Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Qadariyah dan Ajarannya serta Sikap Ahlussunnah

Daftar Isi [Tampilkan]

Pengertian Qadariyah 

Aliran Qadariyah muncul sekitar tahun 70 H atau 689 M. Nama Qadariyah berasal dari kata qadara, yang berarti memiliki kekuatan atau kemampuan. Dalam istilah Inggrisnya dengan nama free will dan free act. 

Adapun secara termonologi, pengertian aliran Qadariyah adalah suatu paham yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Tuhan. Paham ini berpendapat bahwa tiap-tiap manusia adalah pencipta bagi segala perbuatannya.

Nama Qadariyah dipakai untuk suatu aliran yang memberikan kebebasan dan kekuatan manusia dalam menghasilkan perbuatannya. 

Paham Qadariyah pada hakikatnya adalah sebagian dari paham Mu'tazilah. Karena imam-imamnya terdiri dari orang-orang Mu'tazilah. Golongan ini disebut qadariyah karena mereka berkata bahwa ia 'kuasa sendirinya'. Dan, arti kata qadariyah ialah kuasa. Kaum ini boleh dinamakan Mu'tzailah-Qadariyah. tokoh pendiri aliran qadariyah adalah Ma'bad al Juhani dan Gailan ad-Dimasyqi. 

Doktrin paham Qadariyah adalah, bahwa segala sesuatu yang terjadi karena perbuatan manusia, Allah tidak turut campur (Af’al al 'Ibad min al 'Ibad). Manusia mempunyai tanggungjawab atas perbuatannya, karena itu perbuatan manusia adalah tanggungjawab manusia itu sendiri, 

I'tiqad kaum Qadariyah

Ajaran aliran Qadariyah merupakan turunan i'tiqad kaum Khawarij dan Mu'tazilah. Yakni, i'tiqadnya cenderung rasionalis. I'tiqad yang lebih mendahulukan kekuatan akal ketimbang petunjuk ayat-ayat al Qur'an dan Hadis Nabi Saw. 

  1. Kaum Qadariyah berkeyakinan, bahwa manusia mempunyai kekuasaan mutlak. Sehingga Kaum Qadariyah berkeyakinan bahwa: 
  2. Seluruh perbuatan manusia diciptakan oleh manusia sendiri, bukan diciptakan Tuhan. 
  3. Tuhan tidak mengetahui apa yang akan dan sedang diperbuat oleh manusia sebelumnya, tetapi Tuhan mengetahui setelah pekerjaan itu diperbuat oleh manusiaa 
  4. Perbuatan baik dan buruk diciptakan manusia sendiri. 

Sikap Ahlussunah Waljama'ah 

Kaum Ahlussunah waljama'ah menolak keras i'tiqad kaum Qadariyah yang mengandalkan akal rasio dalam memahami agama. i'tiqad tersebut bertentangan dengan ayat- ayat al Qur'an dan Hadis Nabi Saw. 

Apapun hebatnya akal manusia, manusia tetap nusia. la makhluk yang memiliki keterbatasan. Karena itu kaum Ahlussunah Waljama'ah memiliki keyakinan, bahwa:

  1. Manusian diciptakan Tuhan; dan Tuhan adalah yang menciptakan perbuatan manusia. Perbuatan manusia bukan diciptakan manusia sendiri. 
  2. Tuhan mengetahui apa yang akan dan sedang diperbuat oleh manusia. Tuhan juga mengetahui setelah pekerjaan itu diperbuat oleh manusia. 
  3. Perbuatan baik dan buruk tercipta lewat qadha dan qadar Allah.