Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Perkembangan Islam di Thailand

Daftar Isi [Tampilkan]

Negara Thailand juga dikenal dengan sebutan Muangthai, atau Muangthai Risabdah, atau negri gajah putih. Thailand berbatasan langsung dengan Malaysia dan sering digambarkan sebagai bunga yang mekar di atas sebuah tangkai. Nama negara Thailand berarti negeri yang merdeka, karena menjadi satu-satunya negeri di Asia Tenggara mayoritasnya beragama Budha. 

Penduduk muslim Thailand sebagian besar berdomisili di bagian selatan Thailand yang berbatasan dengan Malaysia, seperti di propinsi Pha Nga, Songkhla, Narathiwat dan sekitarnya yang dulu adalah bagian dari Daulah Islamiyyah Pattani. 

Agama Islam masuk ke wilayah Thailand Sejak pertengahan abad ke-19. Masuknya Agama Islam di Thailand terjadi sejak kerajaan Siam menguasai kerajaan Pattani Raya atau "Pattani" berasal dari kata al-Fattani yang berarti cerdik sebab wilayah itula muncul ulama dan cendekiawan muslim yang terkenal di Asia.

Kaum muslim dari tanah Jawa banyak yang menjadi guru Al-Qur'an dan kitab-kitab Islam berbahasa Arab Jawi. Sampai saat ini, beberapa kitab Arab Jawi masih dipakai rujukan di beberapa sekolah muslim dan pesantren di Thailand Selatan. 

Perkembangan Agama Islam di negara Thailand semakin pesat ketika sejumlah pekerja muslim dari Malaysia dan Indonesia masuk ke Thailand pada akhir abad ke-19. Mereka datang untuk membantu kerajaan Thailand membangun sejumlah kanal dan system perairan di Krung Thyep Mahanakhon (Bangkok). 

Sejumlah keluarga muslim bahkan mampu menghimpun dana dan mendirikan sebuah masjid sebagai sarana ibadah. Di Thailand terdapat sebuah masjid yang didirikan pada tahun 1949 komunitas muslim asli Thailand. Masjid itu didirikan atas tanah wakaf milik Haji Saleh, seorang warga muslim Indonesia yang bekerja di Bangkok. 

Agama Budha adalah agama mayoritas di Thailand dan resmi menjadi agama kerajaan. Pengaruh agama Budha telah memberikan kontribusi hampir seluruh Sisi kehidupan Thailand. Pengaruh agama Budha meliputi dalam pemerintahan, sistem terdapat agama-agama lain seperti Islam, Kristen, Konghucu, Hindu an Singh. 

Negara Thailand yang berbentuk kerajaan memberi kesempatan bagi warga muslim untuk beribadah dan menganut kepercayaan masing-masing Untuk menhormati Muslim, Raja Thailand juga mengijinkan warga muslim Thailand untuk mengadakan pendidikan Islam. Peluang ini tidak dilewatkan oleh umat Islam untuk mengembangkan agama Islam di sana. 

Penyelenggaraan pendidikan agama Islam di Thailand sudah mengalami perkembangan dan kemajuan yang signiflkan. Hal itu terbukti dengan adanya pengajian bapak-bapak dan ibu-ibu, TPA/TKA dan kajian mingguan mahasiswa adalah beberapa kegiatan rutin yang diadakan setiap pekan. Warga muslim Indonesia yang tinggal di Thailand juga menyelenggrakan silaturrahim bulanan dalam forum pengajian Ngaji-khun, yang dilaksanakan di berbaga WIIayah Thailand.

Pemerintah Thailand juga bersedia membantu penerjemahan Al Quran ke dalam bahasa Thai. Selain itu pemerintah juga mengijinkan warga muslim mendirikan masjid dan sekolah muslim. Tercacat ada sekitar 2000 masjid dån 200 sekölah Islam di Thailand yang mayoritas berada di wilayah bagian selatan. 

Kaum muslim di negara Thailand bebas menyelenggarakan pendidikan dan acara-acara keagamaan. Selain itu, pengembangan pendidikan Islam di Thailand sudah mencapai taraf yang lebih dari sekedar nasional dan regional. Umat muslim Thailand mampu menjalin hubungan dengan beberapa lembaga pendidikan Islam negara lain, baik yang nasional maupun internasional. Kaum muslim Thailand juga mengirimkan mahasiswa ke berbagai universitas dunia, seperti Al Azhar Mesir dan Madinah. Dan juga beberapa universitas tanah air, seperi Ull, UIN, Universitas Muhammadiyah dan lainnya. Termasuk juga mengirimkan siswa-siswa Thailand ke berbagai pesantren di Indonesia, termasuk Gontor yang berada di Jawa Timur. 

Pusat kegiatan dakwah Islam terbesar di Bangkok terletak di Islamic Center Ramkanghaeng. Di tempat itu hampir semua kegiatan keislaman mulai dari taklim, layanan pernikahan, serta makanan halal. Winai Dahlan (cucu dati Ahmad Dahlan), yang sudah puluhan tahun tinggal dan menjadi warga negara Thailand, yang menjabat sebagai direktur dari Halal Science Center di Universitas Chulalongkorn, yang giat melakukan promosi mengenai makanan halal ke sejumlah penjuru dunia.