Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ketauladanan dari Abdurrahman bin auf

Daftar Isi [Tampilkan]

Riwayat hidup singkat 

Salah seorang sahabat besar Nabi Muhammad SAW. Dan termasuk dalam sepuluh sahabat yang dijanjikan nabi SAW masuk surga (Al-Asyrah Al- Mubasyarah = sepuluh yang digembirakan). Pada masa jahiliyah, ia dikenal dengan nama Abd Amr. setelah masuk Islam, Rasulullah memanggilnya Abdurrahman bin Auf, la memeluk islam sebelum Rasulullah menjadikan rumah Arqam sebagai pusat dakwah. la mendapat hidayah dari Allah dua hari setelah Abu bakar Ash-shiddiq memeluk Islam. 

Semenjak masuk Islam beliau wafat pada umur 75 tahun, ia menjadi teladan yang cemerlang sebagai seorang mukmin yang besar. Hal ini menyebabkan Nabi saw. Memasukkannya dalam golongan sepuluh orang yang diberi kabar gembira sebagai ahli surga.

Umar bin Khattab mengangkatnya sebagai anggota kelompok musyawarah yang berjumlah enam orang sebagai calon khalifah yang dipilih menjadi penggantinya, seraya berkata "Rasulullah wafat dalam keadaan rida pada mereka”.

Ketika Nabi saw. memerintahkan para shabatnya yang hijrah ke habasyah (Ethiopia), Abdurrahman bin Auf ikut hijrah untuk kedua kalinya ke Habasyah dan kemudian ke Madinah. la ikut bertempur dalam perang Badar, Uhud, dan peperangan yang lainnya. 

Abdurrahman bin Auf termasuk kelompok delapan orang yang mula-mula masuk Islam. la juga termasul mufti yang dipercayai Rasulullah berfatwa di Madinah selama beliau masih hidup. 

Teladan yang dapat diambil 

Abdurrahman bin Auf memiliki watak yang dinamis, dan ini tampak menonjol ketika kaum muslimin hijrah ke Madinah. Telah menjadi kebiasaan Rasulullah pada waktu itu untuk mempersaudarakan dua orang sahabat, antara salah seorang muhajirin (warga Mekah yang mengikuti Nabi saw berhijrah) dengan kaum ansor (warga Madinah yang menolong Nabi saw ketika hijrah). Orang orang ansor membagi dua seluruh harta miliknya dengan saudaranya orang-orang muhajirin. 

Kehidupan Abdurrahman bin Auf ketika di Madinah , baik semasa hidup Rasulullah maupun sesudah wafatnya, terus meningkat. Barang apa saja yang ia pegang dan ia jadikan modal perdagangan, pasti menguntungkannya. Seluruh usahanya itu ditujukan untuk mencapai ridla Allah SWT semata sebagai bekal di akhirat kelak. 

Suatu hari ia menjual tanah seharga 40 ribu dinar, kemudian uang itu dibagi-bagikannya kepada keluarganya Bani Zuhrah, istri Nabi saw, dan kaum fakir miskin. Pada hari lain ia menyerahkan 500 ekor kuda untuk perlengkapan bala tentara Islam. Menjelang wafatnya ia mewasiatkan 50 ribu dinar untuk jalan Allah dan 400 dinar untuk setiap orang yang ikut perang badar dan masih hidup.

Selain pemurah dan dermawan, la dikenal pula sebagai sahabat Nabi saw yang banyak meriwayatkan Hadits. Abdurrahman bin Auf juga temasuk orang yang zuhud terhadap pangkat dan jabatan. 

Demikian profil singkat Sahabat Nabi yang bernama Abdurrahman bin Auf. Dari sejarah singkat tersebut banyak hal penting yang bisa kita teladani, diantaranya sikap tolong-menolong, dinamis dalam usaha, dermawan, serta zuhud atau tidak gila dunia. sebagai generasi muda Islam, sanggupkah kita meneladaninya?