Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Makalah Dampak Limbah Plastik Dan Limbah Detergen Terhadap Kesuburan Tanah

Daftar Isi [Tampilkan]

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi, oleh karena itu sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga kelestarian tanah untuk tetap mendukung kehidupan di bumi ini. Namun, sebagaimana air dan udara, tanah pun dapat mengalami pencemaran yaitu masuknya bahan kimia yang dibuat manusia ke dalam tanah alami. Contoh bahan kimia yang mengakibatkan pencemaran tanah adalah limbah plastik dan air detergen.

Plastik adalah suatu jenis bahan yang dekat denga kehidupan sehari-hari. Ketika kita makan, minum dari botol, membawa barang, membungkus sesuatu, mungkin tak sedikit dari kita menggunakan plastik. Sehingga tanpa disadari kita telah turut andil dalam penambahan jumlah sampah plastik yang semakin menggunung dan sulit untuk terurai ini. Menurut data kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI, produksi sampah plastik di Indonesia menduduki peringkat kedua sampah domestik yaitu 5,4 juta ton pertahun.

Plastik terbuat dari bahan dasar sisa minyak bumi beserta aneka bahan lainya yang tidak dapat larut dalam tanah dengan cara yang sama seperti bahan organik. Walaupun tidak dapat terurai, plastik dari berbagai bahan dapat mengalami proses fotodegradasi atau terpecah-pecah bila terkena pancaran ultraviolet dari sinar matahari. Namun proses tersebut tentunya memerlukan waktu yang sangat lama, para pakar memperkirakan setidaknya memerlukan waktu selama 500 hingga 1000 tahun untuk terjadinya penguraian ini.

Indonesia merupakan tanah yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Tanah yang subur mengandung lebih dari 100 juta mikroba per gram, humus dan semacamnya yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Tapi akhir-akhir ini kesuburan tanah di Indonesia mengalami penurunan akibat aktifitas industri dan juga rumah tangga yang membuang limbah ke lingkungan. Misalnya adalah limbah detergen yang digunakan untuk mencuci pakaian. Detergen yang memiliki banyak sekali busa sangat berguna untuk membersihkan kotoran dengan cepat. Namun, sebenarnya busa yang melimpah akan menjadi limbah yang menyebabkan bakteri-bakteri mati, jika bakteri mati maka tanah tidak bisa mengalami proses pembusukan, penguraian zat beracun, dan dapat mengakibatkan penurunan pada kesuburanya.

1.2 Rumusan Masalah

  1. Mengapa plastik dan air detergen dapat mempengaruhi kesuburan tanah?
  2. Dampak apa saja yang dapat ditimbulkan oleh limbah plastik dan air detergen bagi kesuburan tanah?
  3. Bagaimana cara pencegahan limbah plastik dan air detergen agar tidak semakin parah? 

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Limbah plastik dan air detergen dapat mempengaruhi kesuburan tanah

Plastik merupakan senyawa polimer alkena dengan bentuk molekul sangat besar dan tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Karena tidak dapat diuraikan akibatnya plastik akan menumpuk sehingga mengganggu kesuburan tanah. Timbulan sampah yang berasal dari limbah domestik dapat mengganggu atau mencemari karena lindi (air sampah), bau dan estika. Timbulan sampah juga menutupi permukaan tanah sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan. Selain itu, timbunan sampah dapat menghasilkan gas nitrogen dan asam sulfida, adanya zat mercury, chrom dan arsen pada timbunan sampah dapat menimbulkan gangguan terhadap bioorganisme tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan dan tekstur tanah. Limbah lain seperti oksida logam, baik yang terlarut maupun tidak pada permukaan tanah menjadi racun. 

Dalam air detergen mengandung berbagai zat yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dan menyebabkan cacing menjadi mati. Penyebab dari turunnya kesuburan tanah tidak hanya berasal dari hasil pembangunan industri tetapi aktivitas rumah tangga juga ikut serta mempengaruhi hal tersebut.Seperti limbah air detergen dari hasil mencuci pakaian. Kandungan yang terdapat pada detergen seperti petrokomiadan fosfat bahkan nonylphenol ethoxylates (NPE), produk sampingan dalam banyak detergen adalah ancaman utama bagi tanah dan sungai .

2.2 Dampak limbah plastik dan air detergen terhadap kesuburan tanah

Sampah plastik merupakan jenis golongan sampah anorganik yang tidak ter-biodegradasi. Karena tidak dapat terurai di dalam tanah akibatnya menjadikan lapisan tanah menjadi tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak ditembus oleh air. Sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanah pun akan berkurang, akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.

Dalam hal ini plastik yang mengandung logam berat seperti dioksin akan sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan, termasuk tanah. Penurunan kesuburan tanah akan meningkat setiap tahunya jika pembuatan plastik dalam beberapa tahun meningkat. Tanah akan mudah tererosi karena penumpukan sampah plastik di permukaan tanah. Selain itu juga, akan terjadi degradasi lahan yang mengakibatkan lapisan permukaan tanah tertutupi oleh sampah plastik tersebut. Apalagi untuk pertanian semakin besar tanah tersebut tercemar oleh sampah plastik maka akan terjadi penurunan produksi pertanian di suatu wilayah.

Detergen dapat membentuk banyak busa dalam air dan banyak jenis detergen sulit sekali diuraikan oleh enzim-enzim bakteri pengurai sehingga akan tetap utuh dan berbusa. Limbah detergen yang tidak dapat diurai dalam waktu yang singkat ini menyebabkan penurunan tingkat kesuburan tanah dan juga menyebabkan polusi udara karena baunya yang tidak sedap. Menurut Petra Widmer dan Heinz Frick menyatakan bahwa, detergen terurai dalam hitungan minggu hingga bulanan sedangkan persyaratan ekolabel memberikan jangka waktu peruraian limbah detergen di lingkungan alam hanya dua hari. Selain itu detergen dalam air buangan dapat meresap ke air tanah atau sumur-sumur di masyarakat. Air yang tercemar limbah detergen tidak baik bagi kesehatan karena dapat menyebabkan kanker. Kanker ini diakibatkan oleh menumpuknya surfaktan di dalam tubuh manusia.

Bahan lain yang terkandung dalam detergen adalah filler (pengisi). Filler adalah bahan tambahan detergen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh Sodium sulfat. Sedangkan aditif adalah bahan suplemen atau tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna. Bahan aditif ini sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan daya cuci detergen. Aditif ditambahkan untuk komersialisasi produk atau agar produk dapat menarik perhatian konsumen. Contoh dari aditif adalah enzim, boraks, Natrium klorida, Carboxy methyl cellulose (CMC). Sayangnya diantara zat-zat tersebut ada yang tidak bisa dihancurkan oleh mikroorganisme sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Limbah detergen juga menyebabkan pencemaran tanah yang menurunkan kualitas kesuburan tanah yang mengakibatkan tanaman serta membuat cacing menjadi mati. Padahal cacing berfungsi untuk menguraikan limbah organik maupun non organik Dan menyuburkan tanah.

Pencemaran tanah mempunyai dampak yang cukup mengkhawatirkan dan dapat menyebabkan gangguan besar dalam keseimbangan ekologi dan kesehatan makhluk hidup. Berikut adalah beberapa dampak buruk pencemaran tanah :

  1. Turunnya kesuburan tanah yang berakibat pada menurunnya produktifitas tanah. Tanah yang telah terkontaminasi susah bahkan tidak dapat menghasilkan tanaman yang sehat.
  2. Tanah akan kehilangan nutrisi alami yang terkandung di dalamnya. Tanaman juga tidak akan berkembang pada tanah tersebut, yang lebih lanjut akan mengakibatkan erosi tanah.
  3. Gangguan dalam keseimbangan flora dan fauna yang berada di dalam tanah.
  4. Peningkatan salinitas tanah yang akan menyebabkan tanah tandus.

Pada umumnya tanaman tidak dapat tumbuh dan berkembang di tanah tercemar. Namun, jika beberapa tanaman berhasil tumbuh maka tanaman ini akan cukup beracun untuk menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi orang yang dekat atau mengkonsumsinya.

Debu beracun adalah efek potensial lain dari pencemaran tanah.

Polutan tanah akan membawa perubahan dalam struktur tanah, yang akan menyebabkan kematian berbagai organisme penting di dalamnya. Hal ini juga akan mempengaruhi predator yang lebih besar dan memaksa mereka untuk pindah ke tempat lain setelah mereka kehilangan pasokan makanannya beracun untuk menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi orang yang dekat atau mengkonsumsinya.

Jadi, limbah air detergen menyebabkan penurunan tingkat kesuburan tanah atau disebut dengan pencemaran tanah. Pencemaran tanah mengakibatkan tanaman serta cacing menjadi mati. Karena jika cacing mati maka tidak ada yang menguraikan limbah organik maupun non organik pada tanah dan tanah menjadi tidak subur. Pencemaran tanah juga dapat mengganggu segala aktivitas makhluk hidup.

2.3 Pencegahan penyemaran limbah plastik dan air detergen

Penanggulangan limbah plastik tidak bisa langsung dihilangkan secara cepat karena akan membutuhkan proses yang panjang. Namun kita bisa memulainya dengan cara yang lebih mudah, yaitu dengan memisahkan sampah menjadi dua golongan yaitu sampah organik dan anorganik.

Sampah organik merupakan sampah yang dapat ter-biodegradasi atau dapat diuraikan oleh tanah, sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat diuraikan oleh tanah. Maka dari itu sangatlah bijak bagi rumah tangga yang memisahkan sampahnya atas dua bagian organik dan anorganik ke dalam dua wadah yang berbeda.

Sampah organik yang dapat ter-biodegradasi dapat kita olah kembali, seperti: dijadikan bahan urukan, kemudian kita tutup dengan tanah sehingga terdapat permukaan tanah yang dapat kita gunakan kembali, kemudian bisa dijadikan kompos khususnya kotoran hewan yang dapat dibuat biogas, dll. Sedangkan sampah anorganik yang tidak dapat diuraikan dapat kita gunakan kembali menggunakan daur ulang dari bahan yang tidak layak pakai menjadi bahan yang layak pakai dan dapat di komersilkan.

Untuk mengurangi limbah air detergen dapat dimulai dengan menggunkan detergen sesuai takaranya dan tidak menggunakan secara berlebihan, karena nyatanya pakaian tidak lebih bersih dengan tambahan detergen bahkan pakaian yang tidak terlalu kotor bisa dibersihkan hanya dengan dikucek tangan atau mesin cuci tanpa detergen. Kemudian menanam tanaman penyerap zat pencemar pada samping selokan seperti: jaringao, pontederia cordata (bunga ungu), lidi air, futoy ruas, thypa angustifolia (bunga coklat), melati air, dan lili air. Meskipun kurang efektif karena tumbuhan tersebut hanya mampu menyerap sedikit limbah, tetapi cara ini cukup mudah dan sederhana untuk dilakukan.

Cara pencegahan lainya adalah tidak membuang sampah sembarangan. Sampah apapun, khusunya pembersih berbahan kimia atau produk-produk medis wajib dibuang ke tempat sampah. Sampah yang berserakan pun perlu ada inisiatif untuk membuang sebab jika terbawa ke air sungai akan berpotensi berbahaya bagi manusia dan lingkungan karena sifatnya yang menular, beracun, dan radioaktif. Langkah yang terakhir adalah menggunakan detergen dengan hemat dan efisien.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Plastik merupakan senyawa polimer alkena dengan bentuk molekul sangat besar dan tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Karena tidak dapat diuraikan tentunya berakibat pada pencemaran lingkungan. Sampah plastik yang menumpuk dalam tanah akan mengakibatkan lapisan tanah tidak dapat ditembuh oleh akar tanaman dan mengurangi resapan air dari luar. Selain itu kandungan kimia dari bahan plastik juga sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup tanaman di sekitarnya.

Pencemaran lingkungan yang lainya juga disebabkan oleh limbah air detergen yang digunakan untuk mencuci pakaian. Semakin besarnya produksi dan pemasaran detergen serta penggunaanya yang berlebihan dapat meningkatkan kadar limbah detergen yang terbuang di lingkungan. Kandungan zat-zat kimia yang terdapat dalam detergen sangat berbahaya bagi makhluk hidup disekitarnya dan dapat mengurangi tingkat kesuburan tanah.

Cara penanggulangan untuk limbah plastik adalah dengan memilah dan menggolongkan semua sampah yang terbuang menjadi dua bagian, yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik adalah sampah yang dapat terurai sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat terurai. Untuk sampah organik dapat digunakan kembali dengan cara ditimbun atau dibuat kompos dan biogas. Untuk sampah anorganik dapat didaur ulang dari sampah yang tidak layak pakai menjadi layak pakai dan bahkan dapat dikomersilkan, misalnya mendaur ulang sampah plastik menjadi tas, dll. Untuk limbah air detergen dapat diatasi dengan cara mengurangi penggunaan detergen sesuai takaranya, mengurangi penggunaan pelembab, pemutih, dll. Karena kandungan kimianya yang dapat bereaksi dengan kandungan kimia di alam sehingga dapat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya.

3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini tentunya masih ada kekurangan dan tidak luput dari berbagai kesalahan. Untuk itu kami berterimakasih kepada para pembaca yang sudah berkenan untuk membaca makalah kami, serta kami mengharapkan kritikan dan juga saran agar penyusunan makalah ini dapat lebih baik lagi. 

Referensi :

https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/upaya-mengantisipasi-limbah-deterjen

https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/bahaya-sampah-plastik-untuk-kesuburan-tanah-61

http://carolinaeva.blogspot.com/2012/10/pengaruh-sampah-plastik-pada-kesuburan.html

http://mmi.manbaul-huda.com/2019/09/14/dampak-limbah-air-detergen-terhadap-kesuburan-tanah/