Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Latar Belakang dan Arti Pentingnya Proklamasi bagi Bangsa dan Negara Indonesia

Daftar Isi [Tampilkan]

Pada tanggal 17 Agustus 1945, merupakan tonggak peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia. Sebuah penantian yang cukup lama lebih kurang 350 tahun bangsa Indonesia menderita. Proklamasi berarti bebas dari penjajah dan merdeka untuk menata kehidupan bangsa dan negara. 

Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan

Sejak jaman dahulu, kepulauan Indonesia merupakan wilayah yang subur, wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah. Sumber daya alam yang melimpah inilah yang menjadi daya tarik bangsa asing untuk datang di Indonesia. 

sejak abad ke XVI, rakyat Indonesia berjuang mengusir bangsa asing yang sudah berniat untuk menjajah Indonesia. Perjuangan rakyat untuk mengusir penjajah tersebut merupakan latar belakang peristiwa Proklamasi Kemerdekaan. 

Di bawah ini diuraikan pokok-pokok perjuangan rakyat Indonesia menentang penjajahan: 

Perjuangan Kerajaan - Kerajaan Pantai Mengusir Kekuasaan Portugis

Pada tahun 1511 Portugis menguasai Malaka dan menjadikan kota tersebut sebagai pangkalan armada untuk kepentingan Portugis, yaitu menguasai kepulauan Maluku yang kaya akan rempah-rempah. 

Ketika itu perairan nusantara di bawah pengawasan kerajaan islam, seperti Aceh, Demak, Makasar, Ternate dan Tidore. Pada tahun 1522, Portugis mendirikan kantor di Ternate, ternyata kebaikan yang diberikan Sultan Haerun Ternate dibalas dengan penghianatan, yaitu Sultan Haerun dibunuh. Perjuangan Sultan Haerun dilanjutkan oleh Sultan Babullah untuk mengusir Portugis dari perairan Maluku.

Perjuangan Rakyat Maluku, Makasar dan Mataram menentang Kompeni Belanda

Pada abad ke Xll dan ke Xlll kompeni menguasai perdagangan rempah-rempah. Rakyat Maluku tidak berdaya menghadapi kekuasaan kompeni yang selalu menggunakan kelicikannya maupun kekerasan senjata. 

Di Jawa, Kerajaan Mataram yang berjuang untuk melawån kompeni terus dilakukan, di bawah pimpinan Sultan Agung. Batavia tahun 1928 dan 1929 diserang oleh Mataram yang bertujuan utama mengusir kompeni Belanda dari pulau Jawa. 

Usaha Sultan Agung meskipun gagal di mana kompeni berhasil memusnahkan persediaan makanan tentara Mataram, namun demikian Sultan Agung pantang menyerah. Kompeni menerapkan strategi politik adu domba yang membuat Mataram terpecah-pecah, sehingga menjadi lemah. 

Di Makasar Sultan Hasanuddin berusaha menyerang kompeni, strategi Hasanuddin mengadakan hubungan dagang dengan kapal-kapal asing untuk merintangi armada Kompeni yang mengangkut rempah-rempah dari Maluku. persaingan antara Hasanuddin dengan Kompeni menjadi perang terbuka yang mengakibatkan Makasar jatuh dan Hasanuddin menyerah. 

Perjuangan Daerah-Daerah di Indonesia Menentang kekuasaan Belanda (Abad XIX)

Pada abad ke XIX perjuangan rakyat di daerah untuk menentang Belanda terus berlanjut. Kompeni sebagai usaha dagang Belanda yang diganti dengan nama Hindia Belanda mendapatkan mandat dari pemerintah Belanda untuk berkuasa di Indonesia. Perjuangan yang dilakukan rakyat di daerah dengan senjata yang sederhana terus pantang menyerah.

Di Yogyakarta tentara kolonial Belanda berhadapan dengan päsukan pimpinan Diponegoro yang di bantu oleh Pangeran Antarsari, Hidayat, Imam Bonjol, dari Sumatra Barat. Patimura dari Maluku, Teuku Umar, Cut Nya Dien dari Aceh. 

Perjuangan mereka untuk melawan kolonial Belanda dengan semangat yang tinggi ini mereka dinamakan Pahlawan Nasional. 

Perjuangan Kemerdekaan pada Masa Pergerakan Kebangsaan (1908-1942)

Sebelum tahun 1908, perjuangan rakyat Indonesia umumnya dipimpin oleh para raja, pangeran maupun ulama. Namun sejak tahun 1908 perjuangan rakyat Indonesia di pimpin oleh kaum cendekiawan. Sejak tahun itu pula system perjuangan diubah melalui organisasi kaum terpelajar yang semua itu bertujuan untuk kemajuan rakyat Indonesia.

Perjuangan tersebut melalui pendidikan sebagai contoh : Taman Siswa dan Muhammadiyah, serta ada yang bergerak di bidang sosial budaya seperti Budi Oetomo. tetapi ada pula yang berjuang langsung untuk menuju kemerdekaan seperti dengan organisasi Indische Partij. 

Sejak tahun 1928, perkumpulan atau organisasi menempuh jalan lebih tegas dalam memperjuangkan nasib bangsa. perkumpulan-perkumpulan pemuda Indonesia berikrar di dalam Kongres Pemuda kedua tahun 1928 di Jakarta dengan menghasilkan: 

  1. Menetapkan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional 
  2. Menetapkan Lagu Indonesia Raya sebagai Lagu Kebangsaan 
  3. Menyampaikan ikrar pemuda yang di beri nama sumpah pemuda 

Hasil perjuangan yang dicita-citakan bangsa Indonesia menghasilkan kesadaran untuk memikirkan nasib bangsanya. pada masa pemerintahan Belanda tidak pernah menghiraukan tuntutan tokoh bangsa Indonesia tentang kemerdekaan. 

Perjuangan Kemerdekaan pada masa pendudukan Jepang (1942-1945)

Jepang telah berkuasa di Indonesia selama 3,5 tahun. Indonesia ketika diduduki Jepang berlaku hukum perang Jepang, kegiatan politik dilarang. Jepang memanfaatkan kekayaan alam dan tenaga manusia Indonesia untuk kepentingan Jepang dalam menghadapi perang dunia ke-2. Jepang meskipun berkuasa hanya tahun namun berhasil menguras sumber daya alam dan memeras tenaga manusia untuk kepentingan negaranya.

Dalam menghadapi keadaan seperti ini para pemimpin Indonesia menempuh cara berjuang yang tidak terbuka, di mana rakyat seolah-olah bersedia membantu Jepang. Namun demikian ada sebagian rakyat yang berjuang di "bawah tanah". Rakyat Indonesia yang menderita akibat penjajahan Jepang dapat mengambil hikmah untuk lebih bersatu mewujudkan cita-citanya.

Arti Pentingnya Proklamasi bagi Bangsa dan Negara Indonesia

Bagi bangsa Indonesia Proklamasi Kemerdekaan berarti akhir masa penjajahan, serta di mulainya kehidupan bagi bangsa yang merdeka. Hidup di alam penjajahan penuh kehinaan dan penderitaan, karena penjajah tidak mungkin memperhatikan kesejahteraan rakyat. Daerah yang dijajah selalu diperas untuk kepentingan negara penjajah.

Proklamasi merupakan titik puncak atau peristiwa puncak perjuangan bangsa Indonesia untuk menentang penjajah. Proklamasi kemerdekaan mengumandangkan berita gembira bagi bangsa Indonesia ke segenap penjuru dunia, karena telah mendapatkan kembali kemerdekaannya. 

Dari proklamasi kemerdekaan tersebut dunia baru mengetahui bahwa bangsa Indonesia telah merdeka. Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan arti pentingnya proklamasi bagi bangsa dan negara kesatuan republik Indonesia adalah 

  1. Bahwa kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa 
  2. Bangsa-bangsa di dunia mengetahui bahwa Indonesia telah merdeka
  3. Setiap bangsa di dunia termasuk Indonesia mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri. 
  4. negara Indonesia memiliki kedaulatan penuh tanpa campur tangan kekuasaan negara lain. 
  5. Kennerdekaan yang telah di capai merupakan rahmat Allah serta perjuangan leluhur bangsa Indonesia. 
  6. Bangsa Indonesia dapat melaksanakan pembangunan untuk mewujudkan tujuan nasional. 
  7. Kita mempunyai kewajiban melanjutkan cita-cita dan perjuangan para pahlawan untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur baik lahir maupun batin. 

Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia

Pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Pasukan Inggris, atas nama sekutu, tiba di Indonesia pada tanggal 15 September 1945. Tugas mereka ialah mengambil alih kekuasaan pemerintah Jepang, melucuti tentara Jepang, dan mengurus serta mengembalikan tawanan perang. Akan tetapi, sebelum tentara Inggris datang, bangsa Indonesia telah menggunakan jangka waktu kurang dari satu bulan itu untuk mewujudkan cita-cita perjuangannya selama berabad-abad, yaitu menegakkan negara Republik Indonesia yang berdaulat penuh. 

Peristiwa Rengas Dengklok

Adanya perbedaan pendapat mengenai pelaksanaan proklamasi kemerdekaan mendorong para pemuda untuk mengadakan rapat. Hadir dalam rapat tersebut, tokoh-tokoh seperti Soekarno, Yusuf Kunto, dan Muwardi. Rapat ini menghasilkan keputusan yaitu membawa atau menculik Sukarno Hatta keluar Jakarta.

Tujuan penculikan ini untuk menjauhkan kedua pemimpin tersebut dari pengaruh Jepang. Sesuai rencana tanggal 16 Agustus 1945 kelompok pemuda membawa Sukarno Hatta (Kelompok Tua) menuju Rengas Dengklok, sebuah tempat di dekat Karawang Jawa Barat. 

Selama sehari penuh, Soekarno dan Hatta berada di Rengas Dengklok para pemuda mendesak agar Soekarno hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya. Namun desakan tersebut di tolak. Soekarno dan Hatta menghendaki pelaksanaan proklamasi dilakukan setelah sidang PPKI. 

Akhirnya setelah melakukan pembicaraan antara golongan pemuda dengan golongan tua Soekarno bersedia untuk segera memproklamasikan kemerdekaan setelah kembali ke Jakarta. Golongan tua yang diwakili Ahmad Soebarjo dan golongan muda yang diwakili oleh Wikana sepakat untuk melaksanakan Proklamasi. 

Perumusan Teks Proklamasi

Setibanya di Jakarta, Soekarno Hatta menemui Mayor Jenderal Nasimura dengan maksud mengetahui sikap panglima tersebut terhadap Proklamasi. Meskipun Nasimura melarang Soekarno dan Hatta mengadakan sidang PPKI tetapi keduanya terus melaksanakan garis kebijakan untuk mempersiapkan Proklamasi.

Soekarno Hatta langsung menuju ke rumah Laksamana Mada, di tempat itu pula sudah di tunggu tokoh-tokoh dari golongan tua dan muda untuk merumuskan naskah/teks proklamasi. 

Soekarno menulis konsep proklamasi pada secarik kertas, sementara Muh Hatta dan Subardjo menyumbangkan gagasan secara lisan. Kalimat pertama merupakan saran Ahmad Subardjo, sedangkan kalimat terakhir, saran Muh Hatta. 

Teks Proklamasi selesai dirumuskan sampai dengan pukul 4 dini hari, setelah selesai Soekarno kelak yang akan membacakan teks Proklamasi.

Sukarni mengusulkan agar teks proklamasi ditanda tangani Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia, alasannya kedua tokoh itu telah lama di kenal sebagai pemimpin bangsa.

Pembacaan Teks Proklamasi

Semula, pembacaan teks proklamasi direncanakan di lapangan IKADA (Ikatan Atletik Jakarta), karena situasi yang masih rawan, di mana pasukan Jepang masih berkeliaran maka pembacaan teks dilakukan di kediaman Soekarno jalan Pegangsaan Timur nomor 56 Jakarta. Tepatnya hari Jum'at tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 teks Proklamasi dibaca oleh Ir. Soekarno yang di dampingi Bung Hatta.

Sebelum membaca beliau menyampaikan pesan, ia berpidato bahwa sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai merdeka merupakan perjuangan seluruh rakyat. 

Pengesahan UUD 1945 dan Pemilihan Presiden serta Wakil Presiden

Setelah selesai menyusun rancangan Undang-Undang Dasar, BPUPKI di bubarkan dan sebagai gantinya tanggal 7 Agustus 1945 dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang dalam bahasa Jepangnya di sebut Dokuritzu Junbe Inkai.

PPKI di ketuai oleh Ir. Soekarno dan Muh Hatta sebagai wakilnya. Setelah proklamasi dikumandangkan, keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang dengan menghasilkan:

  1. Menetapkan Undang-Undang Dasar 1945 yang terdiri dari: 
    1. Pembukaan yang terdiri dari 4 alenia 
    2. Batang tubuh atau pasal-pasal yang terdiri dari 16 Bab 37 pasal dan 4 pasal aturan peralihan, 2 ayat aturan tambahan. 
    3. Penjelasan 
  2. Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Muhammad Hatta sebagai wakil Presiden RI 
  3. Tugas Presiden untuk sementara waktu dibantu oleh komite nasional 

Negara Indonesia yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 sudah memenuhi sarat sebagai suatu organisasi negara, karena telah ada 

  1. Rakyat
  2. Wilayah Negara
  3. Kedaulatan Negara
  4. Pemerintahan yang sah 
  5. Tujuan negara,dan 
  6. Bentuk Negara.