasi atau dengan pembelahan sel. Reproduksi seksual terjadi dengan fertilisasi yang terjadi di dalam air laut. Jenis kelamin hewan ini terpisah (berumah dua). Larvanya mempunyai bentuk simetri bilateral dan dapat berenang bebas disebut bipinnaria.

Klasifikasi Echinodermata

Echinodermata terdiri dari lima kelas, yaitu

1. Asteroidae (bintang laut)

Tubuh terdiri dari cakram sentral dengan lima lengan, sehingga disebut juga bintang laut. Tubuhnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sisi oral (bawah) terdapat mulut dan sisi aboral (atas) tertutup oleh duri-duri dan terdapat lubang madreporit (tempat masuk dan keluarnya air dari dalam tubuh) serta anus. Contoh: Asterias forbesi dan Linckia laevigata.

2. Echinoidea (landak laut)

Tubuh bundar, agak pipih, dan tanpa lengan. Di sisi oral terdapat tabung-tabung telapak yang berfungsi untuk bergerak. Bernapas dengan branki dermal. Berjumlah lima pasang. Di sisi aboral tubuhnya terdapat lima papan kapur yang disebut papan genital dan satu diantaranya merupakan madreporit. Contoh: Diadema saxsatile dan Echinothrix sp.

3. Ophiuroidea (bintang ular laut)

Hewan ini disebut bintang ular karena mempunyai lima lengan yang panjangnya dapat mencapai 60 cm dan dapat digerakkan seperti ular. Celah mulutnya terdapat di sisi ventral, tanpa anus. Hidup di sela-sela karang dan aktif pada malam hari. Disisi oral terdapat papan madreporit. Contoh: Ophiura sp.

4. Holothuroidea (mentimun laut atau teripang)

Tubuh lunak berbentuk seperti kantung memanjang. Hewan ini tidak mempunyai lengan, sehingga bergerak dengan memanjang dan memendekkan tubuh dengan batuan otot dari bawah kulit. Mulut terletak di ujung anterior dan anus di ujung posterior contoh: Holothuria scabra dan Thyone byereus (mentimun laut).

5. Crinoidea (lili laut)

Hewan ini memiliki lengan bercabang-cabang menyerupai mahkota bunga lili, sehingga sering disebut lili laut. Lili laut memiliki semacam akar untuk melekatkan diri pada suatu tempat yang disebut cirri. Hewan ini mengalami fertilisasi internal di mana zigot berkembang dalam tubuh. Contoh: Metacrinus sp dan Antedon so.

Hewan-hewan Echinodermata sangat membantu dalam proses biodegradasi sampah organik. Mentimun laut suka makan potongan bangkai makhluk hidup dalam laut (detritus).