Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Fungsi dan Peranan Tasawuf dalam Kehidupan Modern

Daftar Isi [Tampilkan]

Untuk menjelaskan fungsi dan peranan tasawuf dalam kehidupan modern, maka terlebih dahulu perlu diketahui seperti apakah kehidupan masyarakat modern itu dan permasalahan apa yang dihadapinya. 

Ciri-ciri Masyarakat Modern

Masyarakat modern adalah komunitas orang yang hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan dan aturan-aturan tertentu yang bersifat modern dan menggunakan teknologi mutakhir. 

Ciri-ciri masyarakat modern menurut Atha' Mudhar adalah sebagai berikut.

  1. Berkembangnya masa culture. Karena adanya pengaruh kemajuan media masa sehingga culture atau budaya tidak lagi bersifat local melainkan sudah nasional bahkaan global. 
  2. Tumbuhnya sikap yang lebih menghargai kebebasan bertindak dan dapat menaklukkan alam sehingga manusia merasa lebih leluasa dan berkuasa 
  3. Tumbuhnya kecenderungan berfikir rasional,sehingga sebagian besar kehidupan umat manusia diatur oleh aturan-aturan yang bersifat rasional
  4. Tumbuhnya sikap hidup materialistic, artinya semua hal diukur oleh nilai-nilai kebendaan dan ekonomi
  5. Meningkatnya laju urbanisasi 

Adapun menurut Deliar Nor ciri-ciri Masyarakat modern adalah sebagai berikut 

  1. Bersifat rasional, yakni lebih mengutamakan pendapat yang berdasar akal 
  2. Berfikir untuk masa depan yang lebih jauh, tidak hanya memikirkn masalah yang bersifat sesaat. 
  3. Menghargai waktu, yakni dengan meamanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan seefektif mungkin sehingga tidak ada waktu yang mubadzir tanpa makna 
  4. Bersikap terbuka, yakni mau menerima kritikan, saran, masukan demi kebaikan 
  5. Berfikir obyektif, yakni melihat segala sesuatu dari sudut fungsi dan kegunaannya bagi masyarakat. 

Problematika Masyarakat Modern

Masyarakat modern diidentikkan dengan masyarakat yang berkemajuan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, rasional, mandiri dan bebas. Asumsi kita selama ini hanya orang yang pendidikannya rendah dan tidak menguasai tehnologi canggih serta berasal dari masyarakat lapis bawah saja yang selalu mempunyai masalah, mulai dari masalah ekonomi, kesehatan, pendidikaan, perumahan kumuh dan mentalitas rendah. 

Ternyata masyarakat modern yang rasionalis, sekularis, materialis dan menguasai teknologi canggihpun tidak semuanya mampu menghadirkan kenyamanan, kebahagiaan, kehangatan dan ketentraman dalam hidupnya. 

Bahkan ada kecenderungan, bahwa semakin modern kehidupan seseorang, maka tuntutan hidup juga akan semaakin meningkat. Maka apabila seseorang tidak mampu mengendalikan kehidupannya akan menimbulkan permasalahan baru dalam hidupnya yakni kegelisahan spiritual dan kekeringan rohani serta tekanan kejiwaan.

Hal ini disebabkan kehidupap masyarakat modern lebih banyak dipenuhi oleh rutinitas fisik, pemikiran, dan persaingan hidup, sehingga tidak ada lagi ruang yang tersisa untuk menyuburkan kehidupan batiniah, kehidupan sosial (silaturrahmi) dan kebutuhan rohaninya.

Abu Al Wafa Al Taftazani dalam The Role Sufisme mengklasifikasikan sebab sebab kegelisahan masyarakat modern adalah sebagai berikut :

  1. Perasaan takut akan kehilangan apa yang sudah dimiliki 
  2. Perasaan kuatir terhadap kehidupan masa depan yang tidak disuka 
  3. Perasaan kecewa terhadap hasil kerja yang tidak mampu memenuhi harapan dan memenui kepuasan spiritual
  4. Banyak melakukan pelanggaran dan dosa 

Menurut At-Taftazani, semua itu muncul dalam diri seseorang karena hilangnya keimanan dalam hati dengan memuja dan menyembah selain Allah. Oleh karena itu, masyarakat modern sangat membutuhkan sentuhan spiritual untuk menyejukkan dan menyirami hatinya yang telah kering dan beku, serta melabuhkan perasaan gundah dan gelisah. 

Tasawuf menawarkan maqamat yang dapat menghangatkan dan mengisi kehidupan spiritual yang telah hampa, kering, dan beku. Oleh karena itu, kegiatan spiritual, dan kegiatan lain yang sifatnya kerohanian akan menjadi suatu pilihan masyarakat modern untuk mengisi kekosongan hati dan jiwanya. 

Dengan kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi melahirkan sejumlah problematika masyarakat modern, antara lain:

  1. Disintegrasi ilmu pengetahuan. Kehidupan modern antara lain ditandai oleh adanya spesialisasi dibidang ilmu pengetahuaan. Masing masing ilmu pengetahuan memiliki paradigma (cara pandang) nya sendiri dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
  2. Kepribadian yang terpecah (Spit Personality), karena kehidupan manusia modern dipolakan oleh ilmu pengetahuan yang coraknya kering dari nilai-nilai spiritual dan terkotak-kotak itu, maka manusia menjadi pribadi yang terpecah (split personality).
  3. Penyalahgunaan iptek. Sebagai dari terlepasnya ilmu pengetahuan dan teknologi dari ikatan spiritual, maka Iptek telah disalahgunakan dengan segala implikasi negatifnya sebagaimana disebutkan diatas. 
  4. Pendangkalan iman ; sebagai akibat lain dari pola pikiran keilmuan tersebut diatas, khususnya ilmu-ilmu yang hanya mengakui fakta-fakta yang bersifat empiris menyebabkan manusia dangkal imannya 
  5. Pola hubungan materialistic; Semangat persaudaraan dan rasa saling tolong menolong yang didasarkan atas panggilan iman sudah tidak tampak lagi, karena imannya memang sudah dangkal. 
  6. Menghalalkan segala cara; sebagai akibat lebih jauh dari dangkalnya iman dan pola hidup materialistic maka manusia dengan mudah menggunakan prinsip menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan.
  7. Stres dan frustasi ; Kehidupan modern yang demikan kompetitif menyebabkan manusia harus mengerahkan seluruh- pikiran, tenaga dan kemampuannya. Hasil yang dicapai tak pernah di syukuri dan selalau kurang.
  8. Kehilangan harga diri dan masa depannya; Terdapat sejumlah orang yang terjerumus salah memilih jalan kehidupan. Masa mudanya dihabiskan untuk memperturutkan hawa nafsu.

Peranan Tasawuf dalam Kehidupan Modern

Prof Zakiyah Darajat, dalam bukunya Peranan Agama daIam Kesehatan Mental menyatakan bahwa fungsi agama adalah

  1. Agama memberikan bimbingan kepada manusia dalam mengendalikan dorongan-dorongan Sebagai konsekuensi dari pertumbuhan fisik dan psikis seseorang.
  2. Agama dapat memberikan terapi mental bagi manusia dalam menghadapi kesukaran hidup, seperti dalam menghadapi kekecewaan-kekecewaan yang kadang dapat menggelisahkan batin dan dapat membuat orang putus asa. Disini agama berperan mengembalikan kesadaran kepada sang pencipta. 
  3. Agama sebagai pengendali moral, terutama pada masyarakat yang menghadapi problematika etis seperti perilaku seks bebas.

Akhlak tasawuf merupakan solusi tepat dalam mengatasi krisis-krisis akibat modernisasi. Tasawuf perlu dikembangkan dan di sosialisasikan kepada masyarakat dengan beberapa tujuan, antara lain:

  1. Menyelamatkan kemanusiaan dari kebingungan dan kegelisahan yang mereka rasakan sebagai kekurangan nilai-nilai spiritual.
  2. Memahami tentang aspek asoteris Islam, baik terhadap masyarakat muslim maupun non muslim 
  3. Menegaskan kembali bahwa aspek asoteris Islam (tasawuf) adalah jantung ajaran Islam. 

Ajaran dalam tasawuf memberikan solusi bagi kita untuk menghadapi krisis-krisis dunia, seperti ajaran tawakal pada Allah menyebabkan manusia memiliki pegangan yang kokoh, karena mereka telah mewakilkan atau menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT.

Sikap frustasi dapat diatasi dengan sifat ridla yaitu selalu pasrah dan menerima terhadap segala keputusan Allah SWT. Sikap meterialistik dan hedonism dapat diatasi dengan sifat zuhud. Demikian pula ajaran Uzlah yang terdapat dalam tasawuf yaitu mengasingkan diri terperangkap oleh tipu daya keduniaan. 

Maka tujuan akhir dari ajaran tasawuf adalah untuk mendekatkan diri seorang hamba kepada Allah sebagai khaliknya melalui riyadhah melalui stasiun-stasiun atau maqomat- maqomat tertentu, dengan selalu mensucikan jiwa (nafs) lahir dan baatin dalam upaya mempersiapkan diri menggapai ma'rifatullah sampai pada tingkat bertemu dan menyatu dengan Allah menuju kehidupan yang abadi. 

Contoh-Contoh Perilaku Tasawuf 

1. Perilaku Tasawuf pada diri Nabi

Kehidupan nabi Muhammad SAW juga merupakan benih-benih dari tasawuf, yaitu pribadi yang sederhana, zuhud tidak terpesona oleh kemewahan dunia. Dalam salah satu doanya Beliau memohon " Wahai Allah hidupkan Aku dalam kemiskinan dan matikanlah aku selaku orang miskin" ( HR Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasai) 

Dalam diri Nabi SAW terkumpul sifat-sifat utama yaitu rendah hati, lemah lembut, jujur, tidak suka mencari cacat orang lain, sabar dan tidak angkuh, santun dan tidak mabuk pujian, dan tidak pernah berputus asa, sehingga Allah memujinya di dalam Al Qur'an surah Al Qolam ayat 4 

Artinya: "Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung". (Q.S Al Qolam : 4)

Demikian pula dalam surah Al-Ahzab ayat 21 

Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan banyak menyebut asma Allah.

2. Perilaku Tasawuf Para Sahabat Nabi 

Kehidupan para sahabat Nabi SAW dijadikan acuan oleh para sufl, dikarenakan para sahabat sebagai murid langsung Rasulullah, sehingga perbuatan dan ucapan mereka senantiasa mengikuti kehidupan Nabi Saw, tekun dalam beribadah dan sederhana dalam hidupnya, justru cenderung kekurangan karena semua harta yang dimilikinya diserahkan untuk perjuangan Islam. 

a. Abu Bakar as Shiddiq

Pada awalnya ia adalah saudagar yang kaya raya. Setelah masuk Islam, ia menjadi orang yang sangat sederhana. la menyumbangkan seluruh hartanya untuk perjuangan Islam. Ketika menghadapi perang Tabuk Rasulullah bertanya kepada para sahabat " Siapakah yang bersedia memberikan harta bendanya di jalan Allah? Abu Bakarlah yang pertama kali menjawab "saya ya Rasulullah" Akhirnya Abu Bakar menyerahkan seluruh harta kekayaannya. Melihat hal tersebut Nabi bertanya ''Apalagi yang tinggal untukmu wahai Abu Bakar? la menjawab "Cukup bagiku Allah dan Rasulnya". 

Abu Bakar menghiasi dirinya denga sifat-sifat rendah hati, santun, sabar dan selalu mendekatkan diri pada Allah dengan ibadah dan dzikir.

b. Umar bin Khattab

Umar bin Khattab terkenal dengan keheningan jiwa dan kebersihan kalbunya, sehingga Rasulullah Saw berkata, " Allah telah menjadikan kebenaran pada Iidah dan hati Umar", la terkenal dengan kezuhudan dan kesederhanaannya. 

Diriwayatkan bahwa suatu ketika menjabat khalifah ia berpidato dengan memakai baju bertambal dua belas sobekan. Umar bin Khattab juga banyak meluangkan waktu malamnya untuk beribadah,karena waktu siangnya banyak digunakan untuk mengurus kepentingan umat. 

c. Ustman bin Affan

Utsman bin Affan adalah seorang yang zuhud, tawaduk, banyak mengingat Allah SWT, banyak membaca Al Qur'an dan memiliki akhlak terpuji. la adalah seorang dermawan yang tidak sayang hartanya untuk didermakan di jalan Allah.

Ketika perang tabuk ia pernah membeli sebuah telaga milik kaum Yahudi untuk kepentingan umat, karena air tersebut tidak boleh diambil oleh kaum muslimin. Juga ketika terjadi paceklik sehingga merenggut banyak korban meninggal, ia menyumbangkan seribu ekor unta. 

d. Ali bin Abi Thalib

Kezuhudan dan kerendahan hati Ali bin Abi Thalib terlihat pada kehidupannya yang sangat sederhana. Beliau tidak malu memakai pakaian bertambal dan beliau sendiri yang menambal pakaiannya. Ali bin Abi Thalib memiliki keistimewaan tersendiri yakni pengertian-pengertiannya yang agung, isyaratnya yang halus, kata-katanya yang unik, uraian dan ungkapan tentang tauhid, makrifat, iman ilmu-ilmu yang luhur dan sebagainya. 

Selain empat sahabat itu ada sahabat yang lain yaitu Salman Al Farisi, Abu Dzar Al Ghifari, Mu'az bin Jbal, Abu Ubaidah bin Jarrah dan sebagainya.