Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Makalah Jenis Dan Tingkat Kesuburan Tanah Serta Peranan Bahan Organik

Daftar Isi [Tampilkan]

Jenis Dan Tingkat Kesuburan Tanah Serta Peranan Bahan Organik

BAB I PENDAHULUAN

I.I. Latar belakang

Setiap orang berkepentingan terhadap tanah. Tanah sebagai sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai macam aktivitas guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Tanah sebagai sumberdaya yang digunakan untuk keperluan pertanian dapat bersifat sebagai sumberdaya yang dapat pulih (reversible) dan dapat pula sebagai sumberdaya yang dapat habis (Santoso, 1991). Dalam usaha pertanian tanah mempunyai fungsi utama sebagai sumber penggunaan unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, dan sebagai tempat tumbuh dan berpegangnya akar serta tempat penyimpan air yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup tumbuhan.

Tanah merupakan komponen utama dan penting bagi daya dukung suatu kemampuan lahan terhadap pemanfaatannya oleh manusia. Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara, secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi.

1.2 Rumusan Masalah

  1. Apa saja jenis – jenis tanah ?
  2. Apa saja sifat – sifat yang dimiliki tanah ?
  3. Apa yang dimaksud dengan bahan organik ?
  4. Bagaimana peran bahan organik terhadap tingkat kesuburan tanah ?

1.3 Tujuan

  1. Mengetahui jenis – jenis tanah
  2. Mengetahui sifat – sifat yang dimiliki tanah
  3. Mengetahui pengertian bahan organik
  4. Mengetahui peran bahan organik terhadap tingkat kesuburan tanah

1.4 Manfaat

  1. Sebagai bahan referensi untuk belajar
  2. Menambah wawasan dan pengetahuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Jenis – Jenis Tanah

Tanah merupakan salah satu material yang didalamnya mengandung butiran mineral padat yang tersedimentasi dan berasal dari pelapukan bahan organik serta beisi zat cair dan gas yang mengisi ruang – ruang pada partikel padat.

A. Jenis Jenis Tanah Berdasarkan Proses Terbentuknya

1. Tanah Humus

Tanah humus adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan daun dan batang pohon. Tanah ini sangat subur dan sangat cocok untuk digunakan sebagai lahan untuk menanam tanaman. Salah satu contohnya adalah anda dapat menjumpai tanah tersebut pada daerah hutan hujan tropis.

2. Tanah Pasir

Tanah pasir adalah tanah tanah yang berasal dari batuan beku dan batuan sedimen yang terdiri atas butiran kasar dan ada juga yang seperti kerikil.

3. Tanah Alluvial

Tanah aluvial adalah tanah yang terbentuk dari pengendapan lumpur sungai dan terletak di dataran rendah. Tanah ini sangat cocok untuk lahan pertanian karena tanah ini juga sangat subur

4. Tanah Podzolit

Tanah podzolit adalah tanah yang terdapat di daerah pegunungan yang memiliki curah hujan tinggi serta bersuhu rendah. Pada umumnya tanah ini subur. Tanah jenis ini dapat dijumpai di daerah Sumatra, Jawa Barat, Sulawesi, Kalimantan dan Papua.

5. Tanah Vulkanis

Tanah vulkanik adalah tanah yang terbentuk akibat letusan gunung berapi sehingga tanah tersebut sangat subur dan memiliki zat hara yang banyak

6. Tanah laterit

Tanah laterit adalah tanah yang kehilangan kesuburan dan unsur – unsur hara karena larut terbawa air hujan dengan intensitas yang tinggi.

7. Tanah mediteran

mediteran adalah tanah yang memiliki tingkat kesuburan yang rendah dan terbentuk dari proses pelapukan batuan kapur. Anda dapat menjumpai jenis – jenis tanah tersebut di daerah Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

8. Tanah organosol

Tanah organosol adalah tanah yang kurang subur untuk ditanami tanaman. Tanah tersebut terbentuk dari pelapukan tumbuhan rawa. Tanah organosol terbagi atas dua jenis tanah, yaitu tanah humus dan tanah gambut

9. Tanah andosol

Tanah andosol adalah tanah yang mengandung mineral dan bahan organik yang tinggi

10. Tanah entisol

Tanah entisol merupakan tanah yang berasal dari pelapukan material yang berasal dari letusan gunung berapi. Material itu antara lain adalah debu, pasir, lahar dan lapili. Hal inilah yang menjadikan tanah ini sangat subur.

B. Jenis – jenis tanah berdasarkan asalnya

  1. Tanah organik adalah tanah yang berasal dari pelapukan dan sisa tanaman serta juga dapat berasal dari kulit organisme yang telah mati.
  2. Sedangkan tanah anorganik adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan baik secara kimiawi maupun secara fisik.

C. Jenis – jenis tanah berdasarkan kesuburannya

  1. Tanah Muda. Tanah ini mengandung unsur hara sedikit sehingga kurang subur.
  2. Tanah Dewasa. Tanah ini sangat subur dan bagus untuk dimanfaatkan untuk pertanian. Hal ini dikarenakan tanah ini mengandung banyak unsur hara dan nutrisi yang bagus untuk pertumbuhan tanaman.
  3. Tanah Tua. Tanah ini sudah mulai berkurang kesuburannya. Hal ini dikarenakan jumlah unsur hara di dalam tanah tersebu sudah mulai berkurang.
  4. Tanah Sangat Tua. Pada tanah ini sudah tidak subur lagi karena unsur hara yang terkandung di dalamnya tinggal sedikit dan hampir habis.

2.2 Sifat – Sifat Tanah

Jenis tanah yang terletak di tempat – tempat yang berbeda ini juga memiliki sifat sifat yang berbeda satu sama lain.

A. Sifat Fisika Tanah

1. Tekstur tanah

Tekstur tanah merupakan perbandingan dari partikel debu, pasir, serta lempung dalam suaut massa tanah.

2. Struktur tanah

Struktur tanah adalah susunan atau pengikatan dari butir -butir tanah yang membentuk agregat tanah dalam berbagai bentuk, ukuran serta kemantapannya

3. konsistensi tanah

konsistensi tanah merupakan sifat fisik tanah yang menunjukkan besar kecilnya gaya kohesi dan adhesi tanah pada berbagai kelembapan

4. Warna tanah

Warna tanah merupakan suatu hal yang bisa menjadi petunjuk dari beberapa sifat tanah lain. Penyebab umum dari adanya perbedaan warna permukaan tanah ini adalah karena adanya perbedaan kandungan bahan organik dalam tanah.

5. Suhu tanah

Suhu tanah merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kegiatan mikrobiologi dan perkecambahan dari biji tanaman

6. Langas tanah

Langas tanah adalah kandungan air yang mengisi sebagian atau seluruh pori -pori tanah yang terdapat di atas muka air tanah

7. Permeambilitas tanah

Permeambilitas tanah merupakan kecepatan air dalam merembes ke dalam tanah secara horizontal dan vertikal melalui pori -pori tanah

8. Porositas tanah

Porositas tanah merupakan perbandingan dari pori -pori dalam tanah terhadap volume massa tanah.

9. Drainase tanah

Drainase tanah adalah kemampuan tanah dalam mengalirkan serta mengatuskan kelebihan air yang ada di dalam tanah atau di permukaan tanah.

B. Sifat Kimia Tanah

1. Bahan Organik

Bahan organik tanah ini terdiri dari sisa -sisa tanaman serta hewan yang ada di dalam tanah, pupuk hijau, pupuk kandang, kompos, kotoran dan lendir cacing, serangga, serta binatang -binatang besar lain. Kandungan bahan organik tanah bisa dikenali dari warna tanahnya. Tanah yang di dalamnya mengandung bahan organik tinggi relatif akan memiliki efek warna tanah cokelat hingga hitam

2. Unsur hara

Unsur hara merupakan unsur -unsur kimia yang diperlukan oleh tanaman untuk tumbuh. Unsur hara yang disediakan oleh tanah ini dimanfaatkan oleh tanaman sebagai bahan makanan atau nutrisi. Sebab, tanaman juga membutuhkan unsur hara (esensial), di samping kebutuhan akan oksigen dan karbondioksida

3. pH tanah

pH tanah merupakan sifat kimia tanah menunjukkan derajat keasaman dari tanah. pH tanah ini bisa disebut normal jika nilainya berkisar 6,6 hingga 7,5. Sedangkan bila tanah pada kondisi sangat asam dengan pH kurang dari 4,0

C. Sifat Biologi Tanah

Sifat biologi tanah ini dibentuk oleh zat padat tanah yang berupa partikel -partikel tanah, bahan -bahan organik serta organisme tanah. Sifat biologi tanah dipengaruhi oleh beberapa unsur, diantaranya :

1. Total Mikroorganisme Tanah

Total Mikroorganisme Tanah merupakan jumlah total dari mikroorganisme yang ada dalam tanah yang berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Ketersediaan mikroorganisme dalam jumlah yang tinggi menunjukkan adanya keseimbangan komponen di dalam tanah. Komponen yang dimaksud antara lain seperti suplai makanan, energi serta temperatur yang cukup.

2. Jumlah fungi atau jamur tanah

Jumlah fungi atau jamur tanah merupakan ketersediaan dari fungi di dalam tanah yang berperan dalam membantu dekomposisi bahan organik pada tanah yang bersifat asam.

3. Jumlah bakteri pelarut fosfat

Jumlah bakteri pelarut fosfat merupakan bakteri tanah yang berperan dalam mempengaruhi perubahan organik dengan cara melarutkan kandungan fosfat yang ada dalam tanah.

4. Total respirasi tanah

Total respirasi tanah merupakan pengukuran dari respirasi tanah yang akan menentukan tingkat aktivitas mikroorganisme tanah. Jika tingkat sirkulasi tanah semakin tinggi, maka jumlah organisme tanah juga akan semakin banyak.

2.3. Bahan Organik

A. Pengertian bahan organik

Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya

B. Sumber bahan organik

1. Sumber Primer

Sumber Primer yaitu: jaringan organik tanaman (flora) yang dapat berupa:

(a) daun, (b) ranting dan cabang, (c) batang, (d) buah, dan (e) akar;.

Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah tanah. Tumbuhan tidak saja sebagai sumber bahan organik tanah, tetapi juga sebagai sumber bahan organik dari seluruh makhluk hidup

2. Sumber sekunder

Sumber sekunder yaitujaringan organik fauna, yang dapat berupa: kotorannya dan mikrofauna

3. Sumber lain dari luar

Sumber lain dari luar yaitu: pemberian pupuk organik berupa: (a) pupuk kandang, (b) pupuk hijau, (c) pupuk bokasi (kompos), dan (d) pupuk hayati. Sumber primer bahan organik tanah ialah jaringan tumbuhan berupa akar, batang.

2.4. Peranan Bahan organik

Menurut Hakim, et. al. (1986).Peranan bahan organik ada yang bersifat langsung terhadap tanaman, tetapi sebagian besar mempengaruhi tanaman melalui perubahan sifat dan ciri tanah.

A. Pengaruh bahan organik pada sifat fisik tanah:

  1. Kemampuan menahan air meningkat (water holding capasity )
  2. Warna tanah menjadi coklat dan hitam (lebih gelap)
  3. Merangsang granulasi dan agregrat dan memantapkannya
  4. Menurunkan plastisitass dan bulk density (BD) tanah

B. Pengaruh bahan organik pada sifat kimia tanah:

  1. Meningkatkan daya jerap dan kapasitas tukar kation
  2. Jumlah kation yang mudah dipertukarkan meningkat
  3. Unsur N, P, dan S diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme sehingga terhindar dari pencucian dan kemudian tersedia kembali.
  4. Pelarutan sejumlah unsur hara dari mineral oleh asam humus.

C. Pengaruh bahan organik pada sifat biologi tanah:

  1. Jumlah dan aktivitas metabolik organisme meningkat
  2. Kegiatan jasad mikro dalam membantu dekomposisi bahan organikjuga meningkat.

D. Pengaruh Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah

Perkembangan perakaran tanaman paling banyak terletak di lapisan olah atau lapisan atas tanah sampai kedalaman 15-30 cm yang mengandung paling banyak bahan organik.Bahan organik sangat besar peranannya dalam menyediakan media pertumbuhan dan perkembangan perakaran (Suharajo, et. al. 1986).

Bahan organik, terutama yang telah menjadi humus, dengan rasio C/N dimana N 20 dan C 57 %, dapat menyerap air 2-4 x lipat dari bobotnya. Karena kandungan air tersebut maka humus dapat menjadi penyangga bagi ketersediaan air. Tanah-tanah yang banyak mengandung bahan organik memerlukan air lebih banyak untuk disimpan sebagai persediaan, dengan demikian kelembaban tanah akan terjaga lebih baik.

Bahan organik berbentuk humus dapat menahan hara tanaman menjadi bentuk tidak larut dan tidak mudah tercuci air hujan. Makin tinggi kadarbahan organik, makin banyak hara tanaman dapat ditahan, sehingga bahan organik dapat berfungsi sebagai gudang atau media penyimpanan hara tanaman dan pemupukan (anorganik) yang dilakukan dapat lebih efisien.

Bahan organik berfungsi sebagai gudang penyimpanan hara, juga mudah melepaskan hara tersebut untuk dipakai oleh tanaman. Fosfat yang semula terfiksasi Ca, Fe, dan Al yang tidak dapat diserap tanaman akan menjadi tersedia bila unsur-unsur Ca, Fe, dan Al tersebut diikat bahan organik menjadi organo-complex (kompleks organik).

Bahan organik dapat menyerap panas tinggi, sebaliknya dapat juga menjadi isolator panas karena mempunyai daya hantar panas rendah.Karena itu, walaupun permukaan tanah mendapat panas yang tinggi dari sinar matahari, tetapi tanah bagian bawah tidak terlalu terpengaruh.Bahan organik adalah sumber energi atau menjadi bahan makanan bagi banyak jasad mikro yang hidup dalam tanah. Bahan organik segar atau bahan yang belum menjadi humus akan dirombak, dan kehidupan jasad mikro dalam tanahmenjadi stabil setelah humus terbentuk.

Makin banyak bahan organik makin banyak pula populasi jasad mikro dalam tanah.Sifat humus dari bahan organik adalah gembur, bobot isi rendah dan dengan kelembaban tanah tinggi serta temperatur tanah yang stabil meningkatkan kegiatan jasad mikro tanah, sehingga percampurannya dengan bagian mineral memberikan struktur tanah yang gembur dan remah serta mudah diolah.Struktur tanah yang demikian merupakan keadaan fisik tanah yang baik untuk media pertumbuhan tanaman. Tanah yang berstruktur liat, pasir atau tanah yang berstruktur gumpal, bila dicampur dengan bahan organik akan memberikan sifat fisik yang lebih baik.

Butir-butir air hujan yang jatuh ke permukaan tanah mineral mempunyai kekuatan yang mampu memecah massa dan melemparkan butir-butir tanah yang telah lepas sebagai erosi percikan (splash erosion). Setelah lapisan tanah atas jenuh air, ruang-ruang pori tanah cepat tertutup oleh partikel-partikel halus, sehingga air mengalir di permukaan dan membawa partikel-partikel lepas sebagai erosi lapisan permukaan (sheet erosion). Dengan adanya bahan organik di lapisan tanah atas, sheet erosion dapat dihambat karena bahan organik bertindak sebagai perisai. Penutupan poritanah dapat dikurangi karena bahan organik membuat lebih banyak rongga udara dan struktur tanah lebih mantap sehingga partikel tanah tidak mudah lepas. Aliran permukaan berkurang karena lebih banyak air dapat meresap kedalam tanah sehingga sheet erosion dapat dihindari.Dengan demikian bahan organik dapat mengurangi terjadinya erosi.

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan

  1. Jenis Jenis Tanah Berdasarkan Proses Terbentuknyadiantaranya : Tanah humus, tanah pasir, tanah alluvial, tanah andosol, tanah padzolit, tanah vulkanis dll. Jenis – jenis tanah berdasarkan asalnya yaitu tanah organik dan tanah anorganik. Jenis – jenis tanah berdasarkan kesuburannya yaitu : tanah muda, tanah dewasa, tanah tua, tanah sangat tua
  2. Sifat – sifat tanah dapat dibedakan menjadi : sifat fisika tanah, sifat kimia tanah, sifat biologi tanah
  3. Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya
  4. Peranan bahan organik ada yang bersifat langsung terhadap tanaman, tetapi sebagian besar mempengaruhi tanaman melalui perubahan sifat dan ciri tanah

DAFTAR PUSTAKA

Afandie. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta : Penerbit Kanisius
Buckman, H. D dan Brody, 1982. Ilmu Tanah. Yogyakarta. Gajah Mada University Press
Indranada, H.K. 1968. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Jakarta. PT. Bina Aksara
Sarief, S. 1984. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Kuara Bandung. Bandung