Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

MAKALAH UNSUR-UNSUR MOTIVASI DALAM BELAJAR

Daftar Isi [Tampilkan]

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi di dalam satu situasi, bahkan dalam satu ruang hampa. Situasi belajar ini ditandai dengan motif-motif yang ditetapkan dan diterima oleh siswa. Terkadang satu proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal disebabkan karena ketiadaan kekuatan yang mendorong (motivasi).

Belajar mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks, karena dalam proses tersebut siswa tidak hanya sekedar menerima dan menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa dapat melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran dan tindakan pedadogis yang harus dilakukan, agar hasil belajarnya lebih baik dan sempurna. Dari proses pembelajaran tersebut siswa dapat menghasilkan suatu perubahan yang bertahap dalam dirinya, baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Adanya perubahan tersebut terlihat dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa berdasarkan evaluasi yang diberikan oleh guru.

Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat besar peranannya terhadap prestasi belajar. Karena dengan adanya motivasi dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Bagi siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai keinginan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sehingga boleh jadi siswa yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal karena kekurangan motivasi, sebab hasil belajar itu akan optimal bila terdapat motivasi yang tepat. Karenanya, bila siswa mengalami kegagalan dalam belajar, hal ini bukanlah semata-mata kesalahan siswa, tetapi mungkin saja guru tidak berhasil dalam membangkitkan motivasi siswa.

Motivasi yang kuat dalam diri siswa akan meningkatkan minat, kemauan dan semangat yang tinggi dalam belajar, karena antara motivasi dan semangat belajar mempunyai hubungan yang erat. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sardiman A.M dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar bahwa : "Dalam kegiatan belajar, maka motivasi menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai."

Motivasi sangat berperan dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar mengajar, dan dengan motivasi itu pula hasil belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik. Siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas akan tekun dan berhasil dalam belajarnya. Tingginya motivasi dalam belajar berhubungan dengan tingginya prestasi belajar. Bahkan pada saat ini kaitan antara motivasi dengan perolehan dan atau prestasi tidak hanya dalam belajar.

B. Rumusan Masalah

  1. Apa yang dimaksud dengan motivasi ?
  2. Apa saja unsur-unsur motivasi ?
  3. Tuliskan saja upaya-upaya dalam meningkatkan motivasi belajar ?

C. Tujuan

  1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan motivasi.
  2. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur motivasi.
  3. Untuk mengetahui upaya-upaya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi Belajar

Sardiman (2006) mengemukakan bahwa “motif” dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila keinginan untuk mencapai kebutuhan sangat kuat.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar.

Menurut Nasution (dalam Rohani, 2004) menyatakan motivasi peserta didik (siswa) adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga siswa mau melakukan apa yang dapat dilakukannya.

Menurut Winkel (2005), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar, sehingga siswa yang bermotivasi kuat memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa motivasi belajar adalah suatu penggerak yang timbul dari kekuatan mental diri peserta didik maupun dari penciptaan kondisi belajar sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-tujuan belajar itu sendiri.

Dalam motivasi terkandung adanya keinginan mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan individu belajar (Koeswara, 1989; Siagian, 1989; Schein, 1991; Biggs & Telfer, 1987). Ada tiga komponen utama dalam motivasi belajar yaitu :

1. Kebutuhan

Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Contohnya, siswa merasa bahwa hasil belajarnya rendah, padahal ia memiliki buku pelajaran yang lengkap. Ia memiliki cukup waktu tetapi kurang baik dalam mengatur waktu belajar. Waktu belajar yang digunakannya tidak memadai untuk memperoleh hasilk belajar yang baik. Oleh karena itu siswa mengubah cara-cara belajarnya.

2. Dorongan

Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi.

3. Tujuan

Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku belajar. Pada kasus siswa mengambil kursus dan bersemangat belajar tinggi tersebut menunjukkan bahwa siswa bertujuan lulus dan diterima di universitas pilihannya (Koeswara, 1989; Siagian, 1989; Schein, 1991; Biggs & Telfer, 1987).

B. Unsur-Unsur Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Max Darsono menyatakan bahwa unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut :

a) Cita-cita atau Aspirasi

Cita-cita disebut juga aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan target ini tidak sama bagi semua siswa. Target ini diartikan sebagai tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang.

Yang dimaksud dengan cita-cita atau aspirasi di sini ialah tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang (W.S. Winkel, 1989: 96). Aspirasi ini dapat bersifat positif, dapat pula bersifat negatif. Siswa yang mempunyai aspirasi positif adalah siswa yang menunjukkan hasratnya untuk memperoleh keberhasilan. Sebaliknya siswa yang mempunyai aspirasi negatif adalah siswa yang menunjukkan keinginan atau hasrat menghindari kegagalan.

Dalam beraspirasi siswa menentukan target atau disebut juga taraf aspirasi, yaitu taraf keberhasilan yang ditentukan sendiri oleh siswa dan ia mengharapkan dapat mencapainya. Taraf aspirasi atau taraf keberhasilan ini dapat dipakai sebagai ukuran untuk menentukan apakah siswa mencapai sukses atau tidak.

b) Kemampuan Belajar

Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa, misalnya pengamatan, ingatan, daya pikir, dan fantasi.

Orang belajar dimulai dengan mengamati bahan yang dipelajari. Pengamatan dilakukan dengan mengfungsikan panca indera. Makin baik pengamatan seseorang, makin jelas tanggapan yang terekam dalam dirinya, dan makin mudah merepoduksi atau mengingat apa yang mengolahnya dengan berpikir, sehingga memperoleh sesuatu yang baru. Daya fantasi juga sangat berpengaruh terhadap perolehan pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Jadi, siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih bermotivasi dalam belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses, sehingga kesuksesan ini memperkuat motivasinya.

c) Kondisi Siswa

Siswa adalah makhluk hidup yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik, dan kondisi psikologis. Tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi psikologisnya. Misalnya siswa yang kelihatan lesu, mengantuk akibat begadang atau siswa yang dimarahi orang tuanya dan terbawa ke sekolah akan mengurangi bahkan menghilangkan motivasi belajar siswa.

d) Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datang dari luar diri siswa. Lingkungan siswa, sebagaimana juga lingkungan individu pada umumnya, ada tiga, yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Guru harus berusaha mengelola kelas, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menampilkan diri secara menarik, dalam rangka membantu siswa termotivasi dalam balajar.

Lingkungan fisik sekolah, sarana dan prasarana, perlu ditata dan dikelola, supaya menyenangkan dan membuat siswa betah belajar. Kecuali kebutuhan siswa terhadap sarana dan prasarana, kebutuhan emosional psikologis juga perlu mendapat perhatian. Kebutuhan rasa aman misalnya, sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Kebutuhan berprestasi, dihargai, diakui, merupakan contoh-contoh kebutuhan psikologis yang harus terpenuhi, agar motivasi belajar timbul dan dapat dipertahankan.

e) Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar

Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali. Khususnya kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional. Misalnya keadaan emosional siswa, gairah belajar, dan situasi dalam keluarga.

f) Upaya Guru Membelajarkan Siswa

Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa, dan mengevaluasi belajar siswa.

Bila upaya-upaya tersebut dilaksanakan dengan berorientasi pada kepentingan siswa, maka diharapkan upaya tersebut dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. Bila upaya guru hanya sekedar mengajar, artinya keberhasilan guru yang menjadi titik tolak, besar kemungkinan siswa tidak tertarik untuk belajar. Dengan kata lain motivasi belajar siswa melemah atau hilang.

C. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Menurut De Decce dan Grawford yang dikutip oleh Syaiful Djamarah, ada 4 upaya guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara peningkatan motivasi belajar yaitu sebagai berikut :

a) Menggairahkan anak didik

Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari guru harus berusah menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. Guru harus memelihara minat anak didik dalam belajar, yaitu dengan memberikan kebiasaan tertentu pada diri anak didik tentunya dengan pengawasan. Untuk dapat meningkatkan kegairahan anak didik, guru harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai di posisi awal setiap anak didiknya.

b) Memberikan harapan realistis

Guru harus memelihara harapan anak didik yang realistis dan memodifikasi harapan yang kurang realistis atau tidak realistis. Untuk itu guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan atau kegagalan anak didik di masa lalu. Dengan begitu, guru dapat membedakan antara harapan yang realistis, pesimistis, atau terlalu optimis. Dengan demikian, guru dapat membantu siswa dalam setiap mewujudkan pengharapannya.

c) Memberikan insentif

Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan memberikan hadiah kepada anak didik (dapat berupa pujian, angka yang baik dan sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga anak didik terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut.

d) Mengarahkan perilaku anak didik

Guru dituntut untuk memberikan respons terhadap anak didik yang tak terlibat langsung dalam kegiatan belajar di kelas. Cara mengarahkan perilaku anak didik adalah dengan memberikan penugasan, bergerak mendekati, memberikan hukuman yang mendidik, menegur dengan sikap yang lemah lembut (Wahab, 2008).

Sardiman mengemukakan beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar yaitu antara lain melalui :

  1. Memberi angka
  2. Hadiah
  3. Kompetisi
  4. Ego – involvement
  5. Memberi ulangan
  6. Mengetahui hasil
  7. Pujian
  8. Hukuman (Wahab, 2008)
  9. Menurut Elliot (1996), saat dimana seorang guru dapat membangkitkan motivasi belajar pada peserta didik :
  10. Pada saat mengawali belajar
  11. Selama belajar
  12. Mengakhiri belajar (Wahab, 2008)

Seperti dikutip oleh Gage dan Beerliner, French dan Raven menyarankan sejumlah cara meningkatkan motivasi anak didik tanpa harus melakukan reorganisasi kelas secara besar-besaran, yaitu :

  1. Pergunakan pujian verbal
  2. Pergunakan tes dan nilai secara bijaksana
  3. Membangkitkan rasa ingin tahu dan hasrat eksplorasi
  4. Merangsang hasrat anak didik
  5. Memanfaatkan apersepsi anak didik
  6. Pergunakan simulasi dan permainan
  7. Perkecil konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap anak didik dari keterlibatannya dalam belajar, yaitu :
    1. Anak didik kehilangan kepercayaaan diri karena gagal memahami suatu gagasan.
    2. Dari aspek fisik anak merasa tidak nyaman dengan keadaan ruang kelas.
    3. Teguran guru yang tidak terdidik.
    4. Anak didik melakukan ujian yang materinya belum pernah diajarkan.
    5. Anak didik dipaksa menyelesaikan tugas yang banyak, dengan waktu yang sedikit (Wahab, 2008).

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Motivasi belajar adalah suatu penggerak yang timbul dari kekuatan mental diri peserta didik maupun dari penciptaan kondisi belajar sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-tujuan belajar itu sendiri.

Unsur-unsur yang dapat mempengaruhi motivasi belajar antara lain :

  1. Cita-cita atau aspirasi siswa
  2. Kemampuan siswa
  3. Kondisi siswa
  4. Kondisi lingkungan belajar
  5. Unsur-unsur dinamis belajar atau pembelajaran
  6. Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar

Menurut De Decce dan Grawford yang dikutip oleh Syaiful Djamarah, ada 4 upaya guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara peningkatan motivasi belajar yaitu sebagai berikut :

  1. Menggairahkan anak didik
  2. Memberikan harapan realistis
  3. Memberikan insentif
  4. Mengarahkan perilaku anak didik

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati; Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

Tim matakuliah. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Medan: UHN.

Wahab, Rohmalina. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Winataputra, Udin, dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.