Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jenis-Jenis Media Sosialisasi dan Perannya Masing-Masing

Daftar Isi [Tampilkan]

Jenis Media Sosialisasi

Ada beberapa jenis media sosialisasi yang bertindak sebagai agen sosialisasi, yaitu:

Keluarga

Keluarga adalah kelompok sosial terkecil dalam masyarakat, berperan sebagai media sosialisasi primer bagi seorang anak. Karena di dalam lingkungan keluarga itulah anak pertama kali mengenal dunia sekitarnya dan pola pergaulan sehari-hari. 

Arti penting keluarga sebagai media sosialisasi primer bagi anak terletak pada pentingnya kemampuan yang diajarkan pada tahap ini. Kebijaksanaan orang tua yang paling baik dalam menunjang proses sosialisasi anak-anaknya, adalah:

  1. Mengusahakan anak-anaknya agar selalu berdekatan dengan orang tuanya,
  2. Memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar, sehingga jiwa anak tidak merasa tertekan,
  3. Mendorong anak agar dapat membedakan antara benar dan salah, baik dan buruk, pantas dan tidak pantas, dll,
  4. Memperlakukan anak dengan baik, sehingga orang tua harus dapat membawakan peran yang baik,
  5. Menasehati anak-anak jika melakukan kesalahan dan kekeliruan, serta menunjukkan dan mengarahkan ke jalan yang benar, dan juga tidak mudah menjatuhkan hukuman kepada anak-anak.
  6. Dalam keluarga anak-anak akan mengalami kekecewaan apabila kondisi yang diharapkan tidak sesuai dengan kebijaksanaan semula. Kekecewaan akan terjadi karena:
  7. Orang tua kurang memperhatikan anak-anaknya, terlalu sibuk dengan kepentingannya, sehingga anak merasa diabaikan. Akibatnya hubungan anak dengan orang tuanya menjadi jauh, padahal anak sangat memerlukan kasih sayang dan kehangatan mereka.
  8. Jika orang tua terlalu memaksakan kehendaknya dan gagasannya kepada anak dengan ancaman sanksi, sehingga anak merasa berat, tertekan jiwanya, akhirnya ingin mencari perlindungan, kasih sayang dan kehangatan di luar keluarganya.

Pola Sosialisasi Keluarga

Dalam lingkungan keluarga ada 2 macam pola Sosialisasi, yaitu:

1. Sosialisasi Represif

Yaitu pola Sosialisasi yang mengutamakan adanya ketaatan anak kepada orang tua. Tekanannya terletak pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Ciri utamanya: menekankan kepatuhan anak kepada orang tua sehingga komunikasi bersifat satu arah, yaitu terletak pada keinginan orang tua saja.

Ciri-ciri Sosialisasi Represif

  1. Menghukum perilaku yang keliru
  2. Hukuman dan imbalan material
  3. Kepatuhan anak terhadap orang tua
  4. Komunikasi sebagai perintah
  5. Komunikasi nonverbal
  6. Sosialisasi berpusat pada orang tua
  7. Anak memperhatikan harapan orang tua
  8. Dalam keluarga biasanya didominasi orang tua (ayah)

Contoh: apabila orang tua melakukan hukuman fisik kepada anak yang tidak mentaati perintahnya, sehingga anak menderita cacat. Sifat orang tua yang otoriter akan menghambat pembentukan pribadi anak, sehingga akan menimbulkan sebagai berikut:

  1. Proses kedewasaan anak menjadi sulit
  2. Anak tidak dapat membentuk sikap mandiri dalam bertindak sesuai dengan peranannya
  3. Sesudah dewasa anak tidak berani mengembangkan diri, tidak dapat mengambil sebuah keputusan dan akan selalu bergantung pada orang lain,
  4. Akan menimbulkan konflik dalam diri anak.

2. Sosialisasi Partisipasi

Yaitu pola Sosialisasi yang mengutamakan adanya partisipasi oleh anak (memberikan apa yang diminta anak apabila anak berprilaku baik). Tekanannya terletak pada interaksi anak yang menjadi pusat sosialisasi dan kebutuhannya.

Ciri ciri Sosialisasi Partisipasi

  1. Memberikan imbalan bagi perilaku yang baik
  2. Hukuman dan imbalan simbolis
  3. Otonomi anak
  4. Komunikasi sebagai interaksi
  5. Komunikasi verbal
  6. Sosialisasi berpusat pada Anak
  7. Orang tua memperhatikan keinginan anak
  8. Dalam keluarga biasanya mempunyai tujuan sama

Teman Sepermainan

Proses sosialisasi yang berlangsung dengan teman Sepermainan berbeda dengan yang terjadi dalam keluarga. Dalam lingkungan keluarga, melibatkan hubungan yang tidak sejajar. Misalnya: kakak dengan adik, ayah/ibu dengan anak, kakek atau nenek dengan cucu, bibi/paman dengan keponakan, dll.

Pada usia remaja, kelompok sepermainan akan berkembang menjadi kelompok persahabatan yang lebih luas. Hal ini disebabkan karena ruang lingkup pergaulannya bertambah luas, baik di sekolah maupun di luar sekolah. 

Teman Sepermainan merupakan media sosialisasi setelah keluarga yang berpengaruh penting dalam pembentukan kepribadian anak. Bagaimana prosesnya?

  1. Mempersamakan diri sendiri dengan teman Sepermainan, merupakan salah satu mekanisme penting di dalam perkembangan tingkah laku
  2. Mereka saling meniru dan belajar dari segala yang dilihatnya dari teman Sepermainan, umumnya yang sebaya
  3. Timbul kesadaran dalam diri anak tentang orang lain disekitarnya
  4. Kehadiran dan pembentukan kepribadian dimulai.

Berkaitan dengan pembentukan kepribadian, ada beberapa pendapat tentang "kedirian" oleh para ahli, antara lain:

  1. Cooley : kedirian yang objektif banyak diperoleh dari orang lain.
  2. Freud : kedirian sebagai hasil konflik yang terus menerus dialami seseorang dengan lingkungan sosialnya.
  3. Goffman : mengalihkan kedirian dengan kepribadian. Kepribadian terbentuk dan mengalami perubahan sewaktu proses sosialisasi berlangsung.
  4. Mead : kedirian memiliki suatu aspek kreatif dan spontan.

Peranan Positif Kelompok Persahabatan Bagi Perkembangan Kepribadian Anak

  1. Remaja merasa aman dan merasa dianggap penting dalam kelompok persahabatan
  2. Remaja dapat tumbuh dengan baik dalam kelompok persahabatan
  3. Remaja mendapat tempat yang baik bagi penyaluran rasa kecewa, takut, khawatir, tertekan, dan gembira, dsb. Yang mungkin tidak didapatkan di rumah
  4. Remaja dapat mengembangkan ketrampilan-ketrampilan sosial yang berguna bagi kehidupan
  5. Remaja dapat bersikap lebih dewasa, karena pada umumnya kelompok persahabatan mempunyai pola perilaku dan kaidah tertentu.

Peranan Negatif yang Timbul Dalam Kelompok Persahabatan

  1. Munculnya kelompok persahabatan yang dinamakan "Geng", yaitu kelompok sosial yang mempunyai kegemaran berkelahi atau membuat keributan, bahkan tidak jarang mereka minum-minuman keras dan minum pil koplo.
  2. Munculnya kelompok persahabatan yang dinamakan "Klik", yaitu kelompok kecil tanpa struktur formal yang anggotanya mempunyai pandangan atau kepentingan sama.

Catatan :

Teman Sepermainan: merupakan kelompok sebaya terdiri dari sejumlah kecil orang yang memiliki umur hampir sama dan melakukan interaksi dalam frekuensi yang cukup tinggi atau sering melakukan berbagai kegiatan bersama-sama.

Persahabatan: merupakan pengelompokan sosial yang melibatkan orang-orang yang berhubungan akrab antara satu dan yang lain atas dasar sering bertemu dan bukan pula atas dasar percintaan.

Lingkungan Sekolah


Di sekolah seseorang siswa mempelajari hal-hal yang belum dipelajari di lingkungan keluarga atau teman bermain. Sekolah mempersiapkan anak untuk menguasai peranan-peranan bagi masa depannya, agar anak dapat mandiri.

Fungsi pendidikan sekolah sebagai media sosialisasi, antara lain:

  1. Mengembangkan potensi anak untuk mengenal kemampuan dan bakatnya
  2. Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskan dari generasi satu ke generasi selanjutnya
  3. Merangsang partisipasi demokrasi melalui pengajaran: ketrampilan berbicara dan mengembangkan kemampuan berpikir secara rasional dan bebas
  4. Memperkaya kehidupan dengan menciptakan cakrawala intelektual dan cita rasa keindahan kepada para siswa serta meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri melalui bimbingan dan penyuluhan.
  5. Meningkatkan taraf kesehatan melalui pendidikan olahraga dan kesehatan
  6. Menciptakan warga negara yang mencintai tanah air, menjunjung integrasi antar suku dan antar budaya
  7. Mengadakan hiburan umum (pertandingan olahraga atau pertunjukan kesenian)

Agar fungsi pendidikan tersebut tercapai, disekolah ada dua jenis kurikulum, yaitu:

  1. Kurikulum nyata (Real Curriculum), misalnya: matematika, bahasa, IPS, IPA, PPKn dan kesenian.
  2. Kurikulum tersembunyi (Hidden Curriculum), berupa aturan-aturan sopan santun, berpakaian rapi, penghargaan terhadap waktu, berpikir dan bersikap sistematis (runtut)

Lingkungan Kerja

Lingkungan Kerja juga berpengaruh besar dalam pembentukan kepribadian seseorang. Di lingkungan Kerja, seseorang akan berinteraksi dengan teman sekerja, pimpinan dan relasi bisnis.

Dalam lingkungan Kerja tertentu seringkali menimbulkan konflik batin tentang mana yang harus diutamakan antara "nilai kedinasan" dan "nilai karir" yang harus tidak selalu identik. 

Kecenderungan dewasa ini adalah: "kedinasan lah yang menentukan jenjang karir seseorang, sehingga kedinasan menjadi prioritas utama".

Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Pola Pendidikan Anak

Dalam sebuah keluarga apabila suami dan istri bekerja ditempat yang pola kehidupannya bertentangan, akan membentuk kepribadian yang bertentangan pula. Hal ini akan berpengaruh terhadap pola pendidikan anak. 

Anak menjadi kebingungan dalam memilih pola pendidikan yang harus diikutinya. Pola ayah atau ibu. Sebagai orang tua yang bijaksana, seharusnya suami dan istri melakukan penyesuaian demi keserasian pola pendidikan anak.

Meskipun mempunyai karir yang tinggi dilingkungan kerja, namun di dalam keluarga tidak terdapat keserasian dan kedamaian, hal ini tidak akan bermanfaat. 

Oleh karena itu, di lingkungan kerja tertentu seseorang harus lebih banyak berpikir mengenai akibat-akibatnya, terutama bagi keluarga dan khususnya bagi pendidikan anaknya.

Media Massa

Meskipun tidak secara langsung mengajari, tetapi media massa merupakan alat sosialisasi yang paling efektif. Media massa terdiri atas:

  • Media cetak: surat kabar dan majalah
  • Media elektronik: radio, televisi, video, film, piringan hitam, kaset dll.

Pesan yang ditayangkan melalui media elektronik (seperti televisi) dapat mengarahkan masyarakat ke arah perilaku:

  • Pro sosial (sesuai dengan norma-norma masyarakat)
  • Anti sosial (bertentangan dengan norma-norma sosial)

Dampak Positif dan Negatif Media Massa

a. Dampak positif media elektronik (TV) terhadap sosialisasi dan kepribadian anak, dapat merangsang interaksi, eksperimen, pertumbuhan mental dan sosial, memotivasi untuk berprestasi, memperluas cakrawala pengetahuan.

b. Dampak negatif media elektronik (TV) terhadap sosialisasi dan kepribadian anak.

  1. Penayangan laporan perang yang berkesinambungan dan film yang menonjolkan kekerasan, mendorong perilaku agresif pada anak.
  2. Penayangan adegan porno, mendorong terjadinya perubahan moral dan peningkatan pelanggaran susila dalam masyarakat
  3. Penayangan iklan, berpotensi mengubah pola konsumsi atau gaya hidup masyarakat
  4. Penayangan acara televisi yang tidak sesuai dengan waktunya mendorong anak malas belajar

c. Langkah untuk mengatasi dampak negatif media elektronik TV

Orang tua hendaknya memperhatikan dan ikut serta memberikan penjelasan terhadap keinginan anak-anak, apabila ingin melihat acara televisi yang kurang layak ditonton