Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hubungan Antara Qadha Dan Qadar Dengan Ikhtiar

Daftar Isi [Tampilkan]

Hubungan Antara Qadha Dan Qadar Dengan Ikhtiar

Pada uraian tentang pengertian Qadha dan Qadar telah jelas dan dapat diambil kesimpulan bahwa antara Qadha dan Qadar mempunyai hubungan yang sangat erat.

Qadha adalah ketentuan-ketentuan dari Allah yang merupakan garis-garis perencanaan yang akan diberlakukan kepada manusia. Sedang Qadar adalah pelaksanaan dari ketentuan atau rencana yang telah digariskan oleh Allah, yang sering disebut dengan takdir.

Jadi hubungan antara Qadha dan Qadar ibarat hubungan antara ketentuan atau rencana Allah dengan pelaksanaan dari rencana tersebut. Qadarnya Allah yang merupakan ketentuan-ketentuan sebagai garis-garis perencanaan selalu sesuai dengan Qadha-Nya yang merupakan pelaksanaan dari ketentuan atau rencana tersebut. Firman Allah
وَإِن مِّن شَىۡءٍ إِلَّا عِندَنَا خَزَآٮِٕنُهُ ۥ وَمَا نُنَزِّلُهُ ۥۤ إِلَّا بِقَدَرٍ۬ مَّعۡلُومٍ۬ (٢١)
Artinya : "Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu. (21)" (QS. Al Hijr:21)

Orang-orang kadang menggunakan istilah Qadha dan Qadar dengan satu istilah yaitu Takdir. Ketika ada yang terkena musibah lalu orang tersebut mengatakan “sudah takdir” maksudnya adalah Qadha dan Qadar.

Semua makhluk Allah itu tidak akan terlepas dari takdir. Biarpun segala sesuatu berjalan melalui takdir, namun tidak berarti kita harus menyerah saja kepada takdir atau nasib, teteapi harus berusaha sekuat tenaga untuk mengubah nasib itu. Hal inilah yang dinamakan dengan ikhtiar.

Ikhtiar yaitu usaha menusia untuk mencapai sesuatu yang diharapkan. Usaha ini adalah untuk mencapai sesuatu yang lebih baik di dunia dan di akhirat. Sebagai contoh, orang yang ingin pandai maka ia berusaha dengan belajar.

Berikhtiar tidaklah kita memikirkan takdir yang berlaku, sebab tidak seorangpun yang mengetahui nasib yang akan datang. Hendaknya dalam menapak kehidupan ini kita wajib selalu giat dan berusaha sekuat tenaga untuk meraih hal yang lebih baik. Tidak boleh dalam hidup ini hanya berpangku tangan menunggu takdir.

Dalam hubungan antara Qadha, Qadar dan Ikhtiar, para ulama berpendapat bahwa takdir dibagi menjadi dua, yaitu:

Takdir Muallaq

Takdir muallaq adalah takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar/usaha menusia. Artinya takdir itu terjadi berkaitan dengan usaha manusia. Contoh: ada seorang siswa bercita-cita ingin menjadi takdir, untuk mencapai cita-citanya itu ia sekolah pada ilmu kedokteran sambil belajar dengan tekun, akhirnya apa yang dicita-citakan menjadi kenyataan, ia menjadi seorang dokter.

Sesuai dengan firman Allah di dalam surat An-Najm ayat 39, sebagai berikut
وَأَن لَّيۡسَ لِلۡإِنسَـٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ (٣٩)
Artinya : "dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. (39)" (QS. An-Najm:39)

Firman Allah
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِہِمۡ‌ۗ
Artinya : "Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan [3] yang ada pada diri mereka sendiri" (QS. Al-Ro'du:11)

Takdir Mubram

Takdir mubram yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau ditawar-tawar lagi oleh manusia. Contoh : kematian seseorang tidak dapat dihindari olehnya. Pak Surya sakit parah walaupun sudah berikhtiar berobat ke dokter ahli baik di dalam maupun di luar negeri jika Allah menentukan ajalnya tiba maka tak ada yang bisa menolongnya. Pak Surya pun akhirnya meninggal dunia. Dan pada kasus yang lain, seseorang yang tertimpa reruntuhan bangunan karena terjadi gempa bumi yang sangat dahsyat hingga terluka parah, patah kaki dan tangannya, jika belum sampai ajalnya maka dia tidak mati.
Firman Allah
إِذَا جَآءَ أَجَلُهُمۡ فَلَا يَسۡتَـٔۡخِرُونَ سَاعَةً۬‌ۖ وَلَا يَسۡتَقۡدِمُونَ (٤٩)
Artinya : "Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak [pula] mendahulukan [nya]. (49)" (QS. Yunus:49)

Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Adil. Ketentuan (Qadha) maupun keputusan (Qadar) Allah berjalan sesuai dengan kehendaknya dengan memperhatikan proses sebab akibat. Proses sebab akibat ini disebut sunatullah.