Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Makalah Kaidah Penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia

Daftar Isi [Tampilkan]
KAIDAH SERTA PENGGUNAAN DIKSI DAN KALIMAT

BAB I PENDAHULUAN

1.1.    LATAR BELAKANG

      Bahasa Indonesia secara historis, merupakan salah satu dialek temporal dari bahasa Melayu. Artinya, struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih sama dengan dialek temporal terdahulu, seperti halnya bahasa Melayu Kuno. Secara sosiologis dapat dikatakan bahwa bahasa Indonesia baru dianggap "lahir" atau diterima keberadaannya pada saat Sumpah Pemuda,28 Oktober 1928.Secara yuridis, keberadaan bahasa Indonesia termuat dalam pasal 36 bab XV UUD 45, yang penetapannya dimulai pada 18 Agustus 1945.
 
      Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu bagi bangsa Indonesia. Bahasa yang lahir ketika sumpah pemuda dan berbunyi "kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia". Penggunaan bahasa Indonesia sesuai EYD telah diresmikan oleh H. M. soeharto pada 16 Agustus 1972. Melalui pidato kenegaraan di hadapan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan keputusan presiden No. 57 tahun 1972. Tentunya, hal ini sangat berguna dalam proses komunikasi serta tulis menulis bahasa.

      Tulis menulis atau mengarang bertujuan untuk mengungkapkan perasaan, fakta, serta, sikap serta isi pikiran secara jelas dan efektif kepada pembaca. Oleh karena itu, beberapa persoalan yang harus diperhatikan untuk mencapai penulisan yang efektif. Hal pertama bagi seorang penulis yang harus dilakukan, misalnya menentukan topik atau suatu objek yang ingin dibicarakan. Ketika topik telah terpilih barulah memikirkan dan merenungkan gagasan atau idenya secara jelas, segar dan terperinci, kemudian dikembangkan kedalam paragraf. Namun sebelum ke paragraf, harus memperhatikan pilihan kata atau diksi yang tepat sesuai EYD. Selanjutnya dituang ke dalam kalimat hingga menghasilkan sebuah paragraf.

      Di era sekarang ini, anak muda lebih sering menggunakan bahasa pergaulan dalam keseharian. Padahal, susunan kata yang akan disampaikan kepada lawan pembicara atau pembaca harus memenuhi  kaidah  kaidah dalam ketatabahasaan. Penggunaan EYD, pilihan kata, penggunaan tanda baca, gaya bahasa  dapat mempengaruhi kepahaman pembaca.

      Mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya. Membangun sebuah wacana apabila pemilihan diksi sudah benar penyusunan kalimat harus tepat. Kalimat dapat diamati penggunannya baik dalam bahasa lisan maupun tulisan. Secara lisan, kalimat merupakan bagian terkecil ujaran yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Sedangkan tulisan, kalimat merupakan bagian terkecil teks atau wawancara yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan.

      Kalimat yang baik harus memenuhi syarat kelengkapan dan kejelasan peran unsur-unsur pembentuk kalimat yang meliputi subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Pengenalan terhadap ciri-ciri dan peran unsur-unsur pembentuk kalimat sangat bermanfaat dalam menghasilkan dan menilai apakah suatu kalimat telah memenuhi kaidah ketatabahasan atau belum. Selain itu, pemahaman terhadap kata dan kelompok kata pembentuk unsur-unsur kalimat merupakan faktor pendukung dalam menghasilkan kalimat yang baik dan benar.

      Hal -hal di atas perlu diperhatikan agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman yang baik dalam penggunaan diksi atau pilihan kata dirasakan sangat penting bahkan mungkin vital, terutama untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam berkomunikasi.

1.2    RUMUSAN MASALAH

  1. Bagaimana ketepatan diksi yang benar?
  2. Bagaimana kesesuaian diksi yang benar?
  3. Apa pengertian kalimat efektif?
  4. Bagaimana ciri kalimat efektif?
  5. Apa saja jenis kalimat?

BAB II PEMBAHASAN

2.1    Ketepatan dan Kesesuaian Diksi

      Menurut Keraf (1996: 24) yang menurunkan tiga kesimpulan utama mengenai diksi, antara lain sebagai berikut:
  1. Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat.
  2. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
  3. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pemilihan dan pemakaian kata oleh pengarang dengan mempertimbangkan aspek makna kata yaitu makna denotatif dan makna konotatif sebab sebuah kata dapat menimbulkan berbagai pengertian.
 
Keterbatasan kosakata yang dimiliki seseorang dalam kehidupan sehari-hari dapat membuat seseorang tersebut mengalami kesulitan mengungkapkan maksudnya kepada orang lain. Sebaliknya, jika seseorang terlalu berlebihan dalam menggunakan kosa kata, dapat mempersulit diterima dan dipahaminya maksud dari isi pesan yang hendak disampaikan. Olehkarena itu, agar tidak terjadi hal demikian, seseorang harus mengetahui dan memahami bagaimana pemakaian kata dalam komunikasi. Salah satu yang harus dikuasai adalah diksi atau pilihan kata.
Diksi atau pilihan kata selalu mengandung ketepatan makna dan kesesuaian situasi dan nilai rasa yang ada pada pembaca atau pendengar.

1.    Jenis Diksi
      Ketepatan pemilihan kata akan berpengaruh dalam pikiran pembaca tentang isi sebuah tulisan. Jenis diksi menurut Keraf, (1996: 89-108) adalah sebagai berikut.

a.    Denotasi
adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata (makna itu menunjuk pada konsep, referen, atau ide). Denotasi juga merupakan batasan kamus atau definisi utama suatu kata, sebagai lawan dari pada konotasi atau makna yang ada kaitannya dengan itu. Denotasi mengacu pada makna yang sebenarnya.

Contoh makna Denotasi:
  1. Rumah itu luasnya 250 meter persegi.
  2. Ada seribu orang yang menghadiri pertemuan itu.
b.    Konotasi
adalah suatu jenis makna kata yang mengandung arti tambahan,imajinasi atau nilai rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan atau asosiasi-asosiasi, dan biasanya bersifat emosional yang ditimbulkan oleh sebuah kata di samping batasan kamus atau definisi utamanya. Konotasi mengacu pada makna kias atau makna bukan sebenarnya. Contoh makna konotasi:
  1. Rumah itu luas sekali.
  2. Banyak sekali orang yang menghadiri pertemuan itu.
c.    Kata abstrak
adalah kata yang mempunyai referen berupa konsep. Kata abstrak sukar digambarkan karena referensinya tidak dapat diserap dengan pancaindera manusia. Kata-kata abstrak merujuk kepada kualitas (panas,dingin, baik, buruk), pertalian (kuantitas, jumlah, tingkatan), dan pemikiran (kecurigaan, penetapan, kepercayaan). Kata-kata abstrak sering dipakai untuk menjelaskan pikiran yang bersifat teknis dan khusus.

d.    Kata konkrit
adalah kata yang menunjuk pada sesuatu yang dapat dilihat secara langsung oleh satu atau lebih dari pancaindera. Kata konkrit menunjuk kepada barang yang actual dan spesifik dalam pengalaman. Kata konkrit digunakan untuk menyajikan gambaran yang hidup dalam pikiran pembaca melebihi kata-kata yang lain. Contoh kata konkrit: meja, kursi, rumah, mobil dsb.

e.    Kata umum
adalah kata yang mempunyai cakupan ruang lingkup yang luas, kata-kata umum menunjuk kepada banyak hal, kepada himpunan, dan kepada keseluruhan. Contoh kata umum: binatang, tumbuh-tumbuhan,  penjahat, kendaraan.

f.    Kata khusus
adalah kata-kata yang mengacu kepada pengarahan yang khusus dan konkrit. Kata khusus memperlihatkan kepada objek yang khusus. Contoh kata khusus: Yamaha, Nokia, kerapu, kakak tua,  sedan.

g.    Kata ilmiah
adalah kata yang dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah. Contoh kata ilmiah: analogi, formasi, konservatif,f ragmen, kontemporer.

h.    Kata populer
adalah kata-kata yang umum dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik oleh kaum terpelajar atau oleh orang kebanyakan. Contoh kata popular: bukti, rasa kecewa, maju, gelandangan.

i.    Jargon
adalah kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-kelompok khusus lainnya. Contoh jargon: sikon (situasi dan kondusi), pro dan kon (pro dan kontra), kep (kapten), dok (dokter), prof (professor).

j.    Kata slang
adalah kata-kata non standard yang informal, yang disusun secara khas, bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan, kata slang juga merupakan kata-kata yang tinggi atau murni. Contoh kata slang:  mana tahan, eh ketemu lagi, unyu-unyu, cabi.

k.    Kata asing
ialah unsur-unsur yang berasal dari bahasa asing yang masih dipertahankan bentuk aslinya karena belum menyatu dengan. bahasa aslinya. Contoh kata asing: cyber, internet, gadget dan go public.

l.    Kata serapan
adalah kata dari bahasa asing yang telah disesuaikan dengan wujud atau struktur bahasa Indonesia. Contoh kata serapan: ekologi,  ekosistem, motivasi, music, energi.

m.    Kata Sinonim
adalah dua kata atau lebih yang pada asanya mempunyai makna yang sama tetapi berlainan bentuk luarnya.

2.2    Pengertian Kalimat Efektif

A.    Pengertian Kalimat
      Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2003: 513) kalimat ialah suatu kata atau kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan yang mengutarakan suatu pikiran dan perasaan.
      Kalimat  adalah satuan  bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan. Dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!). Sementara itu, di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi. (Alwi dkk.1998).
      Kalimat merupakan satuan dasar wacana. Artinya, wacana hanya akan terbentuk jika ada dua kalimat, atau lebih, yang letaknya berurutan dan berdasarkan kaidah kewacanaan. Dengan demikian, setiap tuturan  berupa kata yang memiliki ciri-ciri yang disebutkan di atas pada suatu wacana atau teks berstatus sebagai kalimat. Kelompok kata dapat berupa frase atau klausa.

B.    Pengertian kalimat efektif
      Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan sesuai dengan yang diharapkan oleh si penulis atau si pembicara. Artinya, kalimat yang dipilih penulis/pembicara harus dapat digunakan untuk mengungkapkan gagasan, maksud, atau informasi kepada orang lain secara lugas sehingga gagasan itu dipahami secara sama oleh pembaca atau pendengar.

2.3    Ciri Kalimat Efektif

a.    Kelugasan
      Kelugasan dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa informasi yang akan disampaikan dalam kalimat itu ialah yang pokok-pokok saja, tidak boleh berbelit-belit, tetapi disampaikan secara sederhana.

b.    Ketepatan
      Ketepatan dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa informasi yang akan disampaikan dalam kalimat itu harus sesuai dengan sasaran sehingga dibutuhkan ketelitian.

c.    Kejelasan
      Kejelasan dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa kalimat itu harus jelas strukturnya dan lengkap unsur-unsurnya.

d.    Kehematan
      Kehematan dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa informasi yang akan disampaikan dalam kalimat itu harus cermat, tidak boros, dan perlu kehati-hatian.

e.    Kesejajaran
      Kesejajaran dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa bentuk dan struktur yang digunakan dalam kalimat efektif harus paralel, sama, atau sederajat. Dalam hal bentuk, kesejajaran terutama terletak pada penggunaan imbuhan, sedangkan dalam hal struktur, kesejajaran terletak pada klausa-klausa yang menjadi pengisi dalam kalimat majemuk.

2.4    Jenis Kalimat
      Kalimat bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi kalimat simpleks, kompleks, majemuk, dan majemuk campuran.Kalimat Simpleks.

a.    Kalimat simpleks atau kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu klausa atau satu struktur predikat.
Contoh :
  1. Adik menangis tersedu-sedu. (Kalimat tunggal, kata ‘tersedu-sedu’ adalah keterangan bukan peristiwa)
  2. Ayah membuat kolam ikan di kebun
b.    Kalimat kompleks atau kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terdiri atas klausa utama dan klausa subordinatif. Klausa utama yaitu disebut induk kalimat, sedangkan klausa subordinatif yaitu disebut anak kalimat.

Contoh :
  1. Kemarin ayah mencuci motor (induk kalimat)
  2. Ketika matahari berada di ufuk timur (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
  3. Kalimat kompleksnya : ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor.
c.    Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa utama atau lebih yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat yang lepas.
Contoh :
  1. Yanto membaca stilistika (klausa 1) dan istrinya membuatkan susu jahe (klausa 2).
  2. Peserta dilarang makan atau minum (klausa 1) serta dilarang bergurau (klausa 2).
d.    Kalimat majemuk kompleks adalah kalimat yang terdiri atas tiga klausa atau lebih. Dua di antara klausa dalam kalimat majemuk ini merupakan klausa utama, sedangkan klausa yang lain merupakan klausa subordinatif yang berfungsi sebagai pemerluas salah satu atau kedua fungsi dalam klausa utama.
Contoh :
a)    Ayah sedang melukis dan adik sedang belajar ketika kebakaran itu terjadi.
terdiri atas dua klausa utama, yaitu Ayah sedang melukis dan adik sedang belajar serta satu klausa subordinatif ketika kebakaran itu terjadi. Kedua klausa utama yang dirangkaikan dengan konjungsi dan merupakan kalimat majemuk, sedangkan klausa yang lain adalah klausa subordinatif yang ditandai dengan penggunaan konjungsi ketika.

Kalimat berdasarkan fungsinya, jenis kalimat dapat dirinci sebagai berikut:

1.    Kalimat Pernyataan (Deklaratif)
      Kalimat pernyataan dipakai jika penutur ingin menyatakan sesuatu dengan lengkap pada waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan berbahasanya. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik). Misalnya:
  1. Presiden Gus Dur mengadakan kunjungan ke luar negeri.
  2. Dalam pameran tersebut para pengunjung tidak mendapat informasi yang memuaskan tentang bisnis komdominium di kotakota besar.
2.    Kalimat Pertanyaan (Interogatif)
      Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca tanda tanya). Pertanyaan sering menggunakan kata tanya seperti bagaimana, di mana, mengapa, berapa, dan kapan. Misalnya:
  1. Kapan Saudara berangkat ke Singapura?
  2. Mengapa tidak semua fakir miskin di negara kita dapat dijamin penghidupannya oleh nefara?
3.    Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif)      
      Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin “menyuruh” atau “melarang” orang berbuat sesuatu. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik atau tanda seru).
Misalnya :
  1. Tolong buatlah dahulu rencana pembiayaannya.
  2. Janganlah kita enggan mengeluarkan zakat kita jika sudah tergolong orang mampu. 
4.    Kalimat Seruan      
Kalimat seruan dipakai jika penutur ingin mengungkapkan perasaan “yang kuat” atau yang mendadak. (Biasanya, ditandai oleh menaiknya suara pada kalimat lisan dan dipakainya tanda seru atau tanda titik pada kalimat tulis).
Misalnya:
  1. Bukan main, cantiknya!
  2. Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
5.    Kalimat Langsung    
 Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan sesuatu yang diujarkan orang. Bagian kutipan dalam kalimat langsung ada berupa kalimat tanya, kalimat berita, atau pun kalimat kalimat perintah.
Misalnya :
  1. “Apakah gurumu baik?” tanya Cecep. 
  2.  “Ayo, lari!” teriak penjahat itu pada teman-temannya. 
6.    Kalimat tak Langsung     
 Kalimat tak langsung adalah kalimat yang melaporkan sesuatu yang diujarkan orang. Bagian kutipan dalam kalimat tak langsung semuanya bebentuk berita.
Misalnya : Penjahat itu membentak agar aku tidak mendekatinya.

BAB III PENUTUP

3.1 SIMPULAN

      Dalam menyusun sebuah paragraf, perlu memperhatikan penggunaan diksi, kata imbuhan, singkatan kata, yang tepat dan sesuai berdasarkan ajaran EYD. Dimulai pemilihan kata, penyusunan kata hingga membentuk suatu kalimat yang padu sampai terciptanya suatu paragraf.

      Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan sesuai dengan yang diharapkan oleh si penulis atau si pembicara agar tidk terjadi kekeliruan dalam penafsiran.
Kalimat dapat dikatakan efektif apabila memiliki ciri yaitu :
  1. Kelugasan, informasi yang akan disampaikan yang poin tertentu.
  2. Ketepatan, informasi yang akan disampaikan harus sesuai dengan sasaran.
  3. Kejelasan, kalimat itu harus jelas strukturnya dan lengkap unsur-unsurnya.
  4. Kehematan, informasi yang akan disampaikan harus cermat, tidak boros.
  5. Kesejajaran, bentuk dan struktur yang digunakan dalam kalimat efektif harus paralel, sama, atau sederajat (terletak pada penggunaan imbuhan dan klausa yang mengisi dalam kalimat mejemuk.).
      Kalimat bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi kalimat simpleks, kompleks, majemuk, dan majemuk campuran.Kalimat Simpleks.
  1. Kalimat simpleks atau kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu klausa atau satu struktur predikat.
  2. Kalimat kompleks atau kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terdiri atas klausa utama dan klausa subordinatif.
  3. Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa utama atau lebih yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat yang lepas.
  4. Kalimat majemuk kompleks adalah kalimat yang terdiri atas tiga klausa atau lebih.
Kalimat berdasarkan fungsinya, jenis kalimat dapat dirinci sebagai berikut:
  1. Kalimat Pernyataan (Deklaratif), Kalimat pernyataan dipakai ketika ingin menyampaikan informasi kepada lawan berbahasanya.
  2. Kalimat Pertanyaan (Interogatif). Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca tanda tanya).
  3. Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif), Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin “menyuruh” atau “melarang” orang berbuat sesuatu.
  4. Kalimat Seruan, Kalimat seruan dipakai jika penutur ingin mengungkapkan perasaan “yang kuat” atau yang mendadak.
  5. Kalimat Langsung, Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan sesuatu yang diujarkan orang.
  6. Kalimat tak Langsung, Kalimat tak langsung adalah kalimat yang melaporkan sesuatu yang diujarkan orang. Bagian kutipan dalam kalimat tak langsung semuanya bebentuk berita.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi,Hasan, dkk. 1998. Tata Buku Baku Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta
Keraf, Gorys.1996. Tata BahasaRujukan Bahasa Indonesia. Gramedia: Jakarta
Sasangka, Sry Satriya Tjatur Wisnu. 2014. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia “KALIMAT”. Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta
Waridah, Ernawati. 2008. EYD dan seputar kebahasa-Indonesiaan. Kawan Pustaka: Jakarta