Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Al Hasib dan Meneladani Allah dengan Sifat Al Hasib

Daftar Isi [Tampilkan]

 Arti al Hasib

Al Hasib artinya secara etimologia berasal dari kata hasiba dengan tiga huruf Arab ha, sin dan ba. Setidaknya terdapat empat kata dalam bahasa Arab, yaitu menghitung, mencukupkan, bantal kecil dan penyakit dan penyakit yang menimpa kulit sehingga kulit menjadi putih. Hanya saja makna ketiga dan keempat dari kata al Hasib tidak mungkin dilekatkan kepada Allah Swt. Dalam al Quran kata al-Hasib disebutkan empat kali. Tiga terkait dengan Allah Swt dan satu terkait dengan manusia. Dua ayat yang terkait dengan Allah Swt dapat diartikan dengan Dzat yang memberi kecukupan.

Imam al-Ghazali mengartikan al Hasib dengan Dia yang mencukupi siapa saja yang mengandalkan diriNya. Sifat ini hanya milik Allah karena tidak ada satu makhlukpun di dunia ini yang dapat mencukupi kebutuhan orang lain. Menurut al-Ghazali rezeki yang diberikan oleh Allah Swt kepada bayi sesungguhnya karena Al-Hasibnya Allah Swt. Allahlah yang mencukupi kebutuhan bayi dengan menciptakan ibu yang menyusui, air susunya dan insting serta keinginan untuk menyusui.

Arti Al Hasib dapat juga dengan menghitung. Jika kata Al Hasib dikaitkan dengan makna menghitung, maka Allah adalah Dzat yang melakukan perhitungan, baik menghitung amal baik dan buruk seorang manusia dengan cermat dan teliti sehingga tidak ada yang terlepas sedikitpun. Terkadang kata al Hasib jugs dapat di artikan sebagai pemberi perhitungan

Meneladani Allah dengan sifat al Hasib

a. Tenang dan tentram bersama dengan Allah Swt

Seseorang yang memaknai al Hasib sebagai Dzat yang memberi kecukupan, maka ia akan nyaman dan tentram. Ia tidak akan terganggu oleh bujuk rayu setan lalu menjadi sekutunya dan ia tidak akan sedih saat harus kehilangan sesuatu, baik berupa materi atau kesempatan karena ia yakin dirinya sudah merasa cukup dengan adanya Allah Swt.

b. Melakukan amal shalih semata-mata karena Allah.

Seseorang yang memaknai al Hasib dengan makna perhitungan, maka ia akan meyakini sesungguhnya Allah Swt akan menghitung amal shalih setiap manusia. Bagi yang meneladaninya, maka terlebih dahulu ia akan sepenuhnya menyadari bahwa hanya Allah Swt yang memberinya kecukupan. Dengan demikian segala yang ia lakukan ditujukan semata-mata karena Allah Swt.

Selain itu segala kehendak yang ia lakukan pasti harus sesuai dengan kehendakNya. Hal ini dilakukan karena ia yakin Allah Swt telah mencukupkan kebutuhannya.

c. Melakukan interopeksi diri secara terus-menerus

Seandainya makna al Hasib diartikan sebagai Dzat yang memberi perhitungan, maka yang meneladaninya sudah pasti akan senantiasa melakukan introspeksi diri. hal tersebut dilakukan karena ia menyadari sepenuhnya kelak Allah Swt akan melakukan perhitungan terhadap dirinya dengan amat cermat dan teliti. Selain itu, dalam hal apapun yang diminta atas dasar kewajiban agama seperti menunaikan zakat mal misalnya, maka ia akan segera menghitung hartanya dengan cermat dan penuh ketelitian sehingga tidak ada yang keliru.